Pages

April 27, 2011

MEMAHAMI SURAT AL-KAUSAR DAN SURAT AL-MA’UN DALAM KEPEDULIAN SOSIAL

MEMAHAMI SURAT AL-KAUSAR DAN SURAT AL-MA’UN
DALAM KEPEDULIAN SOSIAL

A. MEMAHAMI ISI KANDUNGAN SURAT AL-KAUSAR
1. SURAT AL-KAUSAR DAN ARTINYA
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (١) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (٢) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأبْتَرُ (٣)
ARTINYA:
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (Muhammad) nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[*].
3. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus[#].

[*] Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan mensyukuri nikmat Allah.
[#] Maksudnya terputus di sini ialah terputus dari rahmat Allah.

2. ISI KANDUNGAN SURAT AL-KAUSAR
Al-Kausar artinya adalah nikmat yang banyak. Surat ini diturunkan di kota Mekah maka surat ini tergolong surat Makkiyah.
Ayat 1: sesungguhnya sangatlah banyak anugerah dan karunia Tuhan yang diberikan kepada manusia. Tidaklah dapat dihitung berapa banyak karunia itu, sejak al-Qur’an di turunkan sebagai wahyu, nikmat yang diilhamkan sebagai hasil pikiran, kenabian, kerasulan, penutup dari segala rasul, rahmat bagi seluruh alam, pemimpin bagi umat manusia, dan untuk keselamataan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Ayat 2: sedemikian banyaknya nikmat atau anugerah Allah yang diberikan kepada manusia, menyebabkan tempat manusia beribadah hanya Allah, tempat manusia bersalat/berdo’a hanya Allah, tiada yang lain. Karena nikmat tidak akan didapat dari selain Allah. Perintah salat disini ialah salat fardhu yaitu salat 5 waktu. Dan perintah selanjutnya apabila ada rezeki setelah manusia salat Idul Adha hendaklah menyembelih hewan kurban. Dan daging kurban yang telah kita sembelih tadi dibagikan kepada tetangga dan masyarakat sekitar sehingga kita tidak termasuk orang-orang yang acuh tak acuh kepada para tetangga. Karena manusia juga termasuk makhluk sosial sehingga kita sebagai manusia juga harus ada rasa kepedulian sosial kepada masyarakat.
Ayat 3: orang-orang kafir telah mencampuradukkan kebenaran agama dengan kekayaan dan keturunan. Mentang-mentang Nabi Muhammad tidak mempunyai keturunan laki-laki maka akan putuslah sebutannya. Kalau Dia (Muhammad) mati, akan habislah sebutannya dan akan habislah agama yang dibawanya yaitu Islam. Itulah persangkaan yang salah dari orang-orang kafir. Padahal, orang-orang kafir itulah yang terputus rahmatnyaa dari Allah karena tidak mengikuti ajaran Nabi Muhammad yaitu agama Islam.



B. MEMAHAMI ISI KANDUNGAN SURAT AL-MA’UN
1. SURAT AL-MA’UN DAN ARTINYA
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (١) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (٢) وَلا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (٣) فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (٤) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ (٥) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (٦) وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (٧)
ARTINYA:
1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik/menolak hak anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya[*],
7. dan enggan (untuk memberi) bantuan.

[*] Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat.

2. ISI KANDUNGAN SURAT AL-MA’UN
Al-Ma’un artinya adalah bantuan. Surat ini diturunkan di kota Mekah maka surat ini tergolong surat Makkiyah.
Ayat 1 dan 2: maksudnya adalah orang yang membenci anak yatim termasuk oarang yang mendustakan agama, walaupun dia beribadah. Karena itu rasa benci, sombong tidak boleh ada di dalam jiwa seorang yang mengaku beragama.
Ayat 3: dia tidak mau menggalakkan/ mendorong orang supaya memberi makan orang miskin. Dilahapnya sendiri saja, dengan tidak memikirkan orang miskin. Atau tidak dididiknya anak istrinya supaya menyediakan makaanan bagi orang miskin jika mereka datang meminta makanan. Orang seperti itupun termasuk orang yang mendustakan agama. Karena dia mengaku menyembah Allah padahal hamba Allah tidak diberinya pertolongan dan tidak dipedulikannya.
Ayat 4 dan 5: dia telah melakukan salat tetapi salat itu hanya membawa celaka saja karena tidk dikerjakan dengan ikhlas. Tidak timbul dari kesadarnnya, bahwa seorang manusia sudah mempunyai kewajiban untuk beribadah kepada Allah salah satunya adalah kewajiban menunaikan salat 5 waktu.
Apakah kalian sudah salat dengan kesadaran kalian atau karena di suruh para guru?
Ayat 6: termasuk sifat-sifat orang yang mendustakan agama adalah riya. Walaupun dia beramal, kadang-kadang dia bermuka manis kepada anak yatim, kadang memberi makan orang miskin, kadang dia kelihatan khusuk pada salatnya tetapi semua itu dikerjakan karena riya. Yaitu karena ingin dilihat dan dipuji oleh orang lain maka hidupnya penuh dengan kebohongan dan kepalsuan sehingga tidak mendapat ridha Allah.
Ayat 7: orang yang mendustakan agama selalu menahan bahkan menghalang-halangi orang lain yang akan menolong sesama. Rasa cinta tidak ada dalam orang yang mendustakan agama. Yang ada hanyalah rasa benci, hatinya terlalu suka kepada benda yang fana. Insaf dan adil tak ada dalam hatinya. Dia menyangka begitulh hidup yang baik padahal itulah yang akan membawanya celaka.

No comments:

Post a Comment