Dendam.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dendam artinya berkeinginan keras / untuk membalas (kejahatan) sedangkan pendendam adalah orang yang berkeinginan keras untuk membalas/ mendendam. Biasanya sifat dendam ini timbul karena marah, dihina, atau dicela yang berlebihan untuk akhirnya diremehkan martabatnya oleh orang lain. Ia ingin membalas agar orang yang dianggap telah mengecewakannya harus merasakan kekecewaan juga seperti yang ia alami, bahkan ia menghendaki orang lain itu lebih menderita lagi.Padahal sifat dendam itu sangat dilarang oleh agama. Seorang pendendam akan dikucilkan oleh masyarakat. Untuk itu, seorang muslim harus menjauhi sifat dendam tersebut. Perhatikan sabda Rasulullah saw:
Artinya;
"Janganlah kamu saling bermarah-marahan, jangan saling dengki, dan jangan
saling tak acuh satu sama lain. Tetapi jadilah kamu semua bersaudara. Islam melarang
umatnya saling bermusuhan lebih dari tiga hari." (HR Bukhari Muslim)
Dendam adalah salah satu sifat tercela yang
sangat dibenci oleh Allah.
Sabda Rasulullah SAW
Artinya : "Orang yang paling
dibenci Allah adalah orang yng paling pendendam" (HR. Bukhari dan Muslim)
Sifat dendam sangat
berbahaya bagi orang lain dan bagi diri sendiri. Seorang pendendam biasanya
juga memiliki sifa-tsifat tercela lainnya, antara lain :
a. la tidak senang melihat orang lain berbahagia. Sebaliknya ia merasa
senang jika orang lain menderita, terutama orang yang dibencinya.
b. Seorang pendendam
cenderung membalas kesalahan orang lain dengan berlebihan.
c. Senang membicarakan kejelekan orang lain. Bahkan jika seseorang
dianggap lawannya, la suka memutarbalikkan fakta. Kebaikan orang lain ditutupi,
yang diceritakan adalah kejelekan. Ia tidak segan-segan memfitnah orang lain.
d. Suka membuka rahasia
dan aib orang lain.
Sifat dendam ini sangat
merusak persatuan dan kesatuan bangsa dan mengancam ketertiban dan keamanan
masyarakat. Oleh sebab itu, tidak ada pilihan lain bagi kita, kecuali
menghindari sifat tercela ini.
Salah satu upaya
menghindari sifat dendam ini adalah dengan cara melatih diri kita untuk tidak
cepat marah. Biasakanlah memaafkan kesalahan orang lain dengan ikhlas.
Dengan kita mernaafkan orang lain, berarti habislah perasaan marah pada diri
kita. Insya Allah perasaan dendam pun akan sirna.
Adapun akibat dari sifat pendendam di antaranya:
1. dikucilkan oleh masyarakat,
2. tidak disenangi oleh teman,
3. rusaknya tali persaudaraan, dan
4. di akhirat diancam atau disiksa.
Adapun cara menjauhinya antara lain:
1. menyadari bahwa sesama muslim adalah saudara,
dan
2. meningkatkan iman dan takwa kepada Allah.
Munafik.
Munafik
adalah berpura-pura setia pada agama tetapi sebenarnya di hatinya tidak atau
suka (selalu) rnengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya, atau
bermuka dua. Islam melarang umatnya melakukan perbuatan munafik ini karena
perbuatan tersebut sangat membahayakan pada diri sendiri maupun orang lain.
Firman Allah swt.
Artinya: "Hai
orang-orang yang beriman janganlah kamu mengkhianati Allah swt. dan Rasul dan
janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu sedangkan
kamu mengetahui." (QS A1 Anfal: 27)
Dalam Al Qur'an surat
A1 Baqarah ayat 8 - 9 Allah SWT. menjelaskan mengenai sekelompok orang yang
perbuatannya dilarang oleh syariat Islam, yakni :
Artinya : Di antara manusia ada yang
mengatakan : Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian, padahal mereka itu
sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan
orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang
mereka tidak sadar. (QS. Al Baqarah : 8 - 9).
Munafik berakar pada kata dasar nifak yang
artinya orang yang menyembunyikan kekufuran yang bersemi dalam jiwa, dan
menampakkan keislaman hanya dengan lisan. Orang-orang semacam ini disebut
munafik.
Perilaku atau perbuatan seperti ini pada
hakikatnya adalah tidak sesuainya antara keyakinan, perkataan dan perbuatannya
sendiri. Hal ini dapat dipahami melalui firman Allah SWT. tersebut di atas.
Dalam syariat Islam pengertian munafik
adalah menyembunyikan kekafiran dalam hatinya dan menampakkan iman dengan
lidahnya. Allah SWT. mencontohkan melalui firman-Nya dalam A1 Qur'an surat Al
Baqarah ayat 14, yakni :
Artinya : Dan bila mereka berjumpa dengan
orang-orang yang beriman, mereka rnengatakan : Kami telah beriman. Dan bila
mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan : Sesungguhnya
kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok. (QS. A1 Baqarah :
14).
Ciri-ciri orang munafik antara lain ialah :
1. bersikap ragu terhadap kebenaran Islam.
2. enggan melakukan shalat
3. seandainya melakukan shalat mereka
berbuat pamer (berpura-pura).
4. mudah goyah pendiriannya,
5. berdusta, ingkar janji dan
khianat.
Sedangkan sifat utama dari orang yang
munafik adalah pendusta. Dalam hal ini Allah SWT. menegaskan kembali dalam A1
Qur'an surat Munafiquun ayat 1 yakni :
Artinya : Dan Allah mengetahui bahwa
sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. (QS.
Munafiquun : 1).
Adapun akibat
dari sifat munafik di antaranya:
1. dijauhi
oleh teman dan masyarakat
2. tidak dipercaya oleh orang lain
3. diakhirat akan mendapat siksa
Pada hakekatnya, munafik itu ialah kufur,
karena ia telah ingkar keimanannya kepada Allah SWT. dan rasul-Nya.
Munafik sebagai kufur, terbagi menjadi 2
(dua) bagian yaitu :
1. Nifak I'tiqadi, yaitu keyakinan yang mengingkari Allah dan
rasul, hal ini sesuai dengan batasan yang terdapat dalam Al Qur'an, dan akan
ditempatkan dalam "Ad Darkil
Asfali" (tingkat paling bawah dalam neraka), dan mereka akan
kekal di dalamnya. Disebutkan dalam sejarah Islam seperti munafiknya Abdullah
bin Ubay.
2. Nifaq
'Amali, yaitu mengingkari kebenaran dalam bentuk perbuatan sesuai
dengan sabda Rasulullah SAW. :
Artinya : Tanda-tanda orang munafik itu
ada tiga : Apabila berkata selalu dusta, apabila berjanji selalu tidak
ditepati, dan apabila dipercaya selalu khianat. (HR. Bukhari dan Muslim).
Bermuka dua adalah sifat dan watak
(karakteristik) seseorang dalam bentuk penampilan lahiriyah dan berpura-pura
berbuat sesuatu, tetapi bertentangan dengan yang sebenarnya. Bermuka dua
semacam ini juga termasuk nifaq amali.
Cara
menghindari sifat munafik di antaranya:
1.
meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt.
2. menyadari
bahwa sifat munafik termasuk perbuatan yang tercela
3. menyadari bahwa munafik dapat
merugikan diri sendiri dan orang lain