Pages

September 06, 2012

Zuhud dan Tawakkal


ZUHUD DAN TAWAKKAL
A.      Zuhud
        Bakhil atau kikir adalah buah yang dihasilkan karena orang terlampau cinta kepada dunia, dan sebaliknya kedermawanan adalah buah yang lahir dari sifat zuhud. Dengan dicelanya kikir dan dipujinya kedermawanan, hal ini merupakan petunjuk bahwa zuhud diajarkan dalam Islam. Oleh karena itu, Islam sangat mngajurkan kepada kita sebagi umat Islam supaya memiliki sifat zuhud. Sehingga kita tidak terlena dengan gemerlap dan mewahnya dunia.
1.   Pengertian Zuhud.
      Zuhud pengertian secara bahasa ialah tidak tertarik Adapun secara istilah zuhud adalah tidak tertarik  kepada gemerlap dan kemewahan kehidupan di dunia. Seseorang menjadi tidak tertarik kepada gemerlap dan kemewahan kehidupan di dunia karena ada yang lebih menarik hatinya, yaitu Allah Swt. Orang yang lebih mencintai Allah Swt. (kehidupan di akhirat) daripada gemerlap dan kemewahan dunia disebut zahid.
Firman Allah Swt Q.S. Al Qashash [28]: 77.
     Artinya :
    Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah   kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana   Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(Q.S. Al Qashash [28]: 77)

      Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita harus lebih mementingkan kepentingan akhirat daripada kepentingan   dunia. Hal ini bukan berarti kita tidak mau memiliki harta dan tidak mau mengenyam nikmat dunia, tetapi kita   tidak terpengaruh oleh harta dan nikmatnya dunia dalam mengabdi kepada Allah Swt.
      Kehidupan dunia bila dibandingkan dengan kehidupan akhirat sangat kecil sekali perumpamaannya. Dunia   itu bagi orang mukmin sebagai tempat tujuan dalam mematuhi perintah Allah maka berat untuk melaksanakannya. Bahkan dijelaskan dalam hadis Nabi SAW. Dunia bagi orang mukmin bagaikan penjara sedangkan bagi orang kafir bagaikan surga. Kehidupan dunia bagi orang kafir bagaikan surga sebab orang kafir hanya mengikuti nafsu dirinya tidak mempedulikan larangan Allah yang penting senang maka dipenuhi keinginannya. 

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّتُ الْكَافِرِ (رواه مسلم)
Artinya :
Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. Dia berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda, "dunia adalah penjara orang mukmin dan surga orang kafir"
(H.R. Muslim)
2.        Dua ciri zuhud dalam Islam
a.      Zuhud tidak memusuhi dan tidak menolak kehidupan dunia

        Nabi Muhammad Saw. menjelaskan hal ini dengan sabda beliau :
        ”Zuhud di dunia tidak dengan mengharamkan yang halal dan tidak pula membuang harta benda, tetapi zuhud di dunia ialah, bahwa engkau lebih percaya kepada apa yang ada disisi Allah daripada yang ada disisimu”. (H.R. Tirmidzi)
        Firman Allah Swt Q.S. Al A’raf [7] : 32  
        Artinya :
        Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat." Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. (Q.S. Al A’raf [7] : 32)

        Maksudnya: perhiasan-perhiasan dari Allah dan makanan yang baik itu dapat dinikmati di dunia ini oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tidak beriman, sedang di akhirat nanti adalah semata-mata untuk orang-orang yang beriman saja.
        Di zaman Rasulullah Saw. Pernah terjadi, ada beberapa orang sahabat yang berusaha untuk hidup secara zuhud, tetapi zuhud yang keliru, yaitu zuhud yang memusuhi kehidupan dunia. Diantara mereka ada yang mengharamkan buat dirinya makan daging, ada yang mengharamkan tidur di malam hari, ada yang bertekad tidak makan di siang hari. Bahkan seorang diantara mereka yang bernama Usman bin Mad’un memutuskan untuk meninggalkan kehidupan perkelaminan dengan istrinya. Lebih jauh lagi Usman bin Mad’un merencanakan untuk mengebiri alat kelaminnya, supaya tidak terganggu mengerjakan ibadah.
        Setelah terjadi peristiwa tersebut, keluarlah Hadits Nabi Saw. yang artinya sebagai berikut :

        ”Betapakah halnya orang-orang yang mengatakan begini dan begitu (Maksudnya mengharamkan perempuan, mengharamkan makan daging, makan siang, tidur malam dan sebagainya). Sesungguhnya saya sendiri salat, tidur (malam), puasa, tetapi berbuka dan mengawini wanita. Barangsiapa tidak suka kepada sunnahku, bukanlah ia termasuk dari golonganku. (Al Hadits)

b.      Zuhud bersifat sosial bukan bersifat individual

Zuhud bersifat sosial artinya       seseorang dibenar berbuat zuhud dari   berbagai kesenangan, kalau hal itu dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.
Ahli-ahli zuhud yang bersifat sosial banyak terdiri dari orang-orang salih dan ulama-ulama cerdik pandai. Mereka telah merasa cukup dengan kesenangan pribadinya yang lebih sedikit dari yang semestinya, demi untuk kesenangan dan kesejahteraan masyarakat. Zuhud yang demikian yang demikianlah yang dianut Umar bin Khattab.
Umar bin Khattab tidak mau menyenangkan dirinya sendiri, karena menurut pendapatnya, jika ia berbuat demikian, berarti ia memberikan kesempatan kepada para pejabat pemerintah untuk berfoya-foya, sehingga rakyat menjadi korbannya. Dengan demikian kezuhudan Umar bin Khattab adalah untuk kebahagiaan masyarakat.

3.    Contoh perilaku zuhud

a.      Selalu mensyukuri nikmat yang diberikan Allah Swt., meskipun sedikit
b.      Senantiasa merasa cukup dengan harta yang dimilkinya, walaupun  hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan primer saja
c.       Menggunakan harta yang dimilkinya sebagai penunjang kesempurnaan beribadah kepada Allah
d.      Hidup dengan berpenampilan sederhana
e.      Lebih mengutamakan cintanya kepada Allah Swt. dibandingkan cintanya kepada dunia

4.         Manfaat Zuhud dalam Kehidupan

a.      Berkah dalam kehidupan yang sempurna
b.      Hidupnya tenteram dan bahagia
c.       Mendapatkan pertolongan dari Allah
d.      Memperoleh derajat kepemimpinan
e.      Dimasukkan ke surga
f.       Tidak mudah mengalami putus asa atas rizki yang diterimanya
g.      Memungkinkan dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi
h.      Melatih ketenteraman batin dalam menjalani kehidupan di dunia ini
i.        Bagian dari kesempurnaan iman

B.      Tawakal
       
1.      Pengertian Tawakal
Tawakal yaitu penyerahan diri atau segala persoalan kepada Allah dan bersandar kepada-Nya. Dengan demikian hati seseorang selalu bersandar dan bergantung kepada Allah Swt. Semata-mata. Ada pula yang mengatakan bahwa tawakal itu meninggalkan usaha dan ikhtiar  dalam hal-hal yang tidak terjangkau oleh kekuatan manusia. Imam Qusyairi berkata,” Tempatnya tawakal ialah di hati”.
Para ulama menyatakan bahwa proses terjadinya sebab dan musababnya pada hal-hal yang terjadi dalam alam (hal-hal biasa) adalah tidak termasuk hal yang harus ditawakali. Oleh karena itu orang wajib berusaha, sebab ada hadits Imam Mas’ud yang menyatakan bahwa berusaha/ikhtiar wajib hukumnya atas setiap muslim sebagaimana wajibnya menuntut ilmu pengetahuan. Berkata Abu Hamid,”Barang siapa mengira bahwa tawakal itu meninggalkan usaha/ikhtiar dengan anggota badan dan merancang dengan hati, maka yang demikian itu hukumnya haram”.
Firman Allah Swt Q.S. Al Thalaq [65]: 2-3.
Artinya :
...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (Q.S. Al Thalaq [65]: 2-3)

Allah akan memberikan rizki dari arah yang tiada disangka kepada orang yang selalu bertawakal kepada Allah. Kepadanya akan diberi jalan keluar setiap mendapatkan kesulitan dalam hidup.
2.      Contoh Perilaku Tawakal
a.       Selalu mensyukuri nikmat Allah
b.      Tidak pernah berkeluh kesah dan gelisah
c.       Selalu berusaha dan berikhtiar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
d.      Menerima segala ketentuan Allah dengan rida
e.      Berusaha memperoleh sesuatu yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain
f.        Tidak pernah merasa iri terhadap nikmat yang diperoleh orang lain

3.      Fungsi Tawakal dalam Kehidupan
a.       Tidak mudah putus asa jika gagal dalam usaha.
b.      Lebih tenang dalam menjalan kehidupan
c.       Terhindar dari rasa sedih yang berkepanjangan
d.      Jika berasil dalam usaha tidak bergembira yang berlebihan
e.      Tidak menjadi orang yang takabur

11 comments: