Pages

April 02, 2012

Tawaduk, Taat, Qana'ah dan Sabar


A.    TAWADUK
1.      Pengertian Tawaduk
Tawaduk secara bahasa artinya rendah hati. Secara istilah tawaduk adalah sikap merendahkan hati, baik di hadapan Allah SWT maupun sesama manusia. Sikap tawaduk merupakan bagian dari Akhlakul karimah sehingga sikap dan perilaku manusia kan menjadi lebih baik. Manusia yang sadar akan hakikat kejadian dirinya tidak akan pernah mempunyai alasan untuk merasa lebih baik antara yang satu dan yang lainnya.
Firman Allah SWT dalam surah Al Furqan ayat 63.
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلامًا (٦٣)
Artinya : “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila ada orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik”(QS.Al Furqan :63)
Berdasarkan ayat di atas, Allah Swt memerintahkan umat-Nya untuk merendahkan hati terhadap sesama dengan cara mengucapkan kata-kata yang baik dan lemah lembut.
Rasulullah saw dalam sebuah hadistnya juga menjelaskan bahwa orang-orang yang tawaduk akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt.
ان رسول الله صلى الله عليه و سلم قال من تواضع لله درجة حتى يجعله في عليين ومن تكبر عل الله درجة وضعه الله حتى يجعله فى اسفل سافلين (رواه احمد(
Artinya : Sesungguhnya Rosululloh SAW bersabda “Barang siapa yang merendahkan diri di hadapan Allah SWT,maka Allah akan mengangkat derajatnya pada tempat yang tinggi. Dan barang siapa yang takabur kepada Allah, maka Allah akan menghinakannya sampai ke tempat yang serendah-rendahnya”.(HR Ahmad)
Sebagai pelajar muslim, setinggi apapun ilmu yang kita miliki, sepandai apapun kita disekolah, secantik apapun paras kita, jika kita tidak menghiasai nya dengan sikap tawaduk maka semua yang kita miliki akan sia-sia. Oleh karena itu menurut pepatah “Ambilah pelajaran dari buah padi, semakin berisi semakin merunduk. Semakin orang punya ilmu tinggi, semakin rendah hati”.


2.      Contoh Perilaku Tawaduk
Contoh seseorang yang menampakkan sikap tawaduk, antara lain sebagai berikut :
  1. Seseorang yang mempersilakan duduk untuk orang alim terlebih dahulu.
  2. Seseorang ketika bertemu dengan sesama muslim selalu menampakan wajah yang berseri-seri, bertutur kata dengan lemah lembut, dan tidak menganggap dirinya lebih baik dari orang lain.
  3. Seseorang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi, tetapi tidak segan untuk mengunjungi orang-orang yang menjadi bawahannya.
  4. Seseorang yang mau duduk, berdiskusi, dan berjalan bersama dengan orang-orang miskin atau orang-orang cacat.
  5. Seseorang yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tidak berlebih-lebihan dan tidak sombong.

B.     TAAT
1.      Pengertian Taat
Taat secara bAhasa artinya senantiasa tunduk dan patuh. Secara istilah taat adalah tunduk dan patuh, baik terhadap perintah Allah Swt, Rasul-Nya, maupun ulil amri (pemimpin).
Firman Allah Swt :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا (٥٩)

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”(QS An Nisa:59)
Berdasarkan ayat di atas, Allah Swt memerintahkan kepada orang-orang yang beriman supaya taat kepada Allah Swt, Rasulullah saw, dan ulil amri (pemimpin).
Dengan demikian perintah ketaatan itu dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
1.      Taat kepada Allah Swt
Taat kepada Allah Swt berarti bahwa setiap mukmin harus melaksanakan segala perintah-Nya sebagaimana yang terdapat didalam Al qur~an dan menjauhi larangan-Nya. Karena apapun yang diperintahkan Allah Swt itu mengandung maslahat (kebaikan) dan apa yang dilarang oleh-Nya mengandung mudarat (keburukan).
Firman Allah Swt.
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (٣٢)
Artinya : Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (QS Ali Imran:32)
2.      Taat kepada Rasul-Nya
Taat kepada Rasul-Nya berarti setiap mukmin harus melaksanakan ajaran-ajaran yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad Saw. Sebagai rasul Allah Swt, beliau mempunyai tugas menyampaikan amanah kepada umat-Nya. Oleh karena itu, bagi setiap muslim yang taat kepada Allah Swt juga harus taat kepada Rasul-Nya (Nabi Muhammad  saw)
Firman Allah Swt :
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَإِنَّمَا عَلَى رَسُولِنَا الْبَلاغُ الْمُبِينُ (١٢)
Artinya : “Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling Sesungguhnya kewajiban Rasul kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (QS At Tagabun:12)
3.      Taat kepada Ulil Amri (Pemimpin)
Taat kepada ulil amri berarti setiap mukmin harus taat kepada peraturan-peraturan pemimpinnya selama tidak menyimpang dari ajaran islam . Bahkan tidak hanya terhadap pemimpin, tetapi juga orang-orang mempunyai yang kuasa atau kedudukan lebih tinggi, seperti anak kepada orang tua, murid kepada guru, istri kepada suami, dan masyarakat kepada pemimpin setempat.
عن ابي عمر رضي الله عنه عن النبي صل الله عليه و سلم قا ل على المرء المسلم السمع والطاعة فيما احب وكره الا ان يوءمر بمعصية فلا سمع ولا طاعة   (رواه مسلم)
Artinya : “Dari Ibnu Umar r.a dari Nabi Muhammad SAW bersabda, Wajib bagi seorang muslim mendengarkan dan taat sesuai dengan yang ia sukai dan apabila diperintah untuk menjalankan maksiat jangan dengarkan dan jangan taati.”(HR Muslim)
2.      Contoh Perilaku Taat
Diantara contoh perilaku taat, baik kepada Allah Swt, Rasulullah Saw, maupun ulil amri adalah sebagai berikut :
a.       Melaksanakan rukun iman, yaitu iman kepada Allah Swt, malaikat, rasul, kitab, qada dan qadar, serta hari akhir.
b.      Melaksanakan rukun Islam, yaitu membaca kedua syahadat, salat, puasa, zakat, dan haji.
c.       Menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah dan pihak-pihak tertentu yang memiliki kuasa, seperti tidak melanggar peraturan lalu lintas, tidak berbuat kekerasan, dan turut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial.

C.    QANAAH
1.      Pengertian Qanaah
Menurut bahasa qanaah artinya merasa cukup. Menurut Istilah qanaah berarti merasa cukup atas apa yang telah dikaruniakan Allah Swt kepada kita sehingga mampu menjauhkan diri dari sifat tamak, sifat tersebut berdasarkan pemahaman bahwa rezeki yang kita dapatkan sudah menjadi ketentuan Allah Swt. Apapun yang kita terima dari Allah Swt merupakan karunia yang tiada terhingga. Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita wajib bersyukur kepada-Nya.
Firman Allah Swt :
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (٦)
Artinya: “Dan tidak ada sesuatu binatang melata pun di bumi ini, melainkan Allahlah yang memberi rezekinya.”(QS Hud : 6 )
Ayat diatas menjelaskan bahwa setiap rezeki yang kita peroleh adalah dari Allah Swt, Akan tetapi, tidak berarti kita harus pasrah tanpa ada ikhtiar atau usaha, justru kita dituntut untuk berusaha semaksimal mungkin demi meningkatkan kesejahteraan hidup.
Sifat qanaah tidak membuat orang mudah putus asa atas ujian dan cobaan yang diberikan Allah Swt, baik berupa ketakutan, kelaparan, bencana, maupun kekurangan harta benda. Akan tetapi, mereka akan tetap bersabar menerima ujian tersebut dan tidak patah semangat untuk menjalani kehidupannya kembali. Hal ini sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al qur`an  surah Al Baqarah:155)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥)
Artinya: “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al Baqarah:155)
Orang yang memiliki sifat qanaah merasa cukup dengan apa yang dia dapatkan meskipun sedikit. Dengan demikian, hati kita bisa menjadi tenang dan jauh dari sifat ketamakan. Sebagaimana hadist Nabi Muhammad saw, yang menjelaskan bahwa seseorang yang dapat melaksanakan hidup dengan sifat qanaah, maka ia termasuk orang-orang yang beruntung. 
Sabda Nabi Muhammad SAW.
عن عبدالله ابن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : قد افلح من اسلم ورزق كفافا وقنعه الله بما اتاه (رواه مسلم)
Artinya : “dari Abdillah bin Umar r.a berkata Rosululloh SAW, “Sungguh beruntung orang yang masuk Islam mendapat rizki secukupnya dan ia merasa cukup dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya.”(HR. Muslim)
2.      Contoh Perilaku Qanaah
Diantara beberapa contoh yang mencerminkan sifat qanaah adalah sebagai berikut :
  1. Menerima dengan ikhlas setiap rezeki yang diberikan Allah Swt.
  2. Senantiasa berpikir positif menerima ujian, cobaan, kegagalan, bahkan nikmat dari Allah Swt.
  3. Bekerja keras dan tetap optimis.
  4. Tidak berlebih-lebihan artinya membelanjakan harta sesuai kebutuhan.

D.    SABAR
1.      Pengertian Sabar
Sabar dalam arti bahasa adalah menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa), dan tabah. Adapun seara istilah adalah menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridlo Allah SWT. Firman Allah SWT dalam Surah Lukman ayat : 17.
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ (١٧)
Artinya : “Bersabarlah terhadap musibah yang menimpa kamu sesungguhnya yang demikian itu adalah sebaik-baiknya pekerjaan.’ (QS. Luqman : 17)
Dalam ayat tersebut, sebagai muslim kita dituntut untuk bersabar terhadap musibah atau cobaan, seperti kematian, sakit, kelaparan atau kegagalan atas sebuah cita-cita.Namun demikian, tidak berarti kita hanya bersabar  terhadap hal-hal yang tidak disukai tetapi bisa juga berupa hal-hal yang disukai misalnya segala kenikmatan duniawi. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan mengekang diri dari memperturutkan hawa nafsu.
Menurut Imam Al Ghazali, sabar merupakan ciri khas yang dimiliki manusia. Binatang tidak memerlukan sabar karena diciptakan tunduk sepenuhnya kepada hawa nafsu, bahkan hawa nafsu itulah satu-satunya yang mendorong binatang untuk bergerak atau diam. Sedangkan malaikat, tidak memerlukan sifat sabar karena memeng tidak ada hawa nafsu yang harus dihadapinya. Malaikat cenderung kepada kesucian, sehingga tidak diperlukan sifat sabar untuk memelihara dan mempertahankan kesuciannya itu.

2.      Macam-macam Sabar
Menurut Yusuf Al Qardawi dalam bukunya As Sabr fi Al Quran, sabar dapat dibagi menjadi enam macam, yaitu :
a.       Sabar Menerima Cobaan Hidup
Cobaan hidup baik fisik maupun  nonfisik akan menimpa semua orang, seperti lapar, haus, rasa sakit da kerugian harta. (lihat firman Allah SWT QS.Al Baqarah ayat 155-156). Oleh karena itu, untuk dapat bertahan hidup di dunia ini dibutuhkan kesabaran dan ketegaran.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥)الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (١٥٦)
155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"
b.      Sabar dari Keinginan Hawa Nafsu
Hawa nafsu menginginkan segala macam kenikmatan hidup, kesenangan dan kemegahan dunia. Untuk mengendalikan segala keinginan itu diperlukan kesabaran. Jangan sampai keseangan hidup di dunia ini, berupa harta benda dan anak-aak menyebabkan seseorang lalai dari mengingat Allah SWT. (lihat firman Allah SWT QS Munafiqun ayat 9)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (٩)
9. Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.

c.       Sabar dalam Taat Kepada Allah SWT.
Dalam hal beribadah kepada Allah SWT juga diperlukan kesabaran yang berlipat gandsa mengingat banyaknya rintangan yang menggoda, baik dari dalam maupun dari luar diri kita, seperti rasa malas, mengantuk dan kesibukan yang menyita waktu kita untuk beribadah. (lihat firman Allah SWT QS. Maryam : 65)
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا (٦٥)
65. Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?
d.      Sabar dalam Berdakwah
Jalan untuk berdakwah cukup melelahkan dan penuh dengan ujian, seperti penghinaan dari orang-orang yang menyuklainya. Oleh karena itu diperlukan kesabaran yang luar biasa dalam diri seorang dai untuk menyampaikan kebenaran. (lihat firman Allah SWT QS. Luqman : 17)
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ (١٧)
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
e.       Sabar dalam Perang
Dalam peperangan sangat diperlukan kesabaran, apalagi menghadapi musuh yang lebih banyak atau lebih kuat. Sekalipun dalam keaadaan terdesak, seorang prajurit islam tidak boleh lari meninggalkan medan perang, kecuali hanya sebagai taktik semata. (lihat firman Allah SWT QS Al Baqarah :177)
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (١٧٧)
177. bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
f.       Sabar dalam Pergaulan
Dalam pergaulan sesama manusia, baik antara suami istri, orang tua dan anak, sesama tetangga, murid dan guru atau dalam masyarakat yang lebih luas, akan ditemui hal-hal yang tidak menyenangkan atau menyinggung perasaan. Oleh karena itu, diperlukan kesabaran supaya tidak cepat marah atau terhindar dari putusnya hubungan silaturrahmi.(lihat firman Allah SWT QS An Nisa’ : 19)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا وَلا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا (١٩)
19. Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. dan bergaullah dengan mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
3.      Contoh-contoh Perilaku Sabar
Berikut ini adalah contoh-contoh yang menampilkan perilaku sabar.
a.       Menerima dengan rasa syukur semua nikmat maupun ujian yang diberikan Allah SWT kepada kita.
b.      Mengalah untuk kepentingan orang lain
c.       Dapat menguasai nafsu amarah yang ada dalam diri kita
d.      Memperhatikan cara bergaul dengan baik di dalam masyarakat
e.       Jangan terlena oleh kehidupan duniawi, seperti harta, benda atau keluarga
     
4.      Manfaat Sabar dalam Kehidupan
Sabar memiliki manfaat yang sangat penting dalam kehidupan ini. Sabar dapat menjadikan kehidupan ini penuh kesejukan, dapat mengubah dunia penuh kedamaian. Adapun manfaat-manfaat sabar dalam kehidupan diantaranya :
  1. Mendorong tercapainya cita-cita
  2. Mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan
  3. Memiliki semangat hidup dan tidak mudah putus asa
  4. Dapat menciptakan kedamaian hidup
  5. Terhindar dari hal-hal yang buruk, selamat dari godaan hawa nafsu

April 01, 2012

Asmaul Husna



A.    Pengertian Asmaul Husna
Asmaul Husna menurut artinya nama-nama yang baik. Adapun menurut istilah asmaul Husna adalah nama-nama yang baik bagi Allah SWT. Sebagai bukti kemahaagungan dan kesempurnaan-Nya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW :
عن ابي هريرة ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال ان لله تسعة و تسعين اسما او ما ءىة الا واحدا من احصاها دخل الجنة (رواه البخار و مسلم)
Artinya :”Sesungguhnya Allah SWT mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu,barang siapa yang menghitungnya (menghafalnya) ia masuk surga”. (HR Buchari dan Muslim)
Senada dengan penjelasan hadist tersebut, Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an Surah Al Hasyr ayat 24
هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٢٤)
Artinya :”Dialah Allah SWT yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Dan Dialah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana.”(QS Al Hasyr :24)
Asmaul Husna yang berjumlah 99 tersebut hanyalah milik Allah SWT tidak ada satupun yang memiliki dan menyamai nama-nama tersebut. Oleh karena itu, manusia sebagai mahluk ciptaan-Nya, diharapkan untuk mengucapkan nama-nama yang indah dan agung tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya ketika berdzikir tau berdo’a, nama-nama Asmaul husna kita baca dengan memilih sesuai permintaan kita, seperti mohon kekuatan, kita mengucapkan Al Aziz yang berarti Maha Perkasa. Apabila kita mohon petunjuk, maka yang kita baca Al Hadi  yang artinya Maha Pemberi Petunjuk.
وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١٨٠)
artinya : “Allah mempunyai Asmaul Husna (nama-nama yang bagus), maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam(menyebut) nama-nama-Nya, nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS.Al A’raaf :180)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap kali kita berdo’a hendaknya diawali dengan memuji kepada Allah SWT, yaitu dengan menyebut Asmaul Husna.
B.     Pemahaman sepuluh Asmaul Husna
1.      As Sallam
As Salam artinya Mahasejahtera atau Mahaselamat. Keselamatan bagi Allah Swt. Berarti terhindar dari segala aib, kekurangan, dan kepunahan yang dialami oleh para makhluk-Nya.
Allah Swt adalah tempat berlindung bagi makhluk-Nya dari segala kejahatan dan marabahaya. Tidak ada perbuatan Allah Swt yang bertujuan menyakiti makhluk-Nya, padahal bisa jadi hal itu karena perbuatan kita sendiri.
Firman Allah Swt :
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (٢٣)
Artinya: “Dia lah Allah Yang Tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha perkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutuan.” (QS Al Hasyr: 23)
2.      Al Aziz
Al Aziz artinya yang Maha Perkasa, sifat Maha Perkasa Allah SWT itu sempurna, kekal, tidak ada yang menyamai. Berbeda dengan keperkasaan manusia, keperkasaan manusia sangat terbatas, betapapun perkasanya manusia pasti ada yang mengunggulinya, seperti Muhammad Ali yang mendapat julukan “The Big Mouth” tercatat sebagai petinju tak terkalahkan di zamannya. Walaupun demikian hebat keperkasaanya, sirna ketika dia terserang penyakit. Ini membuktikan bahwa keperkasaan atau kekuatan manusia sangat terbata dan sangat lemah apabila dibandingkan dengan keperkasaan Allah SWT. Oleh karena itu, kita sebagai hamba Allah yang sangat lemah dan terbatas hendaknya selalu menghindari hal tersebut dengan menaati perintah-Nya serta memohon kekuatan lahir dan batin.
Firman Allah SWT dalam surah Al Ankabut ayat 42..
إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٤٢)
 Artinya :” Sesumgguhmya Allah mengetahui apa saja yang mereka seru selain Allah dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS AL Ankabut :42)          
3.      Al Kholiq
Al- Kholiq artinya Yang Maha Pencipta. Allah SWT adalah zat yang menciptakan dunia beserta isinya dari yang nyata maupun yang ghaib. Sumua hasil ciptaan Allah SWT. Sangat sempurna, kesempurnaan tersebut dilihat dari bentuk, ukuran, manfaat, dan sifatnya. Semua ciptaan Allah dilakukan tanpa bantuan siapapun, karena Allah memiliki sifat Al- Qayyum (Maha berdiri sendiri). Allah SWT tidak mengalami kesulitan dalam menciptakan dunia ini karena Allah SWT Maha Mengetahui, Maha Kuasa, sehingga segala yang dikehendakinya akan tercipta.
Firman Allah SWT :
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (٥٤)

Artinya :" Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari. Lalu Dia bersemayam diatas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan Nya pula matahari, bulan, bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S. Al A'raf : 54 )

4.      Al Gaffar
Al Gaffar artinya  Maha Pengampunan. Pengampunan Allah Swt, berlaku terhadap dosa-dosa hamban-Nya selama ia berobat dengan sungguh-sungguh dan tidak mengulangi kesalahannya tersebut.
Manusia tidak luput dari berbuat salah dan dosa. Akan tetapi kalau ingin mendapat ampunan atau magfirah dari Allah Swt harus bertobat dengan sungguh-sungguh (taubat nasuha). Insya Allah, dosanya akan diampuni, kecuali dosa syirik (menyekutukan Allah Swt).
Apabila mempunyai kesalahan terhadap sesama manusia, maka segeralah minta maaf kepadanya. Betapa sombongnya kita sebagai hamba Allah Swt. Apabila tidak mau saling memaafkan. Padahal pengampunan Allah Swt itu sangat luas.
Firman Allah Swt :
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ (٦٦)
Artinya: “Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya Yang Maha Perkasa Lagi Maha Pengampun.”(QS. Shad: 66)

5.      Al Wahhab
Al Wahhab  artinya Maha Pemberi. Maksudnya hanya Allah SWT yang memberi kepada semua mahluk-Nya, baik berupa kenikmatan yang tampak maupun yang tidak tampak. Dia memberikan kepada mahluk-Nya berulang-ulang dan berkesinambungan tanpa mengharap imbalan dari yang diberi.
Berbeda dengan pemberian yang dilakukan oleh manusia kepada yang lain tidak dapat dikatakan Al Wahhab karena sekecil apapun pemberiannya pasti disertai dengan tujuan atau pengharapan, misalnya berupa pujian, hadiah atau mengharapkan pahala dari Allah SWT.
Kebahagiaan, kesenangan, kesedihan, sehat, sak,it, miskin, pandai, bodoh, beruntung, atau merugi semuanya itu merupakan wujud pemberian dari Allah SWT. Apabila Allah SWT sudah memberikannya, maka manusia tidak dapat menolak atau menghindarinya. Akan tetapi Allah SWT memberi kebebasan kepada manusia untuk berusaha dan berencana, tetapi semua itu bergantung pada kepastian atau pemberian Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam surah Shaad ayat 35 :
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لا يَنْبَغِي لأحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (٣٥)
artinya : “Ia berkata : Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugrahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.(Q.S  Sad :35)
Sebelumnya, dalam surah Ali Imran Allah berfirman yang berbunyi :
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (٨)
Artinya :”Ya Tuhan Kami Janganlah Engkau Jadikan hati kami condong pada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karunialah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia).”(QS Ali Imran:8)
Dari kedua ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian Allah SWT. Kepada makhluk-Nya selalu berkesinambungan atau terus menerus dan tidak terbatas jumlahnya. Allah SWT tidak pernah memilih kaih kepada makhluk-nya. Oleh karena itu, dengan sifat Allah Yang Maha Pemberi, kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti memberikan sedekah kepada fakir miskin.

6.      Al Fattah
Al Fattah artinya Maha Pemberi Keputusan. Mahkamah yang paling adil adalah Allah SWT, karena Allah SWT Yang Maha Pemberi Keputusan terhadap semua makhluknya, baik didunia maupun di akhirat. Keputusan Allah SWT yang diberikan kepada manusia pasti seimbang dan adil, jika seseorang salah, maka neraka sebagai balasannya. Dan jika seseorang itu benar, maka sebagai balasannya adalah surga. Mengapa demikian ? Karena Allah SWT Maha Adil, tidak ada satupun perbuatan seorang hamba yang lepas dari pengadilah Allah SWT.
Firman Allah SWT :
قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ (٢٦)
Artinya : Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, Kemudian dia memberi Keputusan antara kita dengan benar. dan Dia-lah Maha pemberi Keputusan lagi Maha Mengetahui". (QS Saba:26)
Ayat diatas menjelaskan bahwa kelak akan ada keputusan dan pengadilan terhadap setiap orang berdasarkan amal perbuatannya selama hidup di dunia. Keputusan yang diberikan itu pasti itu benar dan adil. Oleh karena itu sebagai umat Islam diwajibkan berusaha memperbanyak berbuat kebaikan, seperti rajin ibadah, taat kepada orang tua, menghormati guru, suka menolong kepada orang yang membutuhkan, dan menjauhi larangan Allah SWT.

7.      Al 'Adlu
Al Adlu artinya Maha adil. Keadilan Allah Swt adalah keadilan yang sebenar-benarnya, artinya : Allah Swt memutuskan dan menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya.
Keadilan Allah Swt, juga bersifat mutlak dan sempurna, yakni Allah Swt tidak membebani terhadap makhluk-Nya melainkan sesuai dengan kemampuan dan kesanggupannya .
Firman Allah Swt :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ (٤٦)
Artinya : “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya sendiri dan sekali-kali tindaklah Tuhanmu menganiaya hamba-Nya.”
(QS Fussilat:46)
Berdasarkan ayat tersebut Allah Swt juga menentukan hukuman dan memberikan pahala kepada hambanya sesuai dengan keadilan-Nya, oleh karena itu, agar tidak terjadi kezaliman dalam kehidupan hamba-hamba-Nya, Allah Swt memerintahkan kepada kita supaya bebrbuat adil terhadap sesamanya.
Firman Allah Swt :
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (٩٠)
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kaum kepada kaum kerabat, dan Allah Swt melarang dari perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”(QS An Nahl:90).

8.      Al Qayyum
Al Qayyum artinya zat yang Maha Berdiri Sendiri. Allah SWT menciptaka segala sesuatu yang ada di jagad raya ini tidak membutuhkan bantuan yang lain. Dengan qudrat dan iradat-Nya, apa yang dikehendaki pasti terjadi. Seperti indahnya alam, berputarnya matahari dan bulan tanpa menemukan bentrokan, serta bergantinya malam dan siang, semua itu hanya Allah SWT yang mengatur dan mengurus tanpa campur tangan dari yang lain. Hali itu dijelaskan dalam Al qur’an Surah Ali Imron  ayat 2 sebagai berikut.
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ (٢)
Artinya :”Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri.”(QS. Ali Imran :2)
Ayat di atas menegaskan bahwa Tuhan yang wajib disembah tidak lain hanyalah Allah SWT yang kuasa melipat gandakan, mengatur dan menjaga alam semesta dan seisinya.
9.      Al Hadi
AL Hadi artinya Maha Pemberi Petunjuk. Maksudnya, Allah SWT memberi petunjuk atau hidayah kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki melalui kitab-kitab-Nya ang diturunkan kepada para Rasul. Hal tersebut agar manusia memperoleh kebahagiaan di dunia ataupun di akhirat kelak.
Para nabi dan para rasul hanya diberi tugas untuk menyampaikan ajaran agama dan mengajak untuk beriman kepada Allah SWT. Akan tetapi mereka tidak memberi petunjuk atau hidayah kepada para umatnya karena hanya Allah SWT yang dapat menentukan apakah orang itu beriman atau tidak. Sebagai contoh, bagaimana nabi Nuh A.S mengajak anaknya Kan’an untuk beriman? Dan bagaimana Nabi Ibrahim mengajak ayahnya untuk tidak menyembah berhala? Begitu pula Nabi Muhammad SAW tidak henti-hentinya mengajak pamannya untuk beriman kepada Allah SWT. Apa hasilnya? Kan’an putra Nabi Nuh A.S, ayah Nabi Ibrahim dan Abu Thalib paman Nabi Muhammad SAW sampai mereka meninggal dunia tetap tidak mau beriman kepada Allah SWT. Ini membuktikan bahwa yang dapat memberi petunjuk atau hidayah hanyalah Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam Surah Al Qashas ayat 56.
إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (٥٦)
Artinya : “ Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang menerima petunjuk.”(QS. Al Qashash:56)
Sebagai pelajar muslim kita patut bersyukur berbesar hati kepada Allah SWT, karena telah mendapat petunjuk atau hidayah Allah SWT. Artinya kita disayangi Allah SWT dengan diberi petunjuk berupa syariat agama islam. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam sesuai Al qur’an da Hadist, Insya Allah kita tidak akan terjerumus pada kehidupan yang dilarang oleh Allah SWT.

  
10.  Al Sabur
Al Sabur artinya Maha sabar. Kesabaran Allah Swt tidak terbatas, Allah Swt tidak menunda sesuatu diluar waktu yang telah ditentukan-Nya atau gagal menyelesaikannya. Allah Swt tidak tergesa-gesa menghukum para pelaku perbuatan dosa, melainkan memberikan kesempatan kepada mereka rezeki, melindungi mereka dari bahaya, dan tetap membiarkan mereka hidup sampai batas waktu yang telah ditentukan-Nya.
Firman Allah Swt :
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ (٤٦)
Artinya : “Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS An Anfal:46)
Sesuai ayat di atas, kita sebagai muslim dituntut untuk bersabar karena sabar merupakan cermin dari sifat Allah Swt, selesaikanlah segala urusan di dunia dengan sabar, karena Allah Swt mencintai orang-orang yang sabar.