Pages

January 31, 2013

Dendam dan Munafik


Dendam.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dendam  artinya berkeinginan keras / untuk membalas (kejahatan) sedangkan pendendam adalah orang yang berkeinginan keras untuk membalas/ mendendam. Biasanya sifat dendam ini timbul karena marah, dihina, atau dicela yang berlebihan untuk akhirnya diremehkan martabatnya oleh orang lain. Ia ingin membalas agar orang yang dianggap telah mengecewakannya harus merasakan kekecewaan juga seperti yang ia alami, bahkan ia menghendaki orang lain itu lebih menderita lagi.Padahal sifat dendam itu sangat dilarang oleh agama. Seorang pendendam akan dikucilkan oleh masyarakat. Untuk itu, seorang muslim harus menjauhi sifat dendam tersebut. Perhatikan sabda Rasulullah saw:


Artinya; "Janganlah kamu saling bermarah-marahan, jangan saling dengki, dan jangan saling tak acuh satu sama lain. Tetapi jadilah kamu semua bersaudara. Islam melarang umatnya saling bermusuhan lebih dari tiga hari." (HR Bukhari Muslim)



Dendam adalah salah satu sifat tercela yang sangat dibenci oleh Allah.

Sabda Rasulullah SAW 
Artinya : "Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yng paling pendendam" (HR. Bukhari dan Muslim)


Sifat dendam sangat berbahaya bagi orang lain dan bagi diri sendiri. Seorang pendendam biasanya juga memiliki sifa-t­sifat tercela lainnya, antara lain :
a. la tidak senang melihat orang lain berbahagia. Sebaliknya ia merasa senang jika orang lain menderita, terutama orang yang dibencinya.
b. Seorang pendendam cenderung membalas kesalahan orang lain dengan berlebihan.
c. Senang membicarakan kejelekan orang lain. Bahkan jika seseorang dianggap lawannya, la suka memutarbalikkan fakta. Kebaikan orang lain ditutupi, yang diceritakan adalah kejelekan. Ia tidak segan-segan memfitnah orang lain.
d. Suka membuka rahasia dan aib orang lain.
 

Sifat dendam ini sangat merusak persatuan dan kesatuan bangsa dan mengancam ketertiban dan keamanan masyarakat. Oleh sebab itu, tidak ada pilihan lain bagi kita, kecuali menghindari sifat tercela ini.
Salah satu upaya menghindari sifat dendam ini adalah dengan cara melatih diri kita untuk tidak cepat marah. Biasakanlah memaafkan kesalahan orang lain dengan ikhlas. Dengan kita mernaafkan orang lain, berarti habislah perasaan marah pada diri kita. Insya Allah perasaan dendam pun akan sirna.
Adapun akibat dari sifat pendendam di antaranya:
1. dikucilkan oleh masyarakat,
2. tidak disenangi oleh teman,
3. rusaknya tali persaudaraan, dan
4. di akhirat diancam atau disiksa.

Adapun cara menjauhinya antara lain:
1. menyadari bahwa sesama muslim adalah saudara, dan
2. meningkatkan iman dan takwa kepada Allah.


Munafik.
Munafik adalah berpura-pura setia pada agama tetapi sebenarnya di hatinya tidak atau suka (selalu) rnengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya, atau bermuka dua. Islam melarang umatnya melakukan perbuatan munafik ini karena perbuatan tersebut sangat membahayakan pada diri sendiri maupun orang lain. Firman Allah swt.

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengkhianati Allah swt. dan Rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu sedangkan kamu mengetahui." (QS A1 Anfal: 27)
 
Dalam Al Qur'an surat A1 Baqarah ayat 8 - 9 Allah SWT. menjelaskan mengenai sekelompok orang yang perbuatannya dilarang oleh syariat Islam, yakni : 
Artinya : Di antara manusia ada yang mengatakan : Kami beriman ke­pada Allah dan hari kemudian, padahal mereka itu se­sungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. Al Baqarah : 8 - 9). 


Munafik berakar pada kata dasar nifak yang artinya orang yang menyembunyikan kekufuran yang bersemi dalam jiwa, dan menampakkan keislaman hanya dengan lisan. Orang-orang semacam ini disebut munafik.
Perilaku atau perbuatan seperti ini pada hakikatnya adalah ti­dak sesuainya antara keyakinan, perkataan dan perbuatannya sendiri. Hal ini dapat dipahami melalui firman Allah SWT. tersebut di atas.
Dalam syariat Islam pengertian munafik adalah menyembunyikan kekafiran dalam hatinya dan menampakkan iman dengan lidahnya. Allah SWT. mencontohkan melalui firman-Nya dalam A1 Qur'an surat Al Baqarah ayat 14, yakni :

Artinya : Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang ber­iman, mereka rnengatakan : Kami telah beriman. Dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengata­kan : Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok. (QS. A1 Baqarah : 14).

Ciri-ciri orang munafik antara lain ialah :
1. bersikap ragu terhadap kebenaran Islam.
2. enggan melakukan shalat
3. seandainya melakukan shalat mereka berbuat pamer (berpura­-pura).
4. mudah goyah pendiriannya,

5. berdusta, ingkar janji dan khianat.

Sedangkan sifat utama dari orang yang munafik adalah pendusta. Dalam hal ini Allah SWT. menegaskan kembali dalam A1 Qur'an surat Munafiquun ayat 1 yakni :

Artinya : Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. (QS. Munafiquun : 1).
Adapun akibat dari sifat munafik di antaranya:
1. dijauhi oleh teman dan masyarakat
2. tidak dipercaya oleh orang lain
3. diakhirat akan mendapat siksa
Pada hakekatnya, munafik itu ialah kufur, karena ia telah ingkar keimanannya kepada Allah SWT. dan rasul-Nya.
Munafik sebagai kufur, terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
1. Nifak I'tiqadi, yaitu keyakinan yang mengingkari Allah dan rasul, hal ini sesuai dengan batasan yang terdapat dalam Al Qur'an, dan akan ditempatkan dalam "Ad Darkil Asfali" (tingkat paling bawah dalam neraka), dan mereka akan kekal di dalamnya. Disebutkan dalam sejarah Islam seperti munafiknya Abdullah bin Ubay.
2. Nifaq 'Amali, yaitu mengingkari kebenaran dalam bentuk perbuatan sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. :

Artinya : Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga : Apabila berkata selalu dusta, apabila berjanji selalu tidak ditepati, dan apabila dipercaya selalu khianat. (HR. Bukhari dan Muslim).


Bermuka dua adalah sifat dan watak (karakteristik) seseorang dalam bentuk penampilan lahiriyah dan berpura-pura berbuat sesuatu, tetapi bertentangan dengan yang sebenarnya. Bermuka dua semacam ini juga termasuk nifaq amali.
Cara menghindari sifat munafik di antaranya:
1. meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt.
2. menyadari bahwa sifat munafik termasuk perbuatan yang tercela
3. menyadari bahwa munafik dapat merugikan diri sendiri dan orang lain