BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan suatu bangsa maka semakin maju pula bangsa tersebut. Di negara-negara berkembang khususnya Indonesia sedang berupaya untuk meningkatkan kualitas bidang pendidikan guna mengejar ketertinggalannya dengan negara lainnya. Salah satunya yaitu dengan memberlakukan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang disempurnakan menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kurikulum tersebut menekankan keterlibatan siswa secara aktif dan berusaha menemukan konsep sendiri dalam proses belajar-mengajar di semua mata pelajaran tidak terkecuali pelajaran IPA.
Proses belajar-mengajar merupakan proses interaksi komunikasi aktif antara siswa dengan guru dalam kegiatan pendidikan. Dalam kegiatan proses belajar-mengajar ada kegiatan belajar yang dilakukan siswa dan ada kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru. Kedua kegiatan ini tidak berlangsung secara sendiri-sendiri, melainkan berlangsung secara bersama-sama pada waktu yang sama, sehingga terjadi adanya interaksi komunikasi aktif antara siswa dengan guru. Dalam suatu proses belajar-mengajar di kelas, idealnya seorang guru lebih berfungsi sebagai fasilitator sehingga siswa lebih aktif berperan dalam pencapaian tujuan belajar (hasil belajar).
Hasil belajar bukanlah suatu hal yang independent. Kenyataan yang ada hasil belajar (khususnya di sekolah) sangat bergantung dan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah sarana prasarana belajar.
Metode pembelajaran sebagai salah satu bagian sarana dan prasarana belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajar, selama ini belum cukup diperhatikan, terbukti masih sering digunakan metode ceramah di beberapa sekolah dan belum digunakannya metode pembelajaran lainnya yang dapat mengembangkan kemampuan yang ada pada siswa.
Metode pendidikan yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar sehingga banyak tenaga dan waktu yang terbuang sia-sia. Oleh karena itu metode yang diterapkan oleh seorang guru, baru berdaya guna dan berhasil jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
IPA merupakan ilmu yang dibangun melalui proses berfikir, ekperimen yang di dalamnya terdapat tahap mengamati, mengukur, menganalisis dan mengambil kesimpulan. Di dalam pembelajaran IPA siswa dituntut lebih bisa mandiri dalam belajar, karena dalam proses pembelajaran IPA yang diutamakan bukan hanya sekedar pengembangan kemampuan akademik saja, melainkan juga kemampuan praktik yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Khusus menyangkut masalah pembelajaran IPA, para pakar pendidikan berpendapat bahwa penguasaan siswa di Indonesia terhadap mata pelajaran IPA masih tertinggal dengan peserta didik di negara-negara lain. Hal ini ditandai antara lain, berupa daya serap IPA sangat rendah, yang salah satu penyebabnya adalah kurang tertariknya siswa terhadap IPA. Di samping itu juga patut dicermati bahwa IPA di sekolah umumnya dipelajari dengan pendekatan hafalan, sehingga walaupun siswa dapat nilai tinggi, namun hakikatnya dia tidak mendapatkan pengetahuan dan pengertian IPA itu sendiri.
MTs Merupakan salah satu MTs swasta dimana sebagian besar siswa-siswanya berasal dari daerah setempat. Fakta yang ada di MTs belum memiliki gedung laboratorium beserta kelengkapan alat dan bahannya sehingga dalam pokok materi tertentu yang harusnya ada sebuah percobaan terpaksa tidak dilaksanakan.
Bertolak dari uraian di atas peneliti berniat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang lebih kreatif yaitu kegiatan pembelajaran melalui metode demonstrasi kuliner dalam pembelajaan IPA khususnya pada materi pokok perubahan fisika dan perubahan kimia. Dengan pertimbangan bahan yang akan digunakan relatif lebih murah dan tidak asing bagi siswa yaitu melalui segala sesuatu yang berhubungan dengan dapur atau masakan.
Metode demonstrasi merupakan salah satu wadah untuk memberi pengalaman agar anak-anak dapat menguasai materi pelajaran dengan baik. Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkrit. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa dapat menemukan konsep ilmu yang sedang dipelajari. Dengan demikian pembelajaran kimia akan lebih bermakna dan menyenangkan sehingga hasil belajar kimia dapat lebih meningkat.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu kiranya untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PENERAPAN METODE DEMONSTRASI KULINER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SEMESTER II PADA MATERI POKOK PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA DI MTs”
Penelitian ini berfokus pada seberapa besar pengaruh metode demonstrasi kuliner terhadap hasil belajar IPA pada materi pokok perubahan fisika dan perubahan kimia pada siswa kelas VII semester genap di MTs.
B.Penegasan Istilah
Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas terhadap judul skripsi di atas, dan tidak terjadi kesalah pahaman dalam pembahasan, maka penulis perlu menegaskan beberapa istilah yang perlu mendapatkan penegasan antara lain :
1.Metode Demonstrasi Kuliner
a.Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi dimaksudkan sebagai suatu kegiatan memperlibatkan suatu gerak atau proses kerja sesuatu. Pelaksanaannya bisa jadi guru atau orang lain sengaja diminta memperlihatkan proses kerja sesuatu itu.
b.Kuliner
Istilah ini diserap dari bahasa Inggris, yakni culinary. Dalam kamus dwibahasa An English-Indonesian Dictionary karangan John M. Echols dan Hassan Shadily, istilah tersebut diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan dapur atau masakan.
Jadi metode demonstrasi kuliner yang dimaksudkan dalam penelitian kali ini adalah suatu cara untuk menunjukkan proses kelangsungan sesuatu hal melalui segala sesuatu yang berhubungan dengan dapur atau masakan.
2.Hasil Belajar
Hasil belajar atau tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikatagorikan menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif (penguasaan intelektual), ranah afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta ranah psikomotor (kemampuan/ keterampilan bertindak dan berprilaku).7 Hasil belajar dalam penelitian kali ini akan difokuskan hanya pada ranah kognitif.
3.Pembelajaran IPA
Pembelajaran Merupakan kegiatan belajar mengajar ditinjau dari sudut kegiatan siswa berupa pengalaman belajar siswa (PBS) yaitu kegiatan siswa yang direncanakan guru untuk dialami siswa selama kegiatan belajar mengajar.8 Sedangkan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada 3 kemampuan dalam IPA Yaitu :(1) kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, (3) dikembangkannya sikap ilmiah.9
Jadi pembelajaran IPA merupakan kegiatan siswa yang direncanakan guru untuk dialami siswa selama kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis.
C.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1.Selama ini guru masih cenderung menggunakan satu metode saja yaitu ceramah.
2. Pembelajaran IPA di sekolah masih dipelajari dengan pendekatan hafalan, sehingga konsep yang diperoleh mudah hilang dari ingatan.
3.Selama ini guru di kelas lebih menitik beratkan ketepatan waktu dalam penyampaian materi dibanding pemahaman yang diperoleh siswa.
4.Keterbatasan sarana gedung laboratorium beserta kelengkapan alat dan bahannya, sehingga tidak dimungkinkannya suatu praktek/ percobaan untuk materi yang membutuhkan visualisasi
5.Kurangnya pemanfaatan metode yang tepat guna dalam pembelajaran IPA
D.Pembatasan Masalah
Bertolak dari identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut.
1.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs
2.Penelitian ini dilakukan pada materi pokok perubahan fisika dan perubahan kimia.
3.Hasil belajar yang akan diteliti adalah hasil belajar secara kognitif.
4.Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode demonstrasi kuliner sebagai metode pembelajaran yang diterapkan di kelas eksperimen dan metode ceramah diterapkan di kelas kontrol.
E.Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
Apakah ada pengaruh penerapan metode demonstrasi kuliner terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII semester II pada materi pokok perubahan fisika dan perubahan kimia di MTs?
F.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian kali ini, adalah.
1.Bagi Guru
a.Diperolehnya strategi pembelajaran alternatif yang lebih menarik, inovatif yang mampu mengantisipasi keterbatasan sarana prasarana laboratorium.
b.Menumbuhkan motivasi berkreatifitas dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar yang lazim digunakan dan ramah lingkungan.
c.Diperolehnya aplikasi yang tepat pembelajaran dengan metode demonstrasi kuliner.
2.Bagi Siswa
a.Tumbuhnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
b.Meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan belajar.
c.Meningkatnya hasil belajar siswa tentang perubahan reaksi fisika dan kimia.
d.Meningkatnya kualitas hasil belajar siswa yang lebih bermakna dalam pembelajaran IPA.
3.Bagi Sekolah
a.Menumbuhkan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif di MTs
b.Memberikan variasi dalam penggunaan metode pengajaran di MTS
April 07, 2010
VITAMIN
VITAMIN
I. PENDAHULUAN
Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan.Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A dan B , dan ternyata masing-masing larut dalam lemak dan larut dalam air.Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang lain yang juga bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air.Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klassifikasi vitamin.Vitamin yang larut dalam air ,seluruhnya diberi symbol anggota B kompleks ( kecuali vitamin C ) dan vitamin larut dalam lemak yang baru ditemukan diberi symbol menurut abjad (vitamin A,D,E,K ).Vitamin yang larut dalam air tidak pernah dalam keadaan toksisitas di didalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin.
II. PEMBAHASAN
A. Vitamin yang larut di dalam air
Fungsinya dalam biomedis.
Tidak adanya vitamin atau defisiensi relatif vitamin dalam diet akan menimbulkan berbagai keadaan defisiensi dan penyakit yang khas. Defisiensi vitamin tunggal dari kelompok B kompleks jarang terjadi ,karena diet yang jelek paling sering disertai dengan keadaan defisiensi multiple.Diantara vitamin-vitamin yang larut dalam air ,dikenali keadaan defisiensi berikut ini :
1- penyakit beri-beri (defisiensi tiamin ).
2- Keilosis, glositis,sebore, dan fotofobia (defisiensi riboflavin)
3- Pellagra (defisiensi niasin).
4- Neuritis perifer (defisiensi piridoksin).
5- Anemia megaloblastik,asiduria metilmalonat dan anemia pernisiosa (defisiensi kobalamin).
6- Anemia megaloblastik (defisiensi asam folat).
7- Penyakit skorbut / skurvi (defisiensi asam askorbat).
Defisiensi vitamin dihindari dengan mengkomsumsi berbagai jenis makanan
dalam jumlah yang memadai. Vitamin yang larut di dalam air kelompok dari vitamin B kompleks merupakan kofaktor dalam berbagai reaksi enzimatik yang terdapat di dalam tubuh kita. Vitamin B yang penting bagi nutrisi manusia adalah :
-Tiamin ( vitamin B 1 ).
-Riboflavin ( vitamin B2 ).
-Niasin (asam nikotinat ,nikotinamida, vitamin B3 )
-Asam pantotenat ( vitamin B5 ).
-Vitamin B6 ( piridoksin ,pridoksal ,piridoksamin ).
-Biotin.
-Vitamin B12 (kobalamin ).
-Asam folat.
Karena kelarutannya dalam air ,kelebihan vitamin ini akan diekskresikan ke dalam urin dan dengan demikian jarang tertimbun dalam konsentrasi yang toksik.Penyimpanan vitamin B kompleks bersifat terbatas (kecuali kobalamin) sebagai akibatnya vitamin B kompleks harus dikomsumsi secara teratur.
II.1A.Tiamin
Tiamin tersusun dari pirimidin tersubsitusi yang dihubungkan oleh jembatan metilen dengan tiazol tersubsitusi. Bentuk aktif dari tiamin adalah tiamin difosfat ,di mana reaksi konversi tiamin menjadi tiamin difosfat tergantung oleh enzim tiamin difosfotransferase dan ATP yang terdapat di dalam otak dan hati.Tiamin difosfat berfungsi sebagai koenzim dalam sejumlah reaksi enzimatik dengan mengalihkan unit aldehid yang telah diaktifkan yaitu pada reaksi :
11. Dekarboksilasi oksidatif asam-asam α - keto ( misalnya α- ketoglutarat, piruvat, dan analog α - keto dari leusin isoleusin serta valin).
22. Reaksi transketolase (misalnya dalam lintasan pentosa fosfat).
Semua reaksi ini dihambat pada defisiensi tiamin .Dalam setiap keadaan tiamin. Difosfat menghasilkan karbon reaktif pada tiazol yang membentuk karbanion, yang kemudian ditambahkan dengan bebas kepada gugus karbonil,misalnya piruvat.Senyawa adisi kemudian mengalami dekarboksilasi dengan membebaskan CO2.Reaksi ini terjadi dalam suatu kompleks multienzim yang dikenal sebagai kompleks piruvat dehidrogenase.Dekarboksilasi oksidatif α - ketoglutarat menjadi suksinil ko-A dan CO2 dikatalisis oleh suatu kompleks enzim yang strukturnya sangat serupa dengan struktur kompleks piruvat dehidrogenase.
Defisiensi tiamin
Pada manusia yang mengalami defisiensi tiamin mengakibatkan reaksi yang tergantung pada tiamin difosfat akan dicegah atau sangat dibatasi ,sehingga menimbulkan penumpukan substrat untuk reaksi tersebut,misalnya piruvat ,gula pento dan derivat α- ketoglutarat dari asam amino rantai bercabang leusin, isoleusin serta valin .Tiamin didapati hampir pada semua tanaman dan jaringan tubuh hewan yang lazim digunakan sebagai makanan , tetapi kandungannya biasanya kecil .Biji-bijian yang tidak digiling sempurna dan daging merupakan sumber tiamin yang baik. Penyakit beri-beri disebabkan oleh diet kaya karbohidrat rendah tiamin,misalnya beras giling atau makanan yang sangat dimurnikan seperti gula pasir dan tepung terigu berwarna putih yang digunakan sebagai sumber makanan pokok.
Gejala dini defisiensi tiamin berupa neuropati perifer, keluhan mudah capai, dan anoreksia yang menimbulkan edema dan degenerasi kardiovaskuler, neurologis serta muskuler. Encefalopati Wernicke merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan defisiensi tiamin yangsering ditemukan diantara para peminum alcohol kronis yang mengkomsumsi hanya sedikit makanan lainnya.Ikan mentah tertentu mengandung suatu enzim (tiaminase ) yang labil terhadap panas,enzim ini merusak tiamin tetapi tidak dianggap sebagai masalahyang penting dalam nutrisi manusia.2
II.2A. Riboflavin
Riboflavin terdiri atas sebuah cincin isoaloksazin heterosiklik yang terikat dengan gula alcohol,ribitol.Jenis vitamin ini berupa pigmen fluoresen berwarnayang relatif stabilterhadap panas tetapi terurai dengan cahaya yang visible.
Bentuk aktif riboflavin adalah flavin mononukleatida ( FMN ) dan flavin adenin dinukleotida ( FAD ).FMN dibentuk oleh reaksi fosforilasi riboflavin yang tergantung pada ATP sedangkan FAD disintesis oleh reaksi selanjutnya dengan ATP dimana bagian AMP dalam ATP dialihkan kepada FMN.
FMN dan FAD berfungsi sebagai gugus prostetik enzim oksidoreduktase,di mana gugus prostetiknya terikat erat tetapi nonkovalen dengan apoproteinnya.Enzim-enzim ini dikenal sebagai flavoprotein .Banyak enzim flavoprotein mengandung satu atau lebih unsur metal seperti molibneum serta besi sebagai kofaktor esensial dan dikenal sebagai metaloflavoprotein.
Enzim-enzim flavoprotein tersebar luas dan diwakili oleh beberapa enzim oksidoreduktase yang penting dalam metabolisma mamalia,misalnya oksidase asam α amino dalam reaksi deaminasi asam amino , santin oksidase dalam penguraian purin ,aldehid dehidrogenase,gliserol 3 fosfat dehidrogenase mitokondria dalam proses pengangkutan sejumlah ekuivalen pereduksi dari sitosol ke dalam mitokondria,suksinat dehidrogenase dalam siklus asam sitrat, Asil ko A dehidrogenase,serta flavoprotein pengalih electron dalam oksidsi asam lemak dan dihidrolipoil dehidrogenase dalam reaksi dekarboksilasi oksidatif piruvat serta α- ketoglutarat, NADH dehidrogenase merupakan komponen utama rantai respiratorikdalam mitokondria.Semua system enzim ini akan terganggu pada defisiensi riboflavin.
Dalam peranannya sebagai koenzim, flavoprotein mengalami reduksi reversible cincin isoaloksazin hingga menghasilkan bentuk FMNH2 dan FADH2.
Defisiensi Riboflavin.
Bila ditinjau dari fungsi metaboliknya yang luas ,kita heran melihat defisiensi riboflavin tidak menimbulkan keadaan yang bisa membawa kematian. Namun demikian kalau terjadi defisiensi tiamin, berbagai gejala seperti stomatitis angularis, keilosis,glositis,sebore dan fotofobia.
Riboflavin disintesis dalam tanaman dan mikroorganisme, namun tidak dibuat dalam tubuh mamalia. Ragi, hati dan ginjal merupakan sumber riboflavin yang baik dan vitamin ini diabsorbsi dalam intestinum lewat rangkaian reaksifosforilasi – defosforilasi di dalam mukosa . Berbagai hormon ( misalnya hormon tiroid dan ACTH ), obat-obatan (misalnya klorpromazin,suatu inhihibitor kompetitif ) dan factor-faktor nutrisi mempengari\uhi konversi riboflavin menjadi bentuk-bentuk kofaktornya . Karena sensitivitasnya terhadap cahaya,defisiensi riboflavin dapat terjadi pada bayi yang baru lahir dengan hiperbilirubinemiayang mendapat fototerapi.
II.3A.Niasin
Niasin merupakan nama generik untuk asam nikotinat dan nikotinamida yang berfungsi sebagai sumber vitamin tersebut dalam makanan .Asam nikotinat merupakan derivat asam monokarboksilat dari piridin.
Bentuk aktif sari niasin adalah Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD+) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat ( NADP+).
Nikotinat merupakan bentuk niasin yang diperlukan untuk sintesis NAD+ dan NADP+ oleh enzim-enzim yangterdapat pada sitosol sebagian besar sel.Karena itu,setiap nikotinamida dalam makanan, mula-mula mengalami deamidasi menjadi nikotinat. Dalam sitosol nikotinat diubah menjadidesamido NAD+ melalui reaksi yang mula-mula dengan 5- fosforibosil –1-pirofosfat ( PRPP ) dan kemudian melalui
adenilasi dengan ATP.Gugus amido pada glutamin akan turut membentuk koenzim NAD +. Koenzim ini bisa mengalami fosforilasi lebih lanjut sehingga terbentuk NADP+.
Fungsi Niasin
Nukleotida nikotinmida mempunyai peranan yang luas sebagai koenzim pada banyak enzim dehidrogenase yang terdapat di dalam sitosol ataupun mitokondria .Dengan demikian vitamin niasin merupakan komponen kunci pada banyak lintasan metabolic yang mengenai metabolisme karbohidrat ,liid serta asam amino.NAD+ dan NADP+ merupakan koenzim pada banyak enzim oksidorduktase. Enzim-enzim dehidrogenase yang terikat dengan NAD mengkatalisis reaksi oksidoreduksi dalam lintasan oksidatif misalnya siklus asam sitrat,sedangkan enzim-enzim dehidrogenase yang terikat dengan NADP ditemukan dalam lintasan yang berhubungan dengan sintesis reduktif misalnya lintasan pentosa fosfat.
Defisiensi Niasin
Kekurangan niasin menimbulkan sindroma defisiensi pellagra,gejalanya ,encakup penurunan BB,berbagai kelainan pencernaan,dermatitis, depresi dan demensia.
Niasin ditemukan secara luas dalam sebagian besar makanan hewani dan nabati. Asam amino essensial triptofan dapat diubah menjadi niasin (NAD+) dimana setiap 60 mg triptofan dapat dihasilkan 1 mg niasin. Terjadinya defisiensi niasin apabila kandungan makanan kurang mengandung niasin dan triptofan . Tetapi makanan dengan kandungan leusin yang tinggi dapat menimbulkan defisiensi niasin karena kadar leusin yang tinggi dalam diet dapat menghambat kuinolinat fosforibosi transferase yaitu suatu enzim kunci dalam proses konversi triptofa menjadi NAD+. Piridoksal fosfat yang merupakan bentuk aktif dari vitamin B6 juga terlibat sebagai kofaktor dalam sintesis NAD+ dari triptofan .Sehingga defisiensi vitamin B6 dapat mendorong timbulnya defisiensi niasin.3
II.4A.Asam Pantotenat
Asam pantotenat dibentuk melalui penggabungan asam pantoat dengan alanin. Asam pantoneat aktif adalah Koenzim A (Ko A ) dan Protein Pembawa Asil (ACP). Asam pantoneat dapat diabsorbsi dengan mudah dalam intestinum dan selanjutnya mengalami fosforilasi oleh ATP hingga terbentuk 4'- fosfopantoneat . penambahan sistein dan pengeluaran gugus karboksilnya mengakibatkan penambahan netto tiotanolamina sehingga menghasilkan 4' – fosfopantein, yakni gugus prostetik pada ko A dan ACP . Ko A mengandung nukleotida adenin . Dengan demikian 4' –fosfopantein akan mengalami adenilasi oleh ATP hingga terbentuk defosfo koA . Fosforilasi akhir terjadi pada ATP dengan menambahkan gugus fosfat pada gugus 3 – hidroksil dalam moitas ribose untuk menghasilkan ko A.
Defisiensi Asam pantoneat
Kekurangan asam pantoneat jarang terjadi karena asam pantoneat terdapat secara lluas dalam makanan,khususnya dalam jumlah yang berlimpah dalam jaringan hewan,sereal utuh dan kacang-kacangan. Namun demikian ,burning foot syndrom pernah terjadi diantara para tawanan perang akibat defisiensi asam pantoneat dan berhubungan dengan menurunnya kemampuan asetilasi.4
II.5A.Vitamin B6
Vitamin B6 terdiri atas derivat piridin yang berhubungan erat yaitu piridoksin, piridoksal serta piridoksamin dan derivat fosfatnya yang bersesuaian.
Bentuk aktif dari vitamin B6 adalah piridoksal fosfat, di mana semua bentuk vitamin B6 diabsorbsi dari dalam intestinum , tetapi hidrolisis tertentu senyawa-senyawa ester fosfat terjadi selama proses pencernaan .Piridksal fosfat merupakan bentuk utama yang diangkut dalam plasma . Sebagian besar jaringan mengandung piridoksal kinase yang dapat mengkatalisis reaksi fosforilasi oleh ATP terhadap bentuk vitamin yang belum terfosforilasi menjadi masing- masing derivat ester fosfatnya . Piridoksal fosfat merupakan koenzim pada beberapa enzim dalam metabolisme asam aimno pada proses transaminasi, dekarboksilasi atau aktivitas aldolase. Piridoksal fosfat juga terlibat dalam proses glikogenolisis yaitu pada enzim yang memperantarai proses pemecahan glikogen.
Defisiensi Vitamin B6.
Kekurangan vitamin B6 jarang terjadi dan setiap defisiensi yang terjadi merupakan bagian dari defisiensi menyeluruh vitamin B kompleks. Namun defisiensi vitamin B6 dapat terjadi selama masa laktasi , pada alkoholik dan juga selama terapi isoniazid. Hati, ikan mackerl, alpukat, pisang, daging, sayuran dan telur merupakan sumber vitamin B6 yang terbaik.
II.6A.Biotin
Biotin merupakan derivat imidazol yang tersebar luas dalam berbagai makanan alami. Karena sebagian besar kebutuhan manusia akan biotin dipenuhi oleh sintesis dari bakteri intestinal, defisiensi biotin tidak disebabkan oleh defisiensi dietarik biasa tetapi oleh cacat dalam penggunaan. Biotin merupakan koenzim pada berbagai enzim karboksilase.
Defisiensi biotin
Gejala defisiensi biotin adalah depresi, halusinasi, nyeri otot dan dermatitis. Putih telur mengandung suatu protein yang labil terhadap panas yakni avidin. Protein ini akan bergabung kuat dengan biotin sehingga mencegah penyerapannya dan menimbulkan defisiensi biotin. Komsumsi telur mentah dapat menyebabkan defisiensi biotin.Tidak adanaya enzim holokarboksilase sintase yang melekatkan biotin pada residu lisin apoenzim karboksilat, juga menyebabkan gejala defisiensi biotin, termasuk akumulasi substratdari enzim-enzim yang tergantung pada biotin (piruvat karboksilase, asetyl ko A karboksilase, propionil ko A karboksilase dan ß – metilkrotonil ko A ). Pada sebagian kasus , anak-anak dengan defisiensi ini juga menderita penyakit defisiesi kekebalan.
II.7A. Vitamin B12
Vitamin B12 (kobalamin) mempunyai struktur cincin yang kompleks (cincin corrin) dan serupa dengan cincin porfirin, yang pada cincin ini ditambahkan ion kobalt di bagian tengahnya. Vitamin B12 disintesis secara eksklusif oleh mikroorganisme. Dengan demikian, vitamin B12 tidak terdapat dalam tanaman kecuali bila tanaman tersebut terkontaminasi vitamin B12 tetapi tersimpan pada binatang di dalam hati temapat vitamin B12 ditemukan dalam bentuk metilkobalamin,adenosilkobalamin, dan hidroksikobalamin.
Absorbsi intestinal vitamin B12 terjadi dengan perantaraan tempat-tempat reseptor dalam ileum yang memerlukan pengikatan vitamin B12, suatu glikoprotein yang sangat spesifik yaitu faktor intrinsik yang disekresi sel-sel parietal pada mukosa lambung.. Setelah diserap vitamin B12 terikat dengan protein plasma,
transkobalamin II untuk pengangkutan ke dalam jaringan. Vitamin B12 disimpan dalam hati terikat dengan transkobalamin I.
Koenzim vitamin B12 yang aktif adalah metilkobalamin dan deoksiadenosilkobalamin. Metilkobalamin merupakan koenzim dalam konversi Homosistein menjadi metionin dan juga konversi Metiltetrahidrofolat menjadi tetrafidrofolat. Deoksiadenosilkobalamin adalah koenzim untuk konversi metilmalonil Ko A menjadi suksinil Ko A.
Kekurangan atau defisiensi vitamin B12 menyebabkan anemia megaloblastik. Karena defisiensi vitamin B12 akan mengganggu reaksi metionin sintase . anemia terjadi akibat terganggunya sintesis DNA yang mempengaruhi pembentukan nukleus pada ertrosit yang baru . Keadaan ini disebabkan oleh gangguan sintesis purin dan pirimidin yang terjadi akibat defisiensi tetrahidrofolat. Homosistinuria dan metilmalonat asiduria juga terjadi .Kelainan neurologik yang berhubungan dengan defisiensi vitamin B12 dapat terjadi sekunder akibat defisiensi relatif metionin. 5
II.8A.Asam Folat
Nama generiknya adalah folasin . Asam folat ini terdiri dari basa pteridin yang terikat dengan satu molekul masing-masing asam P- aminobenzoat acid (PABA ) dan asam glutamat. Tetrahidrofolat merupakan bentuk asam folat yang aktif. Makanan yang mengandung asam folat akan dipecah oleh enzim-enzim usus spesifik menjadi monoglutamil folat agar bisa diabsorbsi . kemudian oleh adanya enzim folat reduktase sebagian besar derivat folat akan direduksi menjadi tetrahidrofolat dala sel intestinal yang menggunakan NADPH sebagai donor ekuivalen pereduksi.
Tetrahidrofolat ini merupakan pembawa unit-unit satu karbon yang aktif dalam berbagai reaksi oksidasi yaitu metil, metilen, metenil, formil dan formimino.Semuanya bisa dikonversikan.
Serin merupakan sumber utama unit satu karbon dalam bentuk gugus metilen yang secara reversible beralih kepada tetrahidrofolat hingga terbentuk glisin dan N5, N10 – metilen – H4folat yang mempunyai peranan sentral dalam metabolisme unit satu karbon. Senyawa di atas dapat direduksi menjadi N5 – metil – H4folat yang memiliki peranan penting dalam metilasi homosistein menjadi metionin dengan melibatkan metilkobalamin sebagai kofaktor.
Defisiensi atau kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik karena terganggunya sintesis DNA dan pembentukan eritrosit.
II.9A. Asam Askorbat
Bentuk aktif vitamin C adalah asam askorbat itu sendiri dimana fungsinya sebagai donor ekuivalen pereduksi dalam sejumlah reaksi penting tertentu. Asam askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat ,yang dengan sendirinya dapat bertindak sebagai sumber vitamin tersebut. Asam askorbat merupakan zat pereduksi dengan potensial hydrogen sebesar +0,008 V, sehingga membuatnya mampu untuk mereduksi senyawa-senyawa seperti oksigen molekuler, nitrat, dan sitokrom a serta c. Mekanisme kerja asam askorbat dalam banyak aktivitasnya masih belum jelas, tetapi proses di bawah ini membutuhkan asam askorbat :
1- Hidroksilasi prolin dalam sintesis kolagen.
2- Proses penguraian tirosin, oksodasi P-hidroksi –fenilpiruvat menjadi homogentisat memerlukan vitamin C yang bisa mempertahankan keadaan tereduksi pada ion tembaga yang diperlukan untuk memberikan aktivitas maksimal.
3- Sintesis epinefrin dari tirosin pada tahap dopamine-hidroksilase.
4- Pembentukan asam empedu pada tahap awal 7 alfa – hidroksilase.
1- Korteks adrenal mengandung sejumlah besar vitamin C yang dengan cepat akan terpakai habis kalau kelenja tersebut dirrangsang ole hormon adrenokortikotropik.
2- Penyerapan besi digalakkan secara bermakna oleh adanya vitamin C.
3- Asam askorbat dapat bertindak sebagai antioksidan umum yang larut dalam air dan dapat menghambat pembentukan nitrosamin dalam proses pencernaan.
Defisiensi atau kekurangan asam askorbat menyebabkan penyakit skorbut, penyakit ini berhubungan dengan gangguan sintesis kolagen yang diperlihatkan dalam bentuk perdarahan subkutan serta perdarahan lainnya , kelemahan otot, gusi yang bengkak dan menjadi lunak dan tanggalnya gigi, penyakit skorbut dapat disembuhkan dengan memakan buah dan sayur-sayuran yang segar. Cadangan normal vitamin C cukup untuk 34 bulan sebelum tanda-tanda penyakit skorbut muncul.6
B. Vitamin yang larut di dalam lemak
Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molrkul hidrofobik apolar, yang semua nya adalah derivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga harus disuplai dari makanan.Pemasokan vitamin- vitamin yang larut dalam lemak ini memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi secara efisien. Begitu diabsorbsi molekul vitamin tersebut harus diangkut dalam darah yaitu oleh lipoprotein atau protein pengikat yang spesifik.Yang merupakan vitamin yang larut di dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K.
Fungsi dalam biomedis
Keadaan yang mempengaruhi proses pencernaan dan penyerapan seperti steatore dan kelainan system biliaris dapat mempengaruhi proses penyerapan vitamin- vitamin yang larut dalam lemak, sehingga dapat menimbulkan keadaan defisiensi. Defisiensi gizi akan mempengaruhi fungsi vitamin- vitamin tersebut.
III.1B.Vitamin A
Vitamin A atau retinal merupakan senyawa poliisoprenoid yang mengandung cincin sikloheksenil. Vitamin A . Vitamin A merupakan istilah generik untuk semua senyawa dari sumber hewani yang memperlihatkan aktivitas biologik vitamin A. senyawa-senyawa twersebut adalah retinal, asam retinoat dan retinal.Hanya retinol yang memiliki aktivitas penuh vitamin A, yang lainnya hanya mempunyai sebagian fungsi vitamin A.
Vitamin A mempunyai provitamin yaitu karoten.Pada sayuran vitamin A terdapat sebagai provitamindalam bentuk pigmen berwarna kuning ß karoten, yang terdiri atas dua molekul retinal yang dihubungkan pada ujung aldehid rantai karbonnya.Tetapi karena ß karoten tidak mengalami metabolisme yang efisien ,maka ß karoten mempunyai efektifitas sebagai sumber vitamin A hanya seper sepuluh retinal.
Ester retinal yang terlarut dalam lemak makanan akan terdispersi di dalam getah empedu dan dihidrolisis di dalam lumen intestinum diikuti oleh penyerapan langsung ke dalam epitel intestinal. ß – Karoten yang dikomsumsi mungkin dipecah lewat reaksi oksidasi oleh enzim ß – karoten dioksigenase .Pemecahan ini menggunakan
oksigen molekuler, digalakkan dengan adanya garam-garam empedu dan menghasilkan 2 molekul retinaldehid ( retinal ). Demikian pula ,di dalam mukosa intestinal ,retinal direduksi menjadi retinal oleh enzim spesifik retinaldehid reduktase dengan menggunakan NADPH. 7
Retinal dalam frahsi yang kecil teroksidasi menjadi asam retinoat . Sebagian besar retinal mengalami esterifikasi dengan asam-asam lemak dan menyatu ke dalam kilomikron limfe yang masuk ke dalam aliran darah.Bentuk ini kemudian diubah menjadi fragmen kilomikron yang diambil oleh hati bersama-sama dengan kandungan retinolnya .
Di dalam hati, vitamin A disimpan dalam bentuk ester di dalam liposit, yang mungkin sebagai suatu kompleks lipoglikoprotein.Untuk pengngkutan ke jaringan, vitamin A dihidrolisis dan retinal yang terbentuk terikat dengan protein pengikat aporetinol ( RBP ).Holo- RBP yang dihasilkan diproses dalam apparatus golgi dan disekresikan ke dalam plasma .Asam retinoat diangkut dalam plasma dalam keadaan terikat dengan albumin.Begitu di dalam sel-sel ekstrahepatik , retinal terikat dengan protein pengikat retinol seluler (CRBP) .Toksisitaas vitamin A terjadi setelah kapasitas RBP dilampaui dan sel-sel tersebut terpapar pada retinal yang terikat.
Retinal dan retinal mengalami interkonversi dengan adanya enzim-enzim dehidrogenase atau reduktase yang memerlukan NAD atau NADP di dalam banyak jaringan. Namun demikian, begitu terbentuk dari retinal, asam retinoat tidak dapat diubah kembali menjadi retinal atau menjadi retinal.Asam retinoat dapat mendukung pertumbuhan dan differensiasi, tetapi tidak dapat menggantikan retinal dalam peranannya pada penglihatan atau pun retinal dalam dukungannya pada system reproduksi.
Retinol setelah diambil oleh CRBP diangkut ke dalam sel dan terikat dengan protein nucleus,di dalam nucleus inilah retinal terlibat dalam pengendalian ekspresi gen-gen tertentu, sehingga retinal bekerja menyerupai hormon steroid.
Retinal merupakan kompoenen pigmen visual rodopsin,yang mana rodopsin terdapat dalam sel-sel batang retina yang bertanggung jawab atas penglihatan pada saat cahaya kurang terang. 11 – sis – Retinal yaitu isomer all – transretinal,terikat secara spesifik pada protein visual opsin hingga terbentuk rodopsin.Ketika terkena cahaya, rodopsin akan terurai serta mambentuk all-trans retinal dan opsin. Reaksi ini disertai dengan perubahan bentuk yang menimbulkan saluran ion kalsium dalam membran sel batang. Aliran masuk ion-ion kalsium yang cepat akan memicu impuls syaraf sehingga memungkin cahaya masuk ke otak
Asam retinoat turut serta dalam sintesis glikoprotein. Hal ini dapat dijelaskan bahwa asam retinoat bekerja dalam menggalakkan pertumbuhan dan differensiasi jaringan.
Retinoid dan karotenoid memiliki aktivitas antikanker.Banyak penyakit kanker pada manusia timbul dalam jaringan epitel yang tergantung pada retinoid untuk berdifferensiasi seluler yang normal .ß–karoten merupakan zat antioksidan dan mungkin mempunyai peranan dalam menangkap radikal bebas peroksi di dalam jaringan dengan tekanan parsial oksigen yang rendah. Kemampuan ß–karoten bertindak sebagai antioksidan disebabkan oleh stabilisasi radikal bebas peroksida di dalam struktur alkilnya yang terkonjugasi. Karena ß – karoten efektif pada konsentrasi oksigen yang rendah, zat provitamin ini melengkapi sifat-sifat antioksidan yang dimiliki vitamin E yang efektif dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi.
Kekurangan atau defisiensi vitamin A disebabkan oleh malfungsi berbagai mekanisme seluler yang di dalamnya turut berperan senyawa- senyawa retinoid. Defisiensi vitamin A terjadi gangguan kemampuan penglihatan pada senja hari (buta senja). Ini terjadi karena ketika simpanan vitamin A dalam hati hampir habis. Deplesi selanjutnya menimbulkan keratinisasi jaringan epitel mata, paru-paru,
traktus gastrointestinal dan genitourinarius, yang ditambah lagi dengan pengurangan sekresi mucus. Kerusakan jaringan mata, yaitu seroftalmia akan menimbulkan kebutaan. Defisiensi vitamin A terjadi terutama dengan dasar diet yang jelekdengan kekurangan komsumsi sayuran, buah yang menjadi sumber provitami A. 8
III.2B.Vitamin D
Vitamin D Merupakan Prohormon Steroid.Vitamin ini diwakili oleh sekelompok senyawa steroid yang terutama terdapat pada hewan, tetapi juga terdapat dalam tanaman serta ragi. Melalui berbagai proses metabolic,vitamin D dapat menghasilkan suatu hormon yaitu Kalsitriol, yang mempun yai peranan sentral dalam metabolisme kalsium dan fosfat..
Vitamin D dihasilkan dari provitamin ergosterol dan 7- dehidrokolesterol. Ergosterol terdapat dalam tanaman dan 7–dehidrokolesterol dalam tubuh hewan. Ergokalsiferol (vitamin D2) terbentuk dalam tanaman, sedangkan di dalama tubuh hewan akan terbentuk kolekalsiferol (vitamin D3) pada kulit yang terpapar cahaya.Kedua bentuk vitamin tersebut mempunyai potensi yang sama ,yaitu masing-masing dapat menghasilkan kalsitriol D2 dan D3.
Vitamin D3 ataupun D2 dari makanan diekstraksi dari dalam darah ( dalam keadaan terikat dengan globulin spesifik), setelah absorbsi dari misel dalam intestinum. Vitamin tersebut mengalami hidroksilasi pada posisi –25 oleh enzim vitamin D3 – 25 hidroksikolekalsiferol,yaitu suatu enzim pada retikulum endoplasmic yang dianggap membatasi kecepatan reaksi. 25- hidroksi D3 merupakan bentuk utama vitamin D dalam sirkulasi darah dan bentuk cadangan yang utama dalam hati.
Dalam tubulus ginjal, tulang dan plasenta, 25–hidroksiD3 selanjutnya mengalami hidroksilasi dalam posisi 1 oleh enzim 25–hidroksiD3 1- hidroksilase, yakni suatu enzim mitokondria. Hasilnya adalah 1,25–dihidroksi D3 ( kalsitriol ), yaitu metabolit vitamin D yang paling poten. Produksi hasil ini diatur oleh konsentrasinya sendiri, hormon paratiroid dan fosfat dalam serum.
Defisiensi atau kekurangan vitamin D menyebabkan penyakit rakitis terdapat pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. Kelainan disebabkan oleh pelunakan tulang yang terjadi akibat kekurangan kalsium dan fosfat. Ikan berlemak, kuning telur dan hati merupakan sumber vitaqmin D yang baik.
III.3B.Vitamin E ( Tokoferol )
Ada beberapa jenis tokoferol dalam bentuk alami .Semuanya merupakan 6- hidroksikromana atau tokol yang tersubsitusi isoprenoid.
Penyerapan aktif lemak meningkatkan absorbsi vitamin E. Gangguan penyerapan lemak dapat menimbulkan defisiensi vitamin E. Vitamin E di dalam darah diangkut oleh lipoprotein, pertama- tama lewat penyatuan ke dalam kilomikron yang mendistribusikan vitamin ke jaringan yang mengandung lipoprotein lipase serta ke hati dalam fragmen sisa kilomikron, dan kedua, lewat pengeluaran dari dalam hati dalam lipoprotein berdensitas sangat rendah ( VLDL ). Vitamin E disimpan dalam jaringan adiposa
Vitamin E (tokoferol) bertindak sebagai antioksidan dengan memutuskan berbagai reaksi rantai radikal bebas sebagai akibat kemampuannya untuk memindahkan hydrogen fenolat kepada radikal bebas perksil dari asam lemak tak jenuh ganda yang telah mengalami peroksidasi . Radikal bebas fenoksi yang terbentuk kemudian bereaksi dengan radikal bebas peroksil selanjutnya. Dengan demikian α – tokoferol tidak mudah terikat dalam reaksi oksidasi yang reversible, cincin kromana dan rantai samping akan teroksidasi menjadi produk non radikal bebas.
Defisiensi atau kekurangan vitamin E dapat menimbulkan anemia pada bayi yang baru lahir. Kebutuhan akan vitamin E meningkat bersamaan dengan semakin
besarnya masukan lemak tak- jenuh ganda. Asupan minyak mineral, keterpaparan terhadap oksigen (seperti dalam tenda oksigen ) atau berbagai penyakit yang menyebabkan tidak efisiennya penyerapan lemak akan menimbulkan defisiensi vitamin E yang menimbulkan gejala neurology.
Vitamin E dirusak oleh pemasakan dan pengolahan makanan yang bersifat komersial,termasuk pembekuan. Benih gandum, minyak biji bunga matahari serta biji sfflower, dan minyak jagung serta kedelai, semuanya merupakan sumber vitamin E yang baik. 9
III.4B.Vitamin K
Vitamin yang tergolong ke dalam kelompok vitamin K adalah naftokuinon tersubsitusi – poliisoprenoid. Menadion ( K3 ), yaitu senyawa induk seri vitamin K, tidak ditemukan dalam bentuk alami tetapi jika diberikan, secara in vivosenyawa ini akan mengalami alkilasi menjadi salah satu menakuinon ( K2 ). Filokuinon ( K1 ) merupakan bentuk utama vitamin K yang ada dalam tanaman. Menakuinon – 7 merupakan salah satu dari rangkaian bentuk tak jenuh polirenoid dari vitamin K yang ditemukan dalam jaringan binatang dan disintesis oleh bakteri dalam intestinum.
Penyerapan vitamin K memerlukan penyerapan lemak yang normal. Malabsorbsi lemak merupakan penyebab paling sering timbulnya defisiensi vitamin K. derivat vitamin K dalam bentuk alami hanya diserap bila ada garam-garam empedu, seperti lipid lainnya, dan didistribusikan dalam aliran darah lewat system limfatik dalam kilomikron. Menadion, yang larut dalam air , diserap bahkan dalam keadaan tanpa adanya garam-garam empedu, dengan melintas langsung ke dalam vena porta hati .
Vitamin K terlibat dalam pemeliharaan kadar normal factor pembekuan darah II, VII, IX dan X, yang semuanya disintesis di dalam hati mula-mula sebagai precursor inaktif.
Vitamin K bekerja sebagai kofaktor enzim karboksilase yang membentu residu γ – karboksiglutamat dalam protein precursor. Reaksi karboksilase yang tergantung vitamin K terjadi dalam retikulum endoplasmic banyak jaringan dan memerlukan oksigen molekuler, karbondioksida serta hidrokuinon ( tereduksi ) vitamin K dan di dalam siklus ini, produk 2,3 epoksida dari reaksi karboksilase diubah oleh enzim 2,3 epoksida reduktase menjadi bentuk kuinon vitamin K dengan menggunakan zat pereduksi ditiol yang masih belum teridentifikasi.Reduksi selanjutnya bentuk kuinon menjadi hidrokuinon oleh NADH melengkapi siklus vitamin K untuk menghasilkan kembali bentuk aktif vitamin tersebut.
Defisiensi atau kekurangan vitamin K dapat menyebabkan terjadinya penyakit hemoragik pada bayi baru lahir.Hal ini disebabkan karena plasenta tidak meneruskan vitamin K secara efisien.
Vitamin K tersebar luas dalam jaringan tanaman dan hewan yang digunakan sebagai bahan makanan dan produksi vitamin K oleh mikroflora intestinal pada hakekatnya menjamin tidak terjadinya defisiensi vitamin K.
Defisiensi vitamin K dapat terjadi oleh malabsorbsi lemak yang mungkin menyertai disfungsi pancreas, penyakit biliaris, atrofi mukosa intestinal atau penyebab steatore lainnya.Di samping itu, sterilisasi usus besar oleh antibiotik juga dapat mengakibatkan defisiensi vitamin K.10
III. KESIMPULAN
1.Vitamin adalah nutrien organik yang mempunyai berbagai fungsi yang essensial dalam proses metabolisme,dibutuhkan dalam jumlah yang kecil dan harus disuplai dari makanan.
2.Vitamin yang larut dalam air merupakan kelompok vitamin B kompleks dan vitamin C yang berfungsi sebagai kofaktor enzim.
3.Vitamin yang larut dalam air kelebihannya dalam tubuh dikeluarkan melalui urin,sehingga tidak didapati keadaan yang toksik dalam tubuh.
6.Vitamin yang larut dalam lemak kelebihannya di dalam tubuh akan menimbulkan gejala toksisitas..
I. PENDAHULUAN
Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan.Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A dan B , dan ternyata masing-masing larut dalam lemak dan larut dalam air.Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang lain yang juga bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air.Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klassifikasi vitamin.Vitamin yang larut dalam air ,seluruhnya diberi symbol anggota B kompleks ( kecuali vitamin C ) dan vitamin larut dalam lemak yang baru ditemukan diberi symbol menurut abjad (vitamin A,D,E,K ).Vitamin yang larut dalam air tidak pernah dalam keadaan toksisitas di didalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin.
II. PEMBAHASAN
A. Vitamin yang larut di dalam air
Fungsinya dalam biomedis.
Tidak adanya vitamin atau defisiensi relatif vitamin dalam diet akan menimbulkan berbagai keadaan defisiensi dan penyakit yang khas. Defisiensi vitamin tunggal dari kelompok B kompleks jarang terjadi ,karena diet yang jelek paling sering disertai dengan keadaan defisiensi multiple.Diantara vitamin-vitamin yang larut dalam air ,dikenali keadaan defisiensi berikut ini :
1- penyakit beri-beri (defisiensi tiamin ).
2- Keilosis, glositis,sebore, dan fotofobia (defisiensi riboflavin)
3- Pellagra (defisiensi niasin).
4- Neuritis perifer (defisiensi piridoksin).
5- Anemia megaloblastik,asiduria metilmalonat dan anemia pernisiosa (defisiensi kobalamin).
6- Anemia megaloblastik (defisiensi asam folat).
7- Penyakit skorbut / skurvi (defisiensi asam askorbat).
Defisiensi vitamin dihindari dengan mengkomsumsi berbagai jenis makanan
dalam jumlah yang memadai. Vitamin yang larut di dalam air kelompok dari vitamin B kompleks merupakan kofaktor dalam berbagai reaksi enzimatik yang terdapat di dalam tubuh kita. Vitamin B yang penting bagi nutrisi manusia adalah :
-Tiamin ( vitamin B 1 ).
-Riboflavin ( vitamin B2 ).
-Niasin (asam nikotinat ,nikotinamida, vitamin B3 )
-Asam pantotenat ( vitamin B5 ).
-Vitamin B6 ( piridoksin ,pridoksal ,piridoksamin ).
-Biotin.
-Vitamin B12 (kobalamin ).
-Asam folat.
Karena kelarutannya dalam air ,kelebihan vitamin ini akan diekskresikan ke dalam urin dan dengan demikian jarang tertimbun dalam konsentrasi yang toksik.Penyimpanan vitamin B kompleks bersifat terbatas (kecuali kobalamin) sebagai akibatnya vitamin B kompleks harus dikomsumsi secara teratur.
II.1A.Tiamin
Tiamin tersusun dari pirimidin tersubsitusi yang dihubungkan oleh jembatan metilen dengan tiazol tersubsitusi. Bentuk aktif dari tiamin adalah tiamin difosfat ,di mana reaksi konversi tiamin menjadi tiamin difosfat tergantung oleh enzim tiamin difosfotransferase dan ATP yang terdapat di dalam otak dan hati.Tiamin difosfat berfungsi sebagai koenzim dalam sejumlah reaksi enzimatik dengan mengalihkan unit aldehid yang telah diaktifkan yaitu pada reaksi :
11. Dekarboksilasi oksidatif asam-asam α - keto ( misalnya α- ketoglutarat, piruvat, dan analog α - keto dari leusin isoleusin serta valin).
22. Reaksi transketolase (misalnya dalam lintasan pentosa fosfat).
Semua reaksi ini dihambat pada defisiensi tiamin .Dalam setiap keadaan tiamin. Difosfat menghasilkan karbon reaktif pada tiazol yang membentuk karbanion, yang kemudian ditambahkan dengan bebas kepada gugus karbonil,misalnya piruvat.Senyawa adisi kemudian mengalami dekarboksilasi dengan membebaskan CO2.Reaksi ini terjadi dalam suatu kompleks multienzim yang dikenal sebagai kompleks piruvat dehidrogenase.Dekarboksilasi oksidatif α - ketoglutarat menjadi suksinil ko-A dan CO2 dikatalisis oleh suatu kompleks enzim yang strukturnya sangat serupa dengan struktur kompleks piruvat dehidrogenase.
Defisiensi tiamin
Pada manusia yang mengalami defisiensi tiamin mengakibatkan reaksi yang tergantung pada tiamin difosfat akan dicegah atau sangat dibatasi ,sehingga menimbulkan penumpukan substrat untuk reaksi tersebut,misalnya piruvat ,gula pento dan derivat α- ketoglutarat dari asam amino rantai bercabang leusin, isoleusin serta valin .Tiamin didapati hampir pada semua tanaman dan jaringan tubuh hewan yang lazim digunakan sebagai makanan , tetapi kandungannya biasanya kecil .Biji-bijian yang tidak digiling sempurna dan daging merupakan sumber tiamin yang baik. Penyakit beri-beri disebabkan oleh diet kaya karbohidrat rendah tiamin,misalnya beras giling atau makanan yang sangat dimurnikan seperti gula pasir dan tepung terigu berwarna putih yang digunakan sebagai sumber makanan pokok.
Gejala dini defisiensi tiamin berupa neuropati perifer, keluhan mudah capai, dan anoreksia yang menimbulkan edema dan degenerasi kardiovaskuler, neurologis serta muskuler. Encefalopati Wernicke merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan defisiensi tiamin yangsering ditemukan diantara para peminum alcohol kronis yang mengkomsumsi hanya sedikit makanan lainnya.Ikan mentah tertentu mengandung suatu enzim (tiaminase ) yang labil terhadap panas,enzim ini merusak tiamin tetapi tidak dianggap sebagai masalahyang penting dalam nutrisi manusia.2
II.2A. Riboflavin
Riboflavin terdiri atas sebuah cincin isoaloksazin heterosiklik yang terikat dengan gula alcohol,ribitol.Jenis vitamin ini berupa pigmen fluoresen berwarnayang relatif stabilterhadap panas tetapi terurai dengan cahaya yang visible.
Bentuk aktif riboflavin adalah flavin mononukleatida ( FMN ) dan flavin adenin dinukleotida ( FAD ).FMN dibentuk oleh reaksi fosforilasi riboflavin yang tergantung pada ATP sedangkan FAD disintesis oleh reaksi selanjutnya dengan ATP dimana bagian AMP dalam ATP dialihkan kepada FMN.
FMN dan FAD berfungsi sebagai gugus prostetik enzim oksidoreduktase,di mana gugus prostetiknya terikat erat tetapi nonkovalen dengan apoproteinnya.Enzim-enzim ini dikenal sebagai flavoprotein .Banyak enzim flavoprotein mengandung satu atau lebih unsur metal seperti molibneum serta besi sebagai kofaktor esensial dan dikenal sebagai metaloflavoprotein.
Enzim-enzim flavoprotein tersebar luas dan diwakili oleh beberapa enzim oksidoreduktase yang penting dalam metabolisma mamalia,misalnya oksidase asam α amino dalam reaksi deaminasi asam amino , santin oksidase dalam penguraian purin ,aldehid dehidrogenase,gliserol 3 fosfat dehidrogenase mitokondria dalam proses pengangkutan sejumlah ekuivalen pereduksi dari sitosol ke dalam mitokondria,suksinat dehidrogenase dalam siklus asam sitrat, Asil ko A dehidrogenase,serta flavoprotein pengalih electron dalam oksidsi asam lemak dan dihidrolipoil dehidrogenase dalam reaksi dekarboksilasi oksidatif piruvat serta α- ketoglutarat, NADH dehidrogenase merupakan komponen utama rantai respiratorikdalam mitokondria.Semua system enzim ini akan terganggu pada defisiensi riboflavin.
Dalam peranannya sebagai koenzim, flavoprotein mengalami reduksi reversible cincin isoaloksazin hingga menghasilkan bentuk FMNH2 dan FADH2.
Defisiensi Riboflavin.
Bila ditinjau dari fungsi metaboliknya yang luas ,kita heran melihat defisiensi riboflavin tidak menimbulkan keadaan yang bisa membawa kematian. Namun demikian kalau terjadi defisiensi tiamin, berbagai gejala seperti stomatitis angularis, keilosis,glositis,sebore dan fotofobia.
Riboflavin disintesis dalam tanaman dan mikroorganisme, namun tidak dibuat dalam tubuh mamalia. Ragi, hati dan ginjal merupakan sumber riboflavin yang baik dan vitamin ini diabsorbsi dalam intestinum lewat rangkaian reaksifosforilasi – defosforilasi di dalam mukosa . Berbagai hormon ( misalnya hormon tiroid dan ACTH ), obat-obatan (misalnya klorpromazin,suatu inhihibitor kompetitif ) dan factor-faktor nutrisi mempengari\uhi konversi riboflavin menjadi bentuk-bentuk kofaktornya . Karena sensitivitasnya terhadap cahaya,defisiensi riboflavin dapat terjadi pada bayi yang baru lahir dengan hiperbilirubinemiayang mendapat fototerapi.
II.3A.Niasin
Niasin merupakan nama generik untuk asam nikotinat dan nikotinamida yang berfungsi sebagai sumber vitamin tersebut dalam makanan .Asam nikotinat merupakan derivat asam monokarboksilat dari piridin.
Bentuk aktif sari niasin adalah Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD+) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat ( NADP+).
Nikotinat merupakan bentuk niasin yang diperlukan untuk sintesis NAD+ dan NADP+ oleh enzim-enzim yangterdapat pada sitosol sebagian besar sel.Karena itu,setiap nikotinamida dalam makanan, mula-mula mengalami deamidasi menjadi nikotinat. Dalam sitosol nikotinat diubah menjadidesamido NAD+ melalui reaksi yang mula-mula dengan 5- fosforibosil –1-pirofosfat ( PRPP ) dan kemudian melalui
adenilasi dengan ATP.Gugus amido pada glutamin akan turut membentuk koenzim NAD +. Koenzim ini bisa mengalami fosforilasi lebih lanjut sehingga terbentuk NADP+.
Fungsi Niasin
Nukleotida nikotinmida mempunyai peranan yang luas sebagai koenzim pada banyak enzim dehidrogenase yang terdapat di dalam sitosol ataupun mitokondria .Dengan demikian vitamin niasin merupakan komponen kunci pada banyak lintasan metabolic yang mengenai metabolisme karbohidrat ,liid serta asam amino.NAD+ dan NADP+ merupakan koenzim pada banyak enzim oksidorduktase. Enzim-enzim dehidrogenase yang terikat dengan NAD mengkatalisis reaksi oksidoreduksi dalam lintasan oksidatif misalnya siklus asam sitrat,sedangkan enzim-enzim dehidrogenase yang terikat dengan NADP ditemukan dalam lintasan yang berhubungan dengan sintesis reduktif misalnya lintasan pentosa fosfat.
Defisiensi Niasin
Kekurangan niasin menimbulkan sindroma defisiensi pellagra,gejalanya ,encakup penurunan BB,berbagai kelainan pencernaan,dermatitis, depresi dan demensia.
Niasin ditemukan secara luas dalam sebagian besar makanan hewani dan nabati. Asam amino essensial triptofan dapat diubah menjadi niasin (NAD+) dimana setiap 60 mg triptofan dapat dihasilkan 1 mg niasin. Terjadinya defisiensi niasin apabila kandungan makanan kurang mengandung niasin dan triptofan . Tetapi makanan dengan kandungan leusin yang tinggi dapat menimbulkan defisiensi niasin karena kadar leusin yang tinggi dalam diet dapat menghambat kuinolinat fosforibosi transferase yaitu suatu enzim kunci dalam proses konversi triptofa menjadi NAD+. Piridoksal fosfat yang merupakan bentuk aktif dari vitamin B6 juga terlibat sebagai kofaktor dalam sintesis NAD+ dari triptofan .Sehingga defisiensi vitamin B6 dapat mendorong timbulnya defisiensi niasin.3
II.4A.Asam Pantotenat
Asam pantotenat dibentuk melalui penggabungan asam pantoat dengan alanin. Asam pantoneat aktif adalah Koenzim A (Ko A ) dan Protein Pembawa Asil (ACP). Asam pantoneat dapat diabsorbsi dengan mudah dalam intestinum dan selanjutnya mengalami fosforilasi oleh ATP hingga terbentuk 4'- fosfopantoneat . penambahan sistein dan pengeluaran gugus karboksilnya mengakibatkan penambahan netto tiotanolamina sehingga menghasilkan 4' – fosfopantein, yakni gugus prostetik pada ko A dan ACP . Ko A mengandung nukleotida adenin . Dengan demikian 4' –fosfopantein akan mengalami adenilasi oleh ATP hingga terbentuk defosfo koA . Fosforilasi akhir terjadi pada ATP dengan menambahkan gugus fosfat pada gugus 3 – hidroksil dalam moitas ribose untuk menghasilkan ko A.
Defisiensi Asam pantoneat
Kekurangan asam pantoneat jarang terjadi karena asam pantoneat terdapat secara lluas dalam makanan,khususnya dalam jumlah yang berlimpah dalam jaringan hewan,sereal utuh dan kacang-kacangan. Namun demikian ,burning foot syndrom pernah terjadi diantara para tawanan perang akibat defisiensi asam pantoneat dan berhubungan dengan menurunnya kemampuan asetilasi.4
II.5A.Vitamin B6
Vitamin B6 terdiri atas derivat piridin yang berhubungan erat yaitu piridoksin, piridoksal serta piridoksamin dan derivat fosfatnya yang bersesuaian.
Bentuk aktif dari vitamin B6 adalah piridoksal fosfat, di mana semua bentuk vitamin B6 diabsorbsi dari dalam intestinum , tetapi hidrolisis tertentu senyawa-senyawa ester fosfat terjadi selama proses pencernaan .Piridksal fosfat merupakan bentuk utama yang diangkut dalam plasma . Sebagian besar jaringan mengandung piridoksal kinase yang dapat mengkatalisis reaksi fosforilasi oleh ATP terhadap bentuk vitamin yang belum terfosforilasi menjadi masing- masing derivat ester fosfatnya . Piridoksal fosfat merupakan koenzim pada beberapa enzim dalam metabolisme asam aimno pada proses transaminasi, dekarboksilasi atau aktivitas aldolase. Piridoksal fosfat juga terlibat dalam proses glikogenolisis yaitu pada enzim yang memperantarai proses pemecahan glikogen.
Defisiensi Vitamin B6.
Kekurangan vitamin B6 jarang terjadi dan setiap defisiensi yang terjadi merupakan bagian dari defisiensi menyeluruh vitamin B kompleks. Namun defisiensi vitamin B6 dapat terjadi selama masa laktasi , pada alkoholik dan juga selama terapi isoniazid. Hati, ikan mackerl, alpukat, pisang, daging, sayuran dan telur merupakan sumber vitamin B6 yang terbaik.
II.6A.Biotin
Biotin merupakan derivat imidazol yang tersebar luas dalam berbagai makanan alami. Karena sebagian besar kebutuhan manusia akan biotin dipenuhi oleh sintesis dari bakteri intestinal, defisiensi biotin tidak disebabkan oleh defisiensi dietarik biasa tetapi oleh cacat dalam penggunaan. Biotin merupakan koenzim pada berbagai enzim karboksilase.
Defisiensi biotin
Gejala defisiensi biotin adalah depresi, halusinasi, nyeri otot dan dermatitis. Putih telur mengandung suatu protein yang labil terhadap panas yakni avidin. Protein ini akan bergabung kuat dengan biotin sehingga mencegah penyerapannya dan menimbulkan defisiensi biotin. Komsumsi telur mentah dapat menyebabkan defisiensi biotin.Tidak adanaya enzim holokarboksilase sintase yang melekatkan biotin pada residu lisin apoenzim karboksilat, juga menyebabkan gejala defisiensi biotin, termasuk akumulasi substratdari enzim-enzim yang tergantung pada biotin (piruvat karboksilase, asetyl ko A karboksilase, propionil ko A karboksilase dan ß – metilkrotonil ko A ). Pada sebagian kasus , anak-anak dengan defisiensi ini juga menderita penyakit defisiesi kekebalan.
II.7A. Vitamin B12
Vitamin B12 (kobalamin) mempunyai struktur cincin yang kompleks (cincin corrin) dan serupa dengan cincin porfirin, yang pada cincin ini ditambahkan ion kobalt di bagian tengahnya. Vitamin B12 disintesis secara eksklusif oleh mikroorganisme. Dengan demikian, vitamin B12 tidak terdapat dalam tanaman kecuali bila tanaman tersebut terkontaminasi vitamin B12 tetapi tersimpan pada binatang di dalam hati temapat vitamin B12 ditemukan dalam bentuk metilkobalamin,adenosilkobalamin, dan hidroksikobalamin.
Absorbsi intestinal vitamin B12 terjadi dengan perantaraan tempat-tempat reseptor dalam ileum yang memerlukan pengikatan vitamin B12, suatu glikoprotein yang sangat spesifik yaitu faktor intrinsik yang disekresi sel-sel parietal pada mukosa lambung.. Setelah diserap vitamin B12 terikat dengan protein plasma,
transkobalamin II untuk pengangkutan ke dalam jaringan. Vitamin B12 disimpan dalam hati terikat dengan transkobalamin I.
Koenzim vitamin B12 yang aktif adalah metilkobalamin dan deoksiadenosilkobalamin. Metilkobalamin merupakan koenzim dalam konversi Homosistein menjadi metionin dan juga konversi Metiltetrahidrofolat menjadi tetrafidrofolat. Deoksiadenosilkobalamin adalah koenzim untuk konversi metilmalonil Ko A menjadi suksinil Ko A.
Kekurangan atau defisiensi vitamin B12 menyebabkan anemia megaloblastik. Karena defisiensi vitamin B12 akan mengganggu reaksi metionin sintase . anemia terjadi akibat terganggunya sintesis DNA yang mempengaruhi pembentukan nukleus pada ertrosit yang baru . Keadaan ini disebabkan oleh gangguan sintesis purin dan pirimidin yang terjadi akibat defisiensi tetrahidrofolat. Homosistinuria dan metilmalonat asiduria juga terjadi .Kelainan neurologik yang berhubungan dengan defisiensi vitamin B12 dapat terjadi sekunder akibat defisiensi relatif metionin. 5
II.8A.Asam Folat
Nama generiknya adalah folasin . Asam folat ini terdiri dari basa pteridin yang terikat dengan satu molekul masing-masing asam P- aminobenzoat acid (PABA ) dan asam glutamat. Tetrahidrofolat merupakan bentuk asam folat yang aktif. Makanan yang mengandung asam folat akan dipecah oleh enzim-enzim usus spesifik menjadi monoglutamil folat agar bisa diabsorbsi . kemudian oleh adanya enzim folat reduktase sebagian besar derivat folat akan direduksi menjadi tetrahidrofolat dala sel intestinal yang menggunakan NADPH sebagai donor ekuivalen pereduksi.
Tetrahidrofolat ini merupakan pembawa unit-unit satu karbon yang aktif dalam berbagai reaksi oksidasi yaitu metil, metilen, metenil, formil dan formimino.Semuanya bisa dikonversikan.
Serin merupakan sumber utama unit satu karbon dalam bentuk gugus metilen yang secara reversible beralih kepada tetrahidrofolat hingga terbentuk glisin dan N5, N10 – metilen – H4folat yang mempunyai peranan sentral dalam metabolisme unit satu karbon. Senyawa di atas dapat direduksi menjadi N5 – metil – H4folat yang memiliki peranan penting dalam metilasi homosistein menjadi metionin dengan melibatkan metilkobalamin sebagai kofaktor.
Defisiensi atau kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik karena terganggunya sintesis DNA dan pembentukan eritrosit.
II.9A. Asam Askorbat
Bentuk aktif vitamin C adalah asam askorbat itu sendiri dimana fungsinya sebagai donor ekuivalen pereduksi dalam sejumlah reaksi penting tertentu. Asam askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat ,yang dengan sendirinya dapat bertindak sebagai sumber vitamin tersebut. Asam askorbat merupakan zat pereduksi dengan potensial hydrogen sebesar +0,008 V, sehingga membuatnya mampu untuk mereduksi senyawa-senyawa seperti oksigen molekuler, nitrat, dan sitokrom a serta c. Mekanisme kerja asam askorbat dalam banyak aktivitasnya masih belum jelas, tetapi proses di bawah ini membutuhkan asam askorbat :
1- Hidroksilasi prolin dalam sintesis kolagen.
2- Proses penguraian tirosin, oksodasi P-hidroksi –fenilpiruvat menjadi homogentisat memerlukan vitamin C yang bisa mempertahankan keadaan tereduksi pada ion tembaga yang diperlukan untuk memberikan aktivitas maksimal.
3- Sintesis epinefrin dari tirosin pada tahap dopamine-hidroksilase.
4- Pembentukan asam empedu pada tahap awal 7 alfa – hidroksilase.
1- Korteks adrenal mengandung sejumlah besar vitamin C yang dengan cepat akan terpakai habis kalau kelenja tersebut dirrangsang ole hormon adrenokortikotropik.
2- Penyerapan besi digalakkan secara bermakna oleh adanya vitamin C.
3- Asam askorbat dapat bertindak sebagai antioksidan umum yang larut dalam air dan dapat menghambat pembentukan nitrosamin dalam proses pencernaan.
Defisiensi atau kekurangan asam askorbat menyebabkan penyakit skorbut, penyakit ini berhubungan dengan gangguan sintesis kolagen yang diperlihatkan dalam bentuk perdarahan subkutan serta perdarahan lainnya , kelemahan otot, gusi yang bengkak dan menjadi lunak dan tanggalnya gigi, penyakit skorbut dapat disembuhkan dengan memakan buah dan sayur-sayuran yang segar. Cadangan normal vitamin C cukup untuk 34 bulan sebelum tanda-tanda penyakit skorbut muncul.6
B. Vitamin yang larut di dalam lemak
Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molrkul hidrofobik apolar, yang semua nya adalah derivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga harus disuplai dari makanan.Pemasokan vitamin- vitamin yang larut dalam lemak ini memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi secara efisien. Begitu diabsorbsi molekul vitamin tersebut harus diangkut dalam darah yaitu oleh lipoprotein atau protein pengikat yang spesifik.Yang merupakan vitamin yang larut di dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K.
Fungsi dalam biomedis
Keadaan yang mempengaruhi proses pencernaan dan penyerapan seperti steatore dan kelainan system biliaris dapat mempengaruhi proses penyerapan vitamin- vitamin yang larut dalam lemak, sehingga dapat menimbulkan keadaan defisiensi. Defisiensi gizi akan mempengaruhi fungsi vitamin- vitamin tersebut.
III.1B.Vitamin A
Vitamin A atau retinal merupakan senyawa poliisoprenoid yang mengandung cincin sikloheksenil. Vitamin A . Vitamin A merupakan istilah generik untuk semua senyawa dari sumber hewani yang memperlihatkan aktivitas biologik vitamin A. senyawa-senyawa twersebut adalah retinal, asam retinoat dan retinal.Hanya retinol yang memiliki aktivitas penuh vitamin A, yang lainnya hanya mempunyai sebagian fungsi vitamin A.
Vitamin A mempunyai provitamin yaitu karoten.Pada sayuran vitamin A terdapat sebagai provitamindalam bentuk pigmen berwarna kuning ß karoten, yang terdiri atas dua molekul retinal yang dihubungkan pada ujung aldehid rantai karbonnya.Tetapi karena ß karoten tidak mengalami metabolisme yang efisien ,maka ß karoten mempunyai efektifitas sebagai sumber vitamin A hanya seper sepuluh retinal.
Ester retinal yang terlarut dalam lemak makanan akan terdispersi di dalam getah empedu dan dihidrolisis di dalam lumen intestinum diikuti oleh penyerapan langsung ke dalam epitel intestinal. ß – Karoten yang dikomsumsi mungkin dipecah lewat reaksi oksidasi oleh enzim ß – karoten dioksigenase .Pemecahan ini menggunakan
oksigen molekuler, digalakkan dengan adanya garam-garam empedu dan menghasilkan 2 molekul retinaldehid ( retinal ). Demikian pula ,di dalam mukosa intestinal ,retinal direduksi menjadi retinal oleh enzim spesifik retinaldehid reduktase dengan menggunakan NADPH. 7
Retinal dalam frahsi yang kecil teroksidasi menjadi asam retinoat . Sebagian besar retinal mengalami esterifikasi dengan asam-asam lemak dan menyatu ke dalam kilomikron limfe yang masuk ke dalam aliran darah.Bentuk ini kemudian diubah menjadi fragmen kilomikron yang diambil oleh hati bersama-sama dengan kandungan retinolnya .
Di dalam hati, vitamin A disimpan dalam bentuk ester di dalam liposit, yang mungkin sebagai suatu kompleks lipoglikoprotein.Untuk pengngkutan ke jaringan, vitamin A dihidrolisis dan retinal yang terbentuk terikat dengan protein pengikat aporetinol ( RBP ).Holo- RBP yang dihasilkan diproses dalam apparatus golgi dan disekresikan ke dalam plasma .Asam retinoat diangkut dalam plasma dalam keadaan terikat dengan albumin.Begitu di dalam sel-sel ekstrahepatik , retinal terikat dengan protein pengikat retinol seluler (CRBP) .Toksisitaas vitamin A terjadi setelah kapasitas RBP dilampaui dan sel-sel tersebut terpapar pada retinal yang terikat.
Retinal dan retinal mengalami interkonversi dengan adanya enzim-enzim dehidrogenase atau reduktase yang memerlukan NAD atau NADP di dalam banyak jaringan. Namun demikian, begitu terbentuk dari retinal, asam retinoat tidak dapat diubah kembali menjadi retinal atau menjadi retinal.Asam retinoat dapat mendukung pertumbuhan dan differensiasi, tetapi tidak dapat menggantikan retinal dalam peranannya pada penglihatan atau pun retinal dalam dukungannya pada system reproduksi.
Retinol setelah diambil oleh CRBP diangkut ke dalam sel dan terikat dengan protein nucleus,di dalam nucleus inilah retinal terlibat dalam pengendalian ekspresi gen-gen tertentu, sehingga retinal bekerja menyerupai hormon steroid.
Retinal merupakan kompoenen pigmen visual rodopsin,yang mana rodopsin terdapat dalam sel-sel batang retina yang bertanggung jawab atas penglihatan pada saat cahaya kurang terang. 11 – sis – Retinal yaitu isomer all – transretinal,terikat secara spesifik pada protein visual opsin hingga terbentuk rodopsin.Ketika terkena cahaya, rodopsin akan terurai serta mambentuk all-trans retinal dan opsin. Reaksi ini disertai dengan perubahan bentuk yang menimbulkan saluran ion kalsium dalam membran sel batang. Aliran masuk ion-ion kalsium yang cepat akan memicu impuls syaraf sehingga memungkin cahaya masuk ke otak
Asam retinoat turut serta dalam sintesis glikoprotein. Hal ini dapat dijelaskan bahwa asam retinoat bekerja dalam menggalakkan pertumbuhan dan differensiasi jaringan.
Retinoid dan karotenoid memiliki aktivitas antikanker.Banyak penyakit kanker pada manusia timbul dalam jaringan epitel yang tergantung pada retinoid untuk berdifferensiasi seluler yang normal .ß–karoten merupakan zat antioksidan dan mungkin mempunyai peranan dalam menangkap radikal bebas peroksi di dalam jaringan dengan tekanan parsial oksigen yang rendah. Kemampuan ß–karoten bertindak sebagai antioksidan disebabkan oleh stabilisasi radikal bebas peroksida di dalam struktur alkilnya yang terkonjugasi. Karena ß – karoten efektif pada konsentrasi oksigen yang rendah, zat provitamin ini melengkapi sifat-sifat antioksidan yang dimiliki vitamin E yang efektif dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi.
Kekurangan atau defisiensi vitamin A disebabkan oleh malfungsi berbagai mekanisme seluler yang di dalamnya turut berperan senyawa- senyawa retinoid. Defisiensi vitamin A terjadi gangguan kemampuan penglihatan pada senja hari (buta senja). Ini terjadi karena ketika simpanan vitamin A dalam hati hampir habis. Deplesi selanjutnya menimbulkan keratinisasi jaringan epitel mata, paru-paru,
traktus gastrointestinal dan genitourinarius, yang ditambah lagi dengan pengurangan sekresi mucus. Kerusakan jaringan mata, yaitu seroftalmia akan menimbulkan kebutaan. Defisiensi vitamin A terjadi terutama dengan dasar diet yang jelekdengan kekurangan komsumsi sayuran, buah yang menjadi sumber provitami A. 8
III.2B.Vitamin D
Vitamin D Merupakan Prohormon Steroid.Vitamin ini diwakili oleh sekelompok senyawa steroid yang terutama terdapat pada hewan, tetapi juga terdapat dalam tanaman serta ragi. Melalui berbagai proses metabolic,vitamin D dapat menghasilkan suatu hormon yaitu Kalsitriol, yang mempun yai peranan sentral dalam metabolisme kalsium dan fosfat..
Vitamin D dihasilkan dari provitamin ergosterol dan 7- dehidrokolesterol. Ergosterol terdapat dalam tanaman dan 7–dehidrokolesterol dalam tubuh hewan. Ergokalsiferol (vitamin D2) terbentuk dalam tanaman, sedangkan di dalama tubuh hewan akan terbentuk kolekalsiferol (vitamin D3) pada kulit yang terpapar cahaya.Kedua bentuk vitamin tersebut mempunyai potensi yang sama ,yaitu masing-masing dapat menghasilkan kalsitriol D2 dan D3.
Vitamin D3 ataupun D2 dari makanan diekstraksi dari dalam darah ( dalam keadaan terikat dengan globulin spesifik), setelah absorbsi dari misel dalam intestinum. Vitamin tersebut mengalami hidroksilasi pada posisi –25 oleh enzim vitamin D3 – 25 hidroksikolekalsiferol,yaitu suatu enzim pada retikulum endoplasmic yang dianggap membatasi kecepatan reaksi. 25- hidroksi D3 merupakan bentuk utama vitamin D dalam sirkulasi darah dan bentuk cadangan yang utama dalam hati.
Dalam tubulus ginjal, tulang dan plasenta, 25–hidroksiD3 selanjutnya mengalami hidroksilasi dalam posisi 1 oleh enzim 25–hidroksiD3 1- hidroksilase, yakni suatu enzim mitokondria. Hasilnya adalah 1,25–dihidroksi D3 ( kalsitriol ), yaitu metabolit vitamin D yang paling poten. Produksi hasil ini diatur oleh konsentrasinya sendiri, hormon paratiroid dan fosfat dalam serum.
Defisiensi atau kekurangan vitamin D menyebabkan penyakit rakitis terdapat pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. Kelainan disebabkan oleh pelunakan tulang yang terjadi akibat kekurangan kalsium dan fosfat. Ikan berlemak, kuning telur dan hati merupakan sumber vitaqmin D yang baik.
III.3B.Vitamin E ( Tokoferol )
Ada beberapa jenis tokoferol dalam bentuk alami .Semuanya merupakan 6- hidroksikromana atau tokol yang tersubsitusi isoprenoid.
Penyerapan aktif lemak meningkatkan absorbsi vitamin E. Gangguan penyerapan lemak dapat menimbulkan defisiensi vitamin E. Vitamin E di dalam darah diangkut oleh lipoprotein, pertama- tama lewat penyatuan ke dalam kilomikron yang mendistribusikan vitamin ke jaringan yang mengandung lipoprotein lipase serta ke hati dalam fragmen sisa kilomikron, dan kedua, lewat pengeluaran dari dalam hati dalam lipoprotein berdensitas sangat rendah ( VLDL ). Vitamin E disimpan dalam jaringan adiposa
Vitamin E (tokoferol) bertindak sebagai antioksidan dengan memutuskan berbagai reaksi rantai radikal bebas sebagai akibat kemampuannya untuk memindahkan hydrogen fenolat kepada radikal bebas perksil dari asam lemak tak jenuh ganda yang telah mengalami peroksidasi . Radikal bebas fenoksi yang terbentuk kemudian bereaksi dengan radikal bebas peroksil selanjutnya. Dengan demikian α – tokoferol tidak mudah terikat dalam reaksi oksidasi yang reversible, cincin kromana dan rantai samping akan teroksidasi menjadi produk non radikal bebas.
Defisiensi atau kekurangan vitamin E dapat menimbulkan anemia pada bayi yang baru lahir. Kebutuhan akan vitamin E meningkat bersamaan dengan semakin
besarnya masukan lemak tak- jenuh ganda. Asupan minyak mineral, keterpaparan terhadap oksigen (seperti dalam tenda oksigen ) atau berbagai penyakit yang menyebabkan tidak efisiennya penyerapan lemak akan menimbulkan defisiensi vitamin E yang menimbulkan gejala neurology.
Vitamin E dirusak oleh pemasakan dan pengolahan makanan yang bersifat komersial,termasuk pembekuan. Benih gandum, minyak biji bunga matahari serta biji sfflower, dan minyak jagung serta kedelai, semuanya merupakan sumber vitamin E yang baik. 9
III.4B.Vitamin K
Vitamin yang tergolong ke dalam kelompok vitamin K adalah naftokuinon tersubsitusi – poliisoprenoid. Menadion ( K3 ), yaitu senyawa induk seri vitamin K, tidak ditemukan dalam bentuk alami tetapi jika diberikan, secara in vivosenyawa ini akan mengalami alkilasi menjadi salah satu menakuinon ( K2 ). Filokuinon ( K1 ) merupakan bentuk utama vitamin K yang ada dalam tanaman. Menakuinon – 7 merupakan salah satu dari rangkaian bentuk tak jenuh polirenoid dari vitamin K yang ditemukan dalam jaringan binatang dan disintesis oleh bakteri dalam intestinum.
Penyerapan vitamin K memerlukan penyerapan lemak yang normal. Malabsorbsi lemak merupakan penyebab paling sering timbulnya defisiensi vitamin K. derivat vitamin K dalam bentuk alami hanya diserap bila ada garam-garam empedu, seperti lipid lainnya, dan didistribusikan dalam aliran darah lewat system limfatik dalam kilomikron. Menadion, yang larut dalam air , diserap bahkan dalam keadaan tanpa adanya garam-garam empedu, dengan melintas langsung ke dalam vena porta hati .
Vitamin K terlibat dalam pemeliharaan kadar normal factor pembekuan darah II, VII, IX dan X, yang semuanya disintesis di dalam hati mula-mula sebagai precursor inaktif.
Vitamin K bekerja sebagai kofaktor enzim karboksilase yang membentu residu γ – karboksiglutamat dalam protein precursor. Reaksi karboksilase yang tergantung vitamin K terjadi dalam retikulum endoplasmic banyak jaringan dan memerlukan oksigen molekuler, karbondioksida serta hidrokuinon ( tereduksi ) vitamin K dan di dalam siklus ini, produk 2,3 epoksida dari reaksi karboksilase diubah oleh enzim 2,3 epoksida reduktase menjadi bentuk kuinon vitamin K dengan menggunakan zat pereduksi ditiol yang masih belum teridentifikasi.Reduksi selanjutnya bentuk kuinon menjadi hidrokuinon oleh NADH melengkapi siklus vitamin K untuk menghasilkan kembali bentuk aktif vitamin tersebut.
Defisiensi atau kekurangan vitamin K dapat menyebabkan terjadinya penyakit hemoragik pada bayi baru lahir.Hal ini disebabkan karena plasenta tidak meneruskan vitamin K secara efisien.
Vitamin K tersebar luas dalam jaringan tanaman dan hewan yang digunakan sebagai bahan makanan dan produksi vitamin K oleh mikroflora intestinal pada hakekatnya menjamin tidak terjadinya defisiensi vitamin K.
Defisiensi vitamin K dapat terjadi oleh malabsorbsi lemak yang mungkin menyertai disfungsi pancreas, penyakit biliaris, atrofi mukosa intestinal atau penyebab steatore lainnya.Di samping itu, sterilisasi usus besar oleh antibiotik juga dapat mengakibatkan defisiensi vitamin K.10
III. KESIMPULAN
1.Vitamin adalah nutrien organik yang mempunyai berbagai fungsi yang essensial dalam proses metabolisme,dibutuhkan dalam jumlah yang kecil dan harus disuplai dari makanan.
2.Vitamin yang larut dalam air merupakan kelompok vitamin B kompleks dan vitamin C yang berfungsi sebagai kofaktor enzim.
3.Vitamin yang larut dalam air kelebihannya dalam tubuh dikeluarkan melalui urin,sehingga tidak didapati keadaan yang toksik dalam tubuh.
6.Vitamin yang larut dalam lemak kelebihannya di dalam tubuh akan menimbulkan gejala toksisitas..
SAKARIN
SAKARIN
I.PENDAHULUAN
Pemanis buatan yang digunakan sebagai pengganti gula dalam makanan rendah kalori, dapat digolongkan menjadi dua macam. Pertama, yang sama sekali tidak menghasilkan kalori. Contohnya, sakarin dan siklamat. Kedua, yang masih menghasilkan kalori bila dikonsumsi, contohnya sarbitol dan aspartame. Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 200-500 kali sukrosa (gula pasir). SDi Amerika Serikat, sakarin masih diizinkan, sedangkan siklamat telah dilarang karena disuga dapat menyebabkan timbulnya gangguan pada saluran kemih.
Sarbitol adalah turunan glukosa (4 kalori setiap gram). Nilai kemanisan glukosa dan sarbitol relative terhadap sukrosa berturut-turut adalah 0,7 dan 0,6. artinya sarbitol dapat memberikan tingkat kemanisan yang sama dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan glukosa. Jadi kalau anda ingin mengurangi kalori, jenis pemanis ini tidak tepat. Sarbitol lebih bermanfaat bagi penderita diabetes mellitus karena dapt menjaga kestabilan kadar glukosa darahnya (agar tidak cepat meningkat karena metabolisme lebih lama dibandingkan glukosa)
Pemanis lain adalah aspartame yang merupakan pemanis buatan yang aman untuk dikonsumsi. Aspartame terdiri dari dua asam amino, yaitu aspartame dan penilaian sebagai asama amino keduanya metabolisme protein, yaitu hanya menghasilkan 4 kalori setiap gram. Namun karena tingkat kemanisannya sangat tinggiii (sekitar 400 kali gula pasir atau sukrosa), maka penggunaan dalam jumlah sedikit saja sudah memenuhi rasa manis yang dikehendak. Dengan demikian, jumlah kalori yang diberikan jauh lebih rendah dibandingkan dengan gula pasir.
II.PEMBAHASAN
A.Pengertian Sakarin
Sakarin yang dikenal antara lain dengan nama 0--sulfon-benzoic imide pertama kali ditemukan oleh Remsen pada tahun 1879. Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium dari asam sakarin terbentuk bubuk putih, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550 kali gula biuasa. Oleh karena itu angat popular dipakai sebagai bahan pengganti gula.
Dalam perdagangan dikenal dengan nama Gucide, Glucid, Garantose, Saccharimol, Saccharol, dan Sykosa. Harga sakarin paling murah dibanding dengan pemanis buatan lainnya. Sakarin dapat menghemat biaya produksi. Harga pemanis buatan jauh lebih murah dibandingkan dengan gula asli. Pemanis buatan hanya sedikit ditambahkan untuk memperoleh rasa manis yang kuat.
Tak dapat diragukan bahwa sebagian besar orang “manis” merupakan suatu rasa yang mempunyai daya tarik sendiri. Selanjutnya daya tarik yang manis ituakan terus meningkat, seperti ungkapan umum”lebih manis, lebih menarik”. Kecenderungan inipun untuk seorang anak bahkan orang dewasa sekalipun dapat merupaka kecanduan, artinya kecanduan makanan yang manis akan terus bertambah, jika tidak kita sendiri yang membatasinya. Hal ini terutama jika sejak bayi, makanan tambahan yang dikenal pertama telah diberi bahan pemanis.
Sejauh ini, bahan pemanis utama yang digunakan manusia adalah “gula”, kemudian selanjutnya berkembang bahan-bahan pemanis buatan selain gula. Dengan bahan pemanis ini banayk orang yang menggunakannya sebagai hadiah bagi anak-anak utnuk suatu prestasi tertentu atau sebagai ungkapan rasa cinta. Hal ini selanjutnya dimanfaatkan oleh para industriawan yang khususnya bergerak dalam bidang makanan bergula (convectionery) seperti permen, cokelat, minuman, dan kue-kue. Mereka menghubungkan segi iklan (promosinya) antara “kemanisan” dengan cinta, keberuntungan, pengertian, kemudahan dan berbagai daya tarik yang menyebabkan kita lebih terpikat dengan produk-produk berkadar gula tinggi tersebut.
Bahan pemanis buatan adalah bahan pemanis yang dihasilkan melalui reaksi-reaksi kimia organik di laboratorium atau dalam skala industri, boleh juga dikatakan diperoleh secara sintesis dan tidak ,menghasilkan kalori seperti halnya bahan pengganti gula. Kebanyakan bahan pemanis itu campuran dari sakarin dan siklamat. Organisasi Pangan Dunia (WHO) telah menetapkan batas-batas yang disebut ADI werte (kebutuhan per orang tiap harinya), yaitu sejumlkah yang dapt dikonsumsi tanpa menimbulkan resiko. Nilai ini untuk orang dewasa tidak terlalu banyak berarti, tetapi bagi anak-anak relative menimbulkan kepekaan yang besar. Untuk sakarin batas tersebut adalah 5 mg per berat badan, adapun untuk siklamat 11 mg per kg berat badan, artinya jika 1 tablet mengandung 16,5 mg sakarin atau 70 mg siklamat, maka untuk seorang yang berberat badan 70 kg jumlah yang disarankan untuk dikonsumsi per hari tidak lebih dari 21 tablet sakarin atau 11 tablet siklamat.
Telah diketahui tubuh manusia atau hewan terdiri dari alat tubuh dan jaringan. Alat tubuh atau jaringan tersebut tersusun dari unit-unit yang sangat kecil, yang disebut sel. Sel-sel ini mempunyai fungsi yang berlainan, akan tetapi mereka memperbanyak jumlahnya dengan cara pembelahan yang sama. Dalam keadaaan normal, proses pembelahan itu diatur sedemikian rupa sehingga jumlah sel tubuh yang dibentuk adalah sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan untuk menggantikan sel-sel yang sudah usang atau mati, agar bentuk alat tubuh atau jaringan tersebut tetap tersusun dalam proporsi yang seimbang dan serasi. Bilaman proses pembelahan sel itu menyimpang dan tidak dapat dikendalikan, akan menimbulkan pertumbuhan yang abnormal. Pertumbuhan abnormal tersebut disebut neoplasia atau tumbuh ganda. Penyebab atau factor-faktor penyelewengan proses pembelahan sel itu banayk macamnya, diantaranya yang sekarang sering diperbiuncangkan ialah yang disebabkan oleh bahan-bahan bersifat kimia dan mikotoksi.
B.Struktur Kimia dan Rasa
Perubahan yang kecil dalam struktur kimia dapat merubah rasa dari senyawa tersebut, misalnya rasa manis menjadi pahit atau hambar. Contoh: efek substitusi dari sakarin (sakarin 500 kali lebih manis dari gula), penambahan gugus nitro pada posisi meta akan membuat senyawa menjadi sangat pahit, substitusi gugus metal pada amino menghasilkan senyawa yang hambar, sedangkan sakarin dalam konsentrasi yang tinggi cenderung memberikan rasa pahit.
C.Bahaya Penggunaan Sakarin yang Berlebihan
Pemanis buatan banyak menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia diantaranya. Yaitu: migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, kanker otak, dan kanker kantung kemih.
Tikus-tikus percobaan yang diberi makan 5% sakarin selama lebih dari 2 tahun, menunjukkan kanker mukosa kandung kemih (dosisnya kira-kira setara 175 gram sakarin sehari untuk orang dewasa seumur hidup). Sekalipun hasil penelitian ini masih kontroversial, namun kebanyakan para epidemiolog dan peneliti berpendapat, sakarin memang meningkatkan derajat kejadian kanker kandung kemih pada manusia kira-kira 60% lebih tinggi pada para pemakai, khususnya pada kaum laki-laki. Oleh karena itu Food and Drug Administation (FDA), AS menganjurkan untuk membatasi penggunaan sakarin hanya bagi para penderita kencing manis dan obesitas. Dosisnya agar tidak melampaui 1 gram setiap harinya.
Mekanisme Kerja Suatu senyawa untuk dapat digunakan sebagai pemanis,kecuali berasa manis, harus memenuhi beberapa kriteria tertentu, seperti
(1) larut dan stabil dalam kisaran pH yang luas
(2) stabil pada kisaran suhu yang luas
(3) Mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai side atau after-taste
(4) murah, setidak-tidaknya tidak melebihi harga gula.
Senyawa yang mempunyai rasa manis strukturnya sangat beragam. Meskipun demikian, senyawa-senyawa tersebut mempunyai feature yang mirip, yaitu memiliki sistem donor/akseptor proton (sistem AHs/Bs) yang cocok dengan sistem reseptor (AHrBr) pada indera perasa manusia.
Sakarin, yang merupakan pemanis tertua, termasuk pemanis yang sangat penting perannya dan biasanya dijual dalam bentuk garam Na atau Ca. Tingkat kemanisan sakarin adalah 300 kali lebih manis daripada gula. Karena tidak mempunyai nilai kalori, sakarin sangat populer digunakan sebagai pemanis makanan diet, baik bagi penderita diabetes maupun untuk pasien lain dengan diet rendah kalori. Pada konsentrasi yang tinggi, sakarin mempunyai after-taste yang pahit. Meskipun hasil pengujian pada hewan percobaan menunjukkan kecenderungan bahwa sakarin menimbulkan efek karsinogenik, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan pada manusia. Oleh karena itu, sakarin sampai saat ini masih diijinkan penggunaannya di hampir semua negara.
III.KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium dari asam sakarin terbentuk bubuk putih, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550 kali gula biuasa. Oleh karena itu angat popular dipakai sebagai bahan pengganti gula.
Bahan pemanis buatan adalah bahan pemanis yang dihasilkan melalui reaksi-reaksi kimia organik di laboratorium atau dalam skala industri, boleh juga dikatakan diperoleh secara sintesis dan tidak menghasilkan kalori seperti halnya bahan pengganti gula.
IV.PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, pastinya banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu kritik dan aran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar kami dapat berlajar dari kekurangan kami.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081024045937AAUtLLV
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-albiner.pdf.
http;//yellashakti.wordpress.com/2008/03/25/coca-cola-zero-sugar-tidak mengandung-gula-tapi5E2%80%Ab.
http://www.kalbe.co.id/files/edk/files/05 karsinogen kimiawi dan mikokarsinogen.pdf.
I.PENDAHULUAN
Pemanis buatan yang digunakan sebagai pengganti gula dalam makanan rendah kalori, dapat digolongkan menjadi dua macam. Pertama, yang sama sekali tidak menghasilkan kalori. Contohnya, sakarin dan siklamat. Kedua, yang masih menghasilkan kalori bila dikonsumsi, contohnya sarbitol dan aspartame. Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 200-500 kali sukrosa (gula pasir). SDi Amerika Serikat, sakarin masih diizinkan, sedangkan siklamat telah dilarang karena disuga dapat menyebabkan timbulnya gangguan pada saluran kemih.
Sarbitol adalah turunan glukosa (4 kalori setiap gram). Nilai kemanisan glukosa dan sarbitol relative terhadap sukrosa berturut-turut adalah 0,7 dan 0,6. artinya sarbitol dapat memberikan tingkat kemanisan yang sama dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan glukosa. Jadi kalau anda ingin mengurangi kalori, jenis pemanis ini tidak tepat. Sarbitol lebih bermanfaat bagi penderita diabetes mellitus karena dapt menjaga kestabilan kadar glukosa darahnya (agar tidak cepat meningkat karena metabolisme lebih lama dibandingkan glukosa)
Pemanis lain adalah aspartame yang merupakan pemanis buatan yang aman untuk dikonsumsi. Aspartame terdiri dari dua asam amino, yaitu aspartame dan penilaian sebagai asama amino keduanya metabolisme protein, yaitu hanya menghasilkan 4 kalori setiap gram. Namun karena tingkat kemanisannya sangat tinggiii (sekitar 400 kali gula pasir atau sukrosa), maka penggunaan dalam jumlah sedikit saja sudah memenuhi rasa manis yang dikehendak. Dengan demikian, jumlah kalori yang diberikan jauh lebih rendah dibandingkan dengan gula pasir.
II.PEMBAHASAN
A.Pengertian Sakarin
Sakarin yang dikenal antara lain dengan nama 0--sulfon-benzoic imide pertama kali ditemukan oleh Remsen pada tahun 1879. Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium dari asam sakarin terbentuk bubuk putih, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550 kali gula biuasa. Oleh karena itu angat popular dipakai sebagai bahan pengganti gula.
Dalam perdagangan dikenal dengan nama Gucide, Glucid, Garantose, Saccharimol, Saccharol, dan Sykosa. Harga sakarin paling murah dibanding dengan pemanis buatan lainnya. Sakarin dapat menghemat biaya produksi. Harga pemanis buatan jauh lebih murah dibandingkan dengan gula asli. Pemanis buatan hanya sedikit ditambahkan untuk memperoleh rasa manis yang kuat.
Tak dapat diragukan bahwa sebagian besar orang “manis” merupakan suatu rasa yang mempunyai daya tarik sendiri. Selanjutnya daya tarik yang manis ituakan terus meningkat, seperti ungkapan umum”lebih manis, lebih menarik”. Kecenderungan inipun untuk seorang anak bahkan orang dewasa sekalipun dapat merupaka kecanduan, artinya kecanduan makanan yang manis akan terus bertambah, jika tidak kita sendiri yang membatasinya. Hal ini terutama jika sejak bayi, makanan tambahan yang dikenal pertama telah diberi bahan pemanis.
Sejauh ini, bahan pemanis utama yang digunakan manusia adalah “gula”, kemudian selanjutnya berkembang bahan-bahan pemanis buatan selain gula. Dengan bahan pemanis ini banayk orang yang menggunakannya sebagai hadiah bagi anak-anak utnuk suatu prestasi tertentu atau sebagai ungkapan rasa cinta. Hal ini selanjutnya dimanfaatkan oleh para industriawan yang khususnya bergerak dalam bidang makanan bergula (convectionery) seperti permen, cokelat, minuman, dan kue-kue. Mereka menghubungkan segi iklan (promosinya) antara “kemanisan” dengan cinta, keberuntungan, pengertian, kemudahan dan berbagai daya tarik yang menyebabkan kita lebih terpikat dengan produk-produk berkadar gula tinggi tersebut.
Bahan pemanis buatan adalah bahan pemanis yang dihasilkan melalui reaksi-reaksi kimia organik di laboratorium atau dalam skala industri, boleh juga dikatakan diperoleh secara sintesis dan tidak ,menghasilkan kalori seperti halnya bahan pengganti gula. Kebanyakan bahan pemanis itu campuran dari sakarin dan siklamat. Organisasi Pangan Dunia (WHO) telah menetapkan batas-batas yang disebut ADI werte (kebutuhan per orang tiap harinya), yaitu sejumlkah yang dapt dikonsumsi tanpa menimbulkan resiko. Nilai ini untuk orang dewasa tidak terlalu banyak berarti, tetapi bagi anak-anak relative menimbulkan kepekaan yang besar. Untuk sakarin batas tersebut adalah 5 mg per berat badan, adapun untuk siklamat 11 mg per kg berat badan, artinya jika 1 tablet mengandung 16,5 mg sakarin atau 70 mg siklamat, maka untuk seorang yang berberat badan 70 kg jumlah yang disarankan untuk dikonsumsi per hari tidak lebih dari 21 tablet sakarin atau 11 tablet siklamat.
Telah diketahui tubuh manusia atau hewan terdiri dari alat tubuh dan jaringan. Alat tubuh atau jaringan tersebut tersusun dari unit-unit yang sangat kecil, yang disebut sel. Sel-sel ini mempunyai fungsi yang berlainan, akan tetapi mereka memperbanyak jumlahnya dengan cara pembelahan yang sama. Dalam keadaaan normal, proses pembelahan itu diatur sedemikian rupa sehingga jumlah sel tubuh yang dibentuk adalah sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan untuk menggantikan sel-sel yang sudah usang atau mati, agar bentuk alat tubuh atau jaringan tersebut tetap tersusun dalam proporsi yang seimbang dan serasi. Bilaman proses pembelahan sel itu menyimpang dan tidak dapat dikendalikan, akan menimbulkan pertumbuhan yang abnormal. Pertumbuhan abnormal tersebut disebut neoplasia atau tumbuh ganda. Penyebab atau factor-faktor penyelewengan proses pembelahan sel itu banayk macamnya, diantaranya yang sekarang sering diperbiuncangkan ialah yang disebabkan oleh bahan-bahan bersifat kimia dan mikotoksi.
B.Struktur Kimia dan Rasa
Perubahan yang kecil dalam struktur kimia dapat merubah rasa dari senyawa tersebut, misalnya rasa manis menjadi pahit atau hambar. Contoh: efek substitusi dari sakarin (sakarin 500 kali lebih manis dari gula), penambahan gugus nitro pada posisi meta akan membuat senyawa menjadi sangat pahit, substitusi gugus metal pada amino menghasilkan senyawa yang hambar, sedangkan sakarin dalam konsentrasi yang tinggi cenderung memberikan rasa pahit.
C.Bahaya Penggunaan Sakarin yang Berlebihan
Pemanis buatan banyak menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia diantaranya. Yaitu: migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, kanker otak, dan kanker kantung kemih.
Tikus-tikus percobaan yang diberi makan 5% sakarin selama lebih dari 2 tahun, menunjukkan kanker mukosa kandung kemih (dosisnya kira-kira setara 175 gram sakarin sehari untuk orang dewasa seumur hidup). Sekalipun hasil penelitian ini masih kontroversial, namun kebanyakan para epidemiolog dan peneliti berpendapat, sakarin memang meningkatkan derajat kejadian kanker kandung kemih pada manusia kira-kira 60% lebih tinggi pada para pemakai, khususnya pada kaum laki-laki. Oleh karena itu Food and Drug Administation (FDA), AS menganjurkan untuk membatasi penggunaan sakarin hanya bagi para penderita kencing manis dan obesitas. Dosisnya agar tidak melampaui 1 gram setiap harinya.
Mekanisme Kerja Suatu senyawa untuk dapat digunakan sebagai pemanis,kecuali berasa manis, harus memenuhi beberapa kriteria tertentu, seperti
(1) larut dan stabil dalam kisaran pH yang luas
(2) stabil pada kisaran suhu yang luas
(3) Mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai side atau after-taste
(4) murah, setidak-tidaknya tidak melebihi harga gula.
Senyawa yang mempunyai rasa manis strukturnya sangat beragam. Meskipun demikian, senyawa-senyawa tersebut mempunyai feature yang mirip, yaitu memiliki sistem donor/akseptor proton (sistem AHs/Bs) yang cocok dengan sistem reseptor (AHrBr) pada indera perasa manusia.
Sakarin, yang merupakan pemanis tertua, termasuk pemanis yang sangat penting perannya dan biasanya dijual dalam bentuk garam Na atau Ca. Tingkat kemanisan sakarin adalah 300 kali lebih manis daripada gula. Karena tidak mempunyai nilai kalori, sakarin sangat populer digunakan sebagai pemanis makanan diet, baik bagi penderita diabetes maupun untuk pasien lain dengan diet rendah kalori. Pada konsentrasi yang tinggi, sakarin mempunyai after-taste yang pahit. Meskipun hasil pengujian pada hewan percobaan menunjukkan kecenderungan bahwa sakarin menimbulkan efek karsinogenik, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan pada manusia. Oleh karena itu, sakarin sampai saat ini masih diijinkan penggunaannya di hampir semua negara.
III.KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium dari asam sakarin terbentuk bubuk putih, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550 kali gula biuasa. Oleh karena itu angat popular dipakai sebagai bahan pengganti gula.
Bahan pemanis buatan adalah bahan pemanis yang dihasilkan melalui reaksi-reaksi kimia organik di laboratorium atau dalam skala industri, boleh juga dikatakan diperoleh secara sintesis dan tidak menghasilkan kalori seperti halnya bahan pengganti gula.
IV.PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, pastinya banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu kritik dan aran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar kami dapat berlajar dari kekurangan kami.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081024045937AAUtLLV
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-albiner.pdf.
http;//yellashakti.wordpress.com/2008/03/25/coca-cola-zero-sugar-tidak mengandung-gula-tapi5E2%80%Ab.
http://www.kalbe.co.id/files/edk/files/05 karsinogen kimiawi dan mikokarsinogen.pdf.
PENGAWET MAKANAN
PENGAWET MAKANAN
I.PENDAHULUAN
Bahan pengawet menjadi sangat penting sejalan dengan kemajuan teknologi produksi bahan tambahan pangan sintesis. Banyaknya bahan tambahan pangan dalam bentuk lebih murni dan tersedia secara komersial dengan harga yang relatif murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang berarti meningkatkan konsumsi bahan bagi setiap individu.
Bahan pengawet yang biasa tidak digunakan sebagai makanan biasanya bukan merupakan komponen has makanan mempunyai/ tidak mempunyai nilai gizi yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan pengolahan, penyimpanan, perlakuan, penyerapan pengemasan dan penyimpanan.
II.RUMUSAN MASALAH
Kita hidup di masyarakat menjadi sadar akan gizi dan sadar untuk menjadi konsumen yang baik. Apakah bahan yang di konsumsi itu baik? dan konsumen apa saja yang terdapat di dalamnya ?
III.PEMBAHASAN
A.Bahan Pengawet
Bahan pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang masuk bersama bahan pangan yang di konsumsi. Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karna dengan bahan pengawet bahan pangan dapat di bebaskan dari mikroba, baik yang bersifat pathogen yang dapat menimbulkan keracunan atau gangguan kesehatan lainnya maupun mikroba yang non pahtogen yang dapat menyebabkan kerusakan makanan misalnya pembusukan menurut peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 772/Menkes/Per/1x/1988 tentang bahan tambahan pangan yang mencegah dan menghambat fermentasi/ peruraian lain terhadap pangan yang disebabkan oleh mikro organisme
Pada umumnya bahan tambahan dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
Pengawet sengaja yaitu pengawet yang dibiarkan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu , misalnya untuk meningkatkan konsentrasi, nilai gizi, cita rasa mengendalikan keasaman atau kebisaan, memantapkan bentuk dll
Pengawet tidak sengaja yaitu pengawet yang pengawet dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat proses pengolahan .
Bahan sintetik mempunyai kelebihan yaitu lebih pekat , lebih stabil dan lebih murah, walaupun demikian ada kelemahan yaitu sering terjadi ketidak kesekpurnaan proses sehingga mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan dan kadang bersifat karsenogenik yang dapat merangsang terjadinya kangker pada hewan atau manusia
B.Jenis Bahan Pengawet
1.Zat Pengawet Anorganik
Zat pengawet organik yang masih sering dipakai adalah sulfit, hydrogen peroksida, nitrat dan nitrit. Bentuk efeknya sebagai pengawet adalah asam sulfit yang tidak terdisosiasi dan terutama terbentuk PH dibawah 3. Molekul sulfit lebih mudah menembus dinding sel mikroba bereaksi dengan asetaldehid membentuk senyawa yang tidak dapat difermentasi oleh enzim mikroba, mereduksi ikatan disulfide enzim dan bereaksi dengan keton membentuk hidroksi sulfat yang dapat menghambat mekanisme pernafasan.
Penggunaan bahan ini menjadi semakin luas karna manfaat nitrat dalam pengolahan daging (sosis, kornet dan hamburger)selain membentuk warna dan bahan pengawet antib mikroba juga berfungsi sebagai faktor sensori lain yaitu aroma dan cita rasa, Nitrat dapat berikatan dengan amino / amida dan membentuk turunan nitrosamin yang bersifat tosik .Reaksi pembentukan nitrosium pengolahan dalam perut yang suasana asam
R2 NH + N2O2 R2 N. NO + HNO2
(amin sekunder)
R3N + N2O3 R2N. NO + R
(nitro siamina )
Nnitro siamina ini dapat menimbulkan kangker pada hewan natrium yang terbentuk pada pangan masih jauh dari dosis yang membahayakan hewan akan tetapi jumlah tersebut sudah cukup pemakaian nitrat dibatasi
2.Zat pengawet organik
Zat pengawet organik lebih banyak dipakai dari pada yang anorganik karena bahan ini lebih mudah untuk dibuat. Bahan organik lebih banyak digunakan baik dalam bentuk asam maupun dalam bentuk garam. Zat kimia yang sering dipakai sebagai bahan pengawet adalah asam sorbat, asam propionate, asam benzoat, asam asetat dan epeksida4
C.Sifat Anti Mikroba Bahan Pengawet
Beberapa bahan pengawet aktivitasnya akan naik dalam bahan pangan yang bersifat asam, misalnya asam benzoat dalam minuman sari buah jeruk. Dalam aksinya sebagai antimikroba bahan pengawet ini mempunyai mekanisme kerja untuk menghambat pertumbuhan mikroba bahkan mematikannya diantaranya sebagai berikut:
3.Gangguan sistem genetik
4.Menghambat sinpengujian dinding sel atau membran
5.penghambat enzim
D.Tujuan Penggunaan Bahan Pengawet
Secara ideal bahan pengawet akan menghambat atau membunuh mikroba yang penting dan kemudian memecah senyawa berbahaya dan tidak toksik. Derajat penghambat terhadap kerusakan bahan pangan oleh mikroba berfaruisasi bahan pengawet yang bahan yang digunakan dan besarnya penghambat ditentukan oleh konsentrasi bahan pengawet.
Secara umum penambah makanan bertujuan sebagai berikut:
1.Menghambat mikroba pembusuk pada pangan baio yang bersifat pathogen maupun yang tidak pathogen
2.Memperpanjang umur simpan pangan
3.Tidak menurunkan kualitas gizi , warna , cita rasa , dan bau pangan yang diawetkan
4.Tidak menyembunyikan keadaan pangan yang berkualitas rendah
IV.KESIMPULAN
Pada dasarnya bahan pengawet pangan ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Zat pengawet terdiri dari senyawa organik dalam bentuk asam dan garam nya, penggunaan bahan pengawet yang berlebih akan sangat mengganggu kesehatan dan menghambat pertumbuhan kikroba
V.PENUTUP
Demikian tugas ini kami buat semoga dapat memberi manfaat kurang dan lebihnya penulis minta maaf, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan.
I.PENDAHULUAN
Bahan pengawet menjadi sangat penting sejalan dengan kemajuan teknologi produksi bahan tambahan pangan sintesis. Banyaknya bahan tambahan pangan dalam bentuk lebih murni dan tersedia secara komersial dengan harga yang relatif murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang berarti meningkatkan konsumsi bahan bagi setiap individu.
Bahan pengawet yang biasa tidak digunakan sebagai makanan biasanya bukan merupakan komponen has makanan mempunyai/ tidak mempunyai nilai gizi yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan pengolahan, penyimpanan, perlakuan, penyerapan pengemasan dan penyimpanan.
II.RUMUSAN MASALAH
Kita hidup di masyarakat menjadi sadar akan gizi dan sadar untuk menjadi konsumen yang baik. Apakah bahan yang di konsumsi itu baik? dan konsumen apa saja yang terdapat di dalamnya ?
III.PEMBAHASAN
A.Bahan Pengawet
Bahan pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang masuk bersama bahan pangan yang di konsumsi. Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karna dengan bahan pengawet bahan pangan dapat di bebaskan dari mikroba, baik yang bersifat pathogen yang dapat menimbulkan keracunan atau gangguan kesehatan lainnya maupun mikroba yang non pahtogen yang dapat menyebabkan kerusakan makanan misalnya pembusukan menurut peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 772/Menkes/Per/1x/1988 tentang bahan tambahan pangan yang mencegah dan menghambat fermentasi/ peruraian lain terhadap pangan yang disebabkan oleh mikro organisme
Pada umumnya bahan tambahan dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
Pengawet sengaja yaitu pengawet yang dibiarkan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu , misalnya untuk meningkatkan konsentrasi, nilai gizi, cita rasa mengendalikan keasaman atau kebisaan, memantapkan bentuk dll
Pengawet tidak sengaja yaitu pengawet yang pengawet dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat proses pengolahan .
Bahan sintetik mempunyai kelebihan yaitu lebih pekat , lebih stabil dan lebih murah, walaupun demikian ada kelemahan yaitu sering terjadi ketidak kesekpurnaan proses sehingga mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan dan kadang bersifat karsenogenik yang dapat merangsang terjadinya kangker pada hewan atau manusia
B.Jenis Bahan Pengawet
1.Zat Pengawet Anorganik
Zat pengawet organik yang masih sering dipakai adalah sulfit, hydrogen peroksida, nitrat dan nitrit. Bentuk efeknya sebagai pengawet adalah asam sulfit yang tidak terdisosiasi dan terutama terbentuk PH dibawah 3. Molekul sulfit lebih mudah menembus dinding sel mikroba bereaksi dengan asetaldehid membentuk senyawa yang tidak dapat difermentasi oleh enzim mikroba, mereduksi ikatan disulfide enzim dan bereaksi dengan keton membentuk hidroksi sulfat yang dapat menghambat mekanisme pernafasan.
Penggunaan bahan ini menjadi semakin luas karna manfaat nitrat dalam pengolahan daging (sosis, kornet dan hamburger)selain membentuk warna dan bahan pengawet antib mikroba juga berfungsi sebagai faktor sensori lain yaitu aroma dan cita rasa, Nitrat dapat berikatan dengan amino / amida dan membentuk turunan nitrosamin yang bersifat tosik .Reaksi pembentukan nitrosium pengolahan dalam perut yang suasana asam
R2 NH + N2O2 R2 N. NO + HNO2
(amin sekunder)
R3N + N2O3 R2N. NO + R
(nitro siamina )
Nnitro siamina ini dapat menimbulkan kangker pada hewan natrium yang terbentuk pada pangan masih jauh dari dosis yang membahayakan hewan akan tetapi jumlah tersebut sudah cukup pemakaian nitrat dibatasi
2.Zat pengawet organik
Zat pengawet organik lebih banyak dipakai dari pada yang anorganik karena bahan ini lebih mudah untuk dibuat. Bahan organik lebih banyak digunakan baik dalam bentuk asam maupun dalam bentuk garam. Zat kimia yang sering dipakai sebagai bahan pengawet adalah asam sorbat, asam propionate, asam benzoat, asam asetat dan epeksida4
C.Sifat Anti Mikroba Bahan Pengawet
Beberapa bahan pengawet aktivitasnya akan naik dalam bahan pangan yang bersifat asam, misalnya asam benzoat dalam minuman sari buah jeruk. Dalam aksinya sebagai antimikroba bahan pengawet ini mempunyai mekanisme kerja untuk menghambat pertumbuhan mikroba bahkan mematikannya diantaranya sebagai berikut:
3.Gangguan sistem genetik
4.Menghambat sinpengujian dinding sel atau membran
5.penghambat enzim
D.Tujuan Penggunaan Bahan Pengawet
Secara ideal bahan pengawet akan menghambat atau membunuh mikroba yang penting dan kemudian memecah senyawa berbahaya dan tidak toksik. Derajat penghambat terhadap kerusakan bahan pangan oleh mikroba berfaruisasi bahan pengawet yang bahan yang digunakan dan besarnya penghambat ditentukan oleh konsentrasi bahan pengawet.
Secara umum penambah makanan bertujuan sebagai berikut:
1.Menghambat mikroba pembusuk pada pangan baio yang bersifat pathogen maupun yang tidak pathogen
2.Memperpanjang umur simpan pangan
3.Tidak menurunkan kualitas gizi , warna , cita rasa , dan bau pangan yang diawetkan
4.Tidak menyembunyikan keadaan pangan yang berkualitas rendah
IV.KESIMPULAN
Pada dasarnya bahan pengawet pangan ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Zat pengawet terdiri dari senyawa organik dalam bentuk asam dan garam nya, penggunaan bahan pengawet yang berlebih akan sangat mengganggu kesehatan dan menghambat pertumbuhan kikroba
V.PENUTUP
Demikian tugas ini kami buat semoga dapat memberi manfaat kurang dan lebihnya penulis minta maaf, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan.
PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH TAHU
PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH TAHU
ABSTRAK
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal ini disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut kurang serius. berbagai teknik pengolahan limbah baik cair maupun padat unutk menyisihkan bahan polutannya yang telah dicoba dan dikembangankan selama ini belum memberikan hasil yang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu metode penanganan limbah yang tepat, terarah dan berkelanjutan.Salah satu metode yang dapat diaplikasikan adalah dengan cara BIO-PROSES, yaitu mengolah limbah organik baik cair maupun organik secara biologis menjadi biogas dan produk alternatif lainnya seperti sumber etanol dan methanol. Dengan metode ini, pengolahan limbah tidak hanya bersifat “penanganan” namun juga memiliki nilai guna/manfaat. Teknologi pengolahan limbah baik cair maupun padat merupakan kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan limbah cair dan limbah padat baik domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara masyarakat setempat. Jadi teknologi yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.
Kata kunci : BIO-PROSES
PENDAHULUAN
BIOPROSES
Berbagai teknik pengolahan limbah cair untuk menyisihkan bahan polutannya yang telah dicoba dan dikembangkan selama ini belum memberikan hasil yang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu metode penanganan limbah yang tepat, terarah dan berkelanjutan. Salah satu metode yang dapat diaplikasikan adalah dengan cara BIO-PROSES, yaitu mengolah limbah organik baik cair maupun organik secara biologis menjadi biogas dan produk alternatif lainnya seperti sumber etanol dan methanol. Dengan metode ini, pengelolaan limbah tidak hanya bersifat “penanganan” namun juga memiliki nilai guna/manfaat. Selain itu, dengan metode bio-proses, teknologi yang digunakan sederhana, mudah dipraktekkan dengan peralatan yang relatif murah dan mudah didapat sehingga para industri kecil dan menengah tidak lagi beranggapan bahwa pengolahan limbah cair merupakan beban yang sangat mahal.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian kali ini kami melakukan satu kali percobaan. Didahului dengan pembuatan starter terlebih dahulu dengan menggunakan bahan berupa EM4 sebanyak 50 ml dan juga sampel sebanyak 500 ml, lalu dilanjutkan dengan pembuatan Biogas dengan menggunakan limbah tahu sebanyak 1,5 liter dengan starter sebanyak 150 ml yang kemudian difermentasi selama tiga hari. Adapun fermentasi yang dilakukan yaitu fermentasi secara anaerob.
Kendala pada percobaan ini yaitu pembuatan starter yang memakan waktu cukup lama dan juga pencarian bahan berupa EM4 yang sebelumnya belum kami ketahui maksudnya, selain itu percoban ini juga mendapatkan hasil yang minim karena proses fermentasi yang kurang lama, karena pada dasarnya proses fermenatsi yang dibutuhkan adalah 8-10 hari.
PEMBAHASAN
Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut air dadih. Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah cair ini sering dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga menghasilkan bau busuk dan mencemari sungai. Sumber limbah cair lainnya berasal dari pencucian kedelai, pencucian peralatan proses, pencucian lantai dan pemasakan serta larutan bekas rendaman kedelai. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuat tahu kira-kira 15-20 l/kg bahan baku kedelai, sedangkan bahan pencemarnya kira-kira untuk TSS sebesar 30 kg/kg bahan baku kedelai, BOD 65 g/kg bahan baku kedelai dan COD 130 g/kg bahan baku kedelai.
Pada industri tempe, sebagian besar limbah cair yang dihasilkan berasal dari lokasi pemasakan kedelai, pencucian kedelai, peralatan proses dan lantai. Karakter limbah cair yang dihasilkan berupa bahan organik padatan tersuspensi (kulit, selaput lendir dan bahan organik lain)
Industri pembuatan tahu dan tempe harus berhati-hati dalam program kebersihan pabrik dan pemeliharaan peralatan yang baik karena secara langsung hal tersebut dapat mengurangi kandungan bahan protein dan organik yang terbawa dalam limbah cair. Kunci untuk mengurangi pencemaran adalah mencegah bahan-bahan yang masih bermanfaat terbawa limbah cair. Larutan bekas pemasakan dan perendaman dapat didaur ulang kembali dan digunakan sebagai air pencucian awal kedelai. Perlakuan hati-hati juga dilakukan pada gumpalan tahu yang terbentuk dilakukan seefisien mungkin untuk mencegah protein yang terbawa dalam air dadih.
Perombakan (degradasi) limbah cair organik akan menghasilkan gas metana, karbondioksida dan gas-gas lain serta air. Perombakan tersebut dapat berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Pada proses aerobik limbah cair kontak dengan udara, sebaliknya pada kondisi anaerobik limbah cair tidak kontak dengan udara luar.
Biasanya biogas dibuat dari limbah peternakan yaitu kotoran hewan ternak maupun sisa makanan ternak, namun pada prinsipnya biogas dapat juga dibuat dari limbah cair. Biogas sebenarnya adalah gas metana (CH4). Gas metana bersifat tidak berbau, tidak berwarna dan sangat mudah terbakar. Pada umumnya di alam tidak berbentuk sebagai gas murni namun campuran gas lain yaitu metana sebesar 65%, karbondioksida 30%, hidrogen disulfida sebanyak 1% dan gas-gas lain dalam jumlah yang sangat kecil. Biogas sebanyak 1000 ft3 (28,32 m3) mempunyai nilai pembakaran yang sama dengan 6,4 galon (1 US gallon = 3,785 liter) butana atau 5,2 gallon gasolin (bensin) atau 4,6 gallon minyak diesel. Untuk memasak pada rumah tangga dengan 4-5 anggota keluarga cukup 150 ft3 per hari.
Proses dekomposisi limbah cair menjadi biogas memerlukan waktu sekitar 8-10 hari. Proses dekomposisi melibatkan beberapa mikroorganisme baik bakteri maupun jamur, antara lain :
a.Bakteri selulolitik
Bakteri selulolitik bertugas mencerna selulosa menjadi gula. Produk akhir yang dihasilkan akan mengalami perbedaan tergantung dari proses yang digunakan. Pada proses aerob dekomposisi limbah cair akan menghasilkan karbondioksida, air dan panas, sedangkan pada proses anaerobik produk akhirnya berupa karbondioksida, etanol dan panas.
b.Bakteri pembentuk asam
Bakteri pembentuk asam bertugas membentuk asam-asam organik seperti asam-asam butirat, propionat, laktat, asetat dan alkohol dari subtansi-subtansi polimer kompleks seperti protein, lemak dan karbohidrat. Proses ini memerlukan suasana yang anaerob. Tahap perombakan ini adalah tahap pertama dalam pembentukan biogas atau sering disebut tahap asidogenik.
c.Bakteri pembentuk metana
Golongan bakteri ini aktif merombak asetat menjadi gas metana dan karbondioksida. Tahap ini disebut metanogenik yang membutuhkan suasana yang anaerob, pH tidak boleh terlalu asam karena dapat mematikan bakteri metanogenik
Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang pengolahan limbah cair tahu dan tempe menjadi biogas melalui teknologi alternatif bioproses. Penelitian diharapkan juga memberi masukan kepada para pelaku industri tahu dan tempe sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan limbah cair yang dihasilkannya sehingga pencemaran limbah cair organik yang dihasilkan dapat dikurangi.
KESIMPULAN
Pada percobaan kali dapat disimpulkan bahwa pembuatan biogas melalui bioproses yang menggunakan limbah tahu sebagai sampel, dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan dari limbah industri tahu. Selain itu juga pembuatan biogas dari limbah tahu selain dapat menciptakan energi alternative, juga dapat menghasilkan pendapatan yang lebih bagi orang yang mau menggelutinya.
SARAN
Pada percobaan kali ini peneliti masih menggunakan sampel yang sedikit atau skala kecil, bagi pembaca yang mau mencoba percobaan ini dengan skala besar, dapat menggunakan perbandingan satu berbanding sepuluh. Tidak lupa saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari pembaca sehingga akan menjadi perbaikan-perbaikan bagi kami unutk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran : Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI Press, Jakarta.
EMDI dan BAPEDAL. 1994. Limbah Cair Berbagai Industri Di Indonesia: Sumber, pengendalian dan baku Mutu. Project of the Ministry for the Environment, Republic of Indonesia and Dalhousie University, Canada.
Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. UI-Press, Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/
ABSTRAK
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal ini disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut kurang serius. berbagai teknik pengolahan limbah baik cair maupun padat unutk menyisihkan bahan polutannya yang telah dicoba dan dikembangankan selama ini belum memberikan hasil yang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu metode penanganan limbah yang tepat, terarah dan berkelanjutan.Salah satu metode yang dapat diaplikasikan adalah dengan cara BIO-PROSES, yaitu mengolah limbah organik baik cair maupun organik secara biologis menjadi biogas dan produk alternatif lainnya seperti sumber etanol dan methanol. Dengan metode ini, pengolahan limbah tidak hanya bersifat “penanganan” namun juga memiliki nilai guna/manfaat. Teknologi pengolahan limbah baik cair maupun padat merupakan kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan limbah cair dan limbah padat baik domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara masyarakat setempat. Jadi teknologi yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.
Kata kunci : BIO-PROSES
PENDAHULUAN
BIOPROSES
Berbagai teknik pengolahan limbah cair untuk menyisihkan bahan polutannya yang telah dicoba dan dikembangkan selama ini belum memberikan hasil yang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu metode penanganan limbah yang tepat, terarah dan berkelanjutan. Salah satu metode yang dapat diaplikasikan adalah dengan cara BIO-PROSES, yaitu mengolah limbah organik baik cair maupun organik secara biologis menjadi biogas dan produk alternatif lainnya seperti sumber etanol dan methanol. Dengan metode ini, pengelolaan limbah tidak hanya bersifat “penanganan” namun juga memiliki nilai guna/manfaat. Selain itu, dengan metode bio-proses, teknologi yang digunakan sederhana, mudah dipraktekkan dengan peralatan yang relatif murah dan mudah didapat sehingga para industri kecil dan menengah tidak lagi beranggapan bahwa pengolahan limbah cair merupakan beban yang sangat mahal.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian kali ini kami melakukan satu kali percobaan. Didahului dengan pembuatan starter terlebih dahulu dengan menggunakan bahan berupa EM4 sebanyak 50 ml dan juga sampel sebanyak 500 ml, lalu dilanjutkan dengan pembuatan Biogas dengan menggunakan limbah tahu sebanyak 1,5 liter dengan starter sebanyak 150 ml yang kemudian difermentasi selama tiga hari. Adapun fermentasi yang dilakukan yaitu fermentasi secara anaerob.
Kendala pada percobaan ini yaitu pembuatan starter yang memakan waktu cukup lama dan juga pencarian bahan berupa EM4 yang sebelumnya belum kami ketahui maksudnya, selain itu percoban ini juga mendapatkan hasil yang minim karena proses fermentasi yang kurang lama, karena pada dasarnya proses fermenatsi yang dibutuhkan adalah 8-10 hari.
PEMBAHASAN
Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut air dadih. Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah cair ini sering dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga menghasilkan bau busuk dan mencemari sungai. Sumber limbah cair lainnya berasal dari pencucian kedelai, pencucian peralatan proses, pencucian lantai dan pemasakan serta larutan bekas rendaman kedelai. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuat tahu kira-kira 15-20 l/kg bahan baku kedelai, sedangkan bahan pencemarnya kira-kira untuk TSS sebesar 30 kg/kg bahan baku kedelai, BOD 65 g/kg bahan baku kedelai dan COD 130 g/kg bahan baku kedelai.
Pada industri tempe, sebagian besar limbah cair yang dihasilkan berasal dari lokasi pemasakan kedelai, pencucian kedelai, peralatan proses dan lantai. Karakter limbah cair yang dihasilkan berupa bahan organik padatan tersuspensi (kulit, selaput lendir dan bahan organik lain)
Industri pembuatan tahu dan tempe harus berhati-hati dalam program kebersihan pabrik dan pemeliharaan peralatan yang baik karena secara langsung hal tersebut dapat mengurangi kandungan bahan protein dan organik yang terbawa dalam limbah cair. Kunci untuk mengurangi pencemaran adalah mencegah bahan-bahan yang masih bermanfaat terbawa limbah cair. Larutan bekas pemasakan dan perendaman dapat didaur ulang kembali dan digunakan sebagai air pencucian awal kedelai. Perlakuan hati-hati juga dilakukan pada gumpalan tahu yang terbentuk dilakukan seefisien mungkin untuk mencegah protein yang terbawa dalam air dadih.
Perombakan (degradasi) limbah cair organik akan menghasilkan gas metana, karbondioksida dan gas-gas lain serta air. Perombakan tersebut dapat berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Pada proses aerobik limbah cair kontak dengan udara, sebaliknya pada kondisi anaerobik limbah cair tidak kontak dengan udara luar.
Biasanya biogas dibuat dari limbah peternakan yaitu kotoran hewan ternak maupun sisa makanan ternak, namun pada prinsipnya biogas dapat juga dibuat dari limbah cair. Biogas sebenarnya adalah gas metana (CH4). Gas metana bersifat tidak berbau, tidak berwarna dan sangat mudah terbakar. Pada umumnya di alam tidak berbentuk sebagai gas murni namun campuran gas lain yaitu metana sebesar 65%, karbondioksida 30%, hidrogen disulfida sebanyak 1% dan gas-gas lain dalam jumlah yang sangat kecil. Biogas sebanyak 1000 ft3 (28,32 m3) mempunyai nilai pembakaran yang sama dengan 6,4 galon (1 US gallon = 3,785 liter) butana atau 5,2 gallon gasolin (bensin) atau 4,6 gallon minyak diesel. Untuk memasak pada rumah tangga dengan 4-5 anggota keluarga cukup 150 ft3 per hari.
Proses dekomposisi limbah cair menjadi biogas memerlukan waktu sekitar 8-10 hari. Proses dekomposisi melibatkan beberapa mikroorganisme baik bakteri maupun jamur, antara lain :
a.Bakteri selulolitik
Bakteri selulolitik bertugas mencerna selulosa menjadi gula. Produk akhir yang dihasilkan akan mengalami perbedaan tergantung dari proses yang digunakan. Pada proses aerob dekomposisi limbah cair akan menghasilkan karbondioksida, air dan panas, sedangkan pada proses anaerobik produk akhirnya berupa karbondioksida, etanol dan panas.
b.Bakteri pembentuk asam
Bakteri pembentuk asam bertugas membentuk asam-asam organik seperti asam-asam butirat, propionat, laktat, asetat dan alkohol dari subtansi-subtansi polimer kompleks seperti protein, lemak dan karbohidrat. Proses ini memerlukan suasana yang anaerob. Tahap perombakan ini adalah tahap pertama dalam pembentukan biogas atau sering disebut tahap asidogenik.
c.Bakteri pembentuk metana
Golongan bakteri ini aktif merombak asetat menjadi gas metana dan karbondioksida. Tahap ini disebut metanogenik yang membutuhkan suasana yang anaerob, pH tidak boleh terlalu asam karena dapat mematikan bakteri metanogenik
Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang pengolahan limbah cair tahu dan tempe menjadi biogas melalui teknologi alternatif bioproses. Penelitian diharapkan juga memberi masukan kepada para pelaku industri tahu dan tempe sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan limbah cair yang dihasilkannya sehingga pencemaran limbah cair organik yang dihasilkan dapat dikurangi.
KESIMPULAN
Pada percobaan kali dapat disimpulkan bahwa pembuatan biogas melalui bioproses yang menggunakan limbah tahu sebagai sampel, dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan dari limbah industri tahu. Selain itu juga pembuatan biogas dari limbah tahu selain dapat menciptakan energi alternative, juga dapat menghasilkan pendapatan yang lebih bagi orang yang mau menggelutinya.
SARAN
Pada percobaan kali ini peneliti masih menggunakan sampel yang sedikit atau skala kecil, bagi pembaca yang mau mencoba percobaan ini dengan skala besar, dapat menggunakan perbandingan satu berbanding sepuluh. Tidak lupa saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari pembaca sehingga akan menjadi perbaikan-perbaikan bagi kami unutk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran : Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI Press, Jakarta.
EMDI dan BAPEDAL. 1994. Limbah Cair Berbagai Industri Di Indonesia: Sumber, pengendalian dan baku Mutu. Project of the Ministry for the Environment, Republic of Indonesia and Dalhousie University, Canada.
Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. UI-Press, Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/
MINERAL PADA BAHAN MAKANAN
MINERAL PADA BAHAN MAKANAN
I.PENDAHULUAN
Mineral merupakan komponen utama dalam makanan. Semua makanan mengandung mineral yang jumlahnya bermacam-macam. Bahan mineral dapat berupa garam anorganik/bahan organik atau dapat digabung dengan bahan organik, seperti fosfor yang digabung dengan fosfoprotein dan logam digabung dengan enzim. Biasanya mineral dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu komponen garam utama dan unsur sepora.
Komponen garam utama mencakup Kalium, Natrium, Kalsium, Magnesium, Klorida, Sulfat, Fosfat, dan Bikarbonat. Unsur sepora dapat dipilih menjadi 3 golongan, yaitu:
1.Unsur gizi esensial (Fe, Cu, I, Co, Mn, dan Zn)
2.Unsur non gizi, tidak toksik (Al, B, Ni, Sn, dan Cr)
3.Unsur non gizi, toksik (Hg, Pb, As, Cd, dan Sb).1
II.PEMBAHASAN
A.Mineral
Mineral merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam kehidupan alam maupun dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan unsur penting dalam tanah, bebatuan, air dan udara. Sekitar 50% mineral tubuh terdiri atas kalsium, 25% fosfor, dan 25% lainnya terdiri atas mineral lain.
Perilaku mineral sering dipengaruhi oleh adanya kandungan makanan lain. Penyerapan mineral diturunkan oleh serat dan perilaku besi, seng, dan kalsium menunjukkan bahwa antaraksi terjadi dengan fitat. Fitat dapat membentuk senyawa kompleks yang tidak larut dengan besi dan seng yang dapat mengganggu penyerapan kalsium dengan menimbulkan pengikisan pada protein pengikat kalsium dan usus.
Mineral dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan jumlah yang diperlukan oleh tubuh, antara lain:
a.Makromineral (Kalsium, Fosfor, Magnesium, Natrium, Kalium, Klorida dan Sulfur).
b.Mikromineral (Zat besi, Seng, Tembaga dan Florida).
c.Ultrace mineral diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil (Yodium, Selenium, Mangan, Kronium, Molibdenim, Baron dan Kobalt).
Mineral terdapat dalam makanan maupun dalam tubuh terutama dalam bentuk ion yang dapat bermuatan positif/negative. Selain itu juga dapat merupakan bagian dari senyawa organik yang berperan dalam metabolisme tubuh.
Selain dari makanan alami, mineral juga dapat diperoleh dalam suplemen atau pil. Suplementasi mineral dapat dikonsumsi bila kebutuhan dari makanan tidak dapat terpenuhi. Di daerah pegunungan dengan kandungan yodium yang rendah pada tanah dan airnya, sementara bahan makanan sumber seperti ikan laut sulit didapat, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium untuk menghindari efek yang tidak diinginkan dari kekurangan yodium jangka panjang.
Sedangkan pada wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi bahan makanan sumber kalsium di atas kebutuhan normal, selain untuk pertumbuhan bayi yang dikandungnya, juga untuk menghindari berkurangnya kepadatan massa tulang dan gigi. Pada tubuh yang mengalami infeksi sering dibutuhkan mineral seng yang lebih tinggi dari normal untuk mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh serta mineral selenium untuk membantu menetralkan radikal bebas yang terbentuk lebih banyak pada infeksi.
B.Fungsi Mineral dalam proses biokimia pada bahan makanan.
1.Komponen penting senyawa dalam tubuh seperti Kalsium dan Fosfor sebagai penyusun struktur tulang dan gigi.
2.Kofaktor/metaloenzim dalam reaksi biologis.
Mineral akan berkaitan dengan enzim tertentu dan mengaktifkan enzim yang bersangkutan, sehingga berbagai reaksi biologis dalam tubuh dapat terus berlangsung. Selain itu, mineral berkaitan dengan komponen protein dan mempengaruhi aktivitas protein yang bersangkutan, yakni peran besi sebagai bagian dari hemoglobin pada sel darah merah.
3.Fasilitator penyerapan dan transport zat gizi.
Penyerapan dan transport beberapa zat gizi sangat bergantung pada beberapa mineral, seperti sodium yang berperan penting dalam penyerapan karbohidrat dan kalsium yang memfasilitasi penyerapan vitamin B12.
4.Menjaga keseimbangan asam-basa tubuh.
Sebagian besar reaksi kimia di tubuh dapat berlangsung bila keasaman cairan tubuh sedikit di atas netral. Keasaman cairan tubuh sangat ditentukan oleh konsentrasi relative dari ion H+ dan OH- . Beberapa mineral memiliki tendensi untuk berikatan dengan ion lainnya.
5.Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Mineral dalam bentuk ion mempunyai pengaruh besar terhadap perpindahan cairan tubuh baik dari luar sel maupun inter sel ke pembuluh darah. Mekanisme ini secara keseluruhan turut serta mengontrol keseimbangan cairan di seluruh tubuh sehingga proses metabolisme dapat terus berlangsung.
6.Penghantar impuls saraf
Prinsip mekanisme ini adalah perpindahan ion mineral antar sel saraf di sepanjang serabut saraf. Mineral yang berperan terutama adalah Natrium dan Kalium yang bekerja menghantarkan impuls antar membran sel serta kalsium yang akan merangsang keseluruh saraf untuk mengeluarkan molekul Neuro transmitter, mengikatnya dan menghantarkan ke sel saraf lain.
7.Regulasi kontraksi otot, yakni mineral yang terdapat di antara sel yang berperan dalam aktifitas otot. Kontraksi otot memerlukan ion kalsium dalam jumlah cukup. Sedangkan relaksasi otot dapat berlangsung normal berkat aktivitas ion Natrium, Kalium dan Magnesium.
C.Jenis garam mineral yang dibutuhkan tubuh manusia
Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan dari konsumsi mineral, maka terdapat kadar minimal dan maksimal konsumsi setiap jenis mineral. Adapun beberapa fungsi dan kegunaan dari garam mineral, yaitu:
1.Yodium / iodium / I
Zat mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas di pasaran, namun tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung yodium. Yodium berperan penting untuk membantu perkembangan kecerdasan atau kepandaian pada anak. Yodium juga dapat membantu mencegah penyakit gondok, gondong atau gondongan. Yodium juga berfungsi untuk membentuk zat tirasin yang terbentuk pada kelenjar tiroid.
2.phosphor / fosfor / P
Fosfor berfungsi untuk pembentukan tulang dan membentuk gigi.
3.Cobalt / kobal / Co
Cobalt memiliki fungsi untuk membentuk pembuluh darah serta pembangun.
4.Chlor / Klor / Cl
Digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada lambung. HCl memiliki kegunaan membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung dan juga mengakifkan pepsinogen menjadi pepsin.
5.Magnesium / Mg
Digunakan sebagai zat yang membentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.
6.Mangaan / mangan / Mn
Berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tubuh kita dan sistem reproduksi.
7.Tembaga / Cuprum / Cu
Digunakan sebagai pembentuk hemoglobin pada sel darah merah.
8.Kalsium / calcium / Ca
Kalsium disebut juga zat kapur, yaitu zat mineral yang berfungsi dalam membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam vitalitas otot pada tubuh.
9.Kalium / K
berfungsi sebagai pembentuk aktivitas otot jantung.
10.Zincum / Zinc / seng / Zn
Seng oleh tubuh manusia dibutuhkan untuk membentuk enzim dan hormon penting. Selain itu, zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa jenis enzim, hormon dan aktifitas indra pengecap atau lidah kita.
11.Sulfur atau belerang
Zat ini memiliki andil dalam membentuk protenin di dalam tubuh
12.Natrium / Na
13.Flour / F
Berperan untuk pembentukan lapisan email gigi yang melindungi dari segala macam gangguan pada gigi.
D.Kebutuhan gizi dan mineral dalam tubuh.
Tujuan dari makanan yang tepat adalah untuk mencapai dan mempertahankan komposisi tubuh dan kekuatan fisik dan mental yang baik. Yang dimaksud zat gizi adalah pati (gula), protein, lemak, vitamin dan mineral. Interaksi zat gizi / non gizi dapat terjadi pada 3 tempat.
a.Dalam bahan makanan (produk pangan).
b.Dalam saluran pencernaan.
c.Dalam jaringan sistem transfor dan jalur ekresi tubuh.
Masing-masing interaksi dapat bersifat positif (sinergis), negative (antagonis) dan kombinasi diantara keduanya. Interaksi disebut positif jika membawa keuntungan. Sebaliknya disebut negatif jika merugikan.
Zat-zat pengikat mineral itu umumnya banyak ditemukan dalam bahan makanan nabati. Meskipun zat-zat non gizi itu dapat mengganggu beberapa penyerapan mineral, bukan berarti tidak berguna sama sekali.
Dalam bahan makanan, suatu zat gizi, misalnya mineral dapat berinteraksi negatif dengan zat non gizi. Asam fitat dalam sayuran, serealia/umbi-umbian dapat mengikat mineral besi (Fe), seng (Zn), atau magnesium (Mg). Akibatnya, mineral-mineral itu tidak dapat diserap oleh tubuh. Begitu juga dengan serat, tanin dan oksalat yang juga dapat mengganggu penyerapan kalsium (Ca).
Kebutuhan zat gizi esensial sehari-hari tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan serta aktivitas fisik dan metabolisme. Yang termasuk dalam zat gizi (mineral) esensial adalah besi, seng, mangan, molibdenum, tembaga, selenium dan flourida. Kecuali flourida, semua jenis mineral tersebut berfungsi mengaktifasi enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme.
Untuk flourida dan kalsium membentuk suatu perenyawaan yang membantu menstabilkan mineral dalam tulang dan gigi serta mencegah kerusakan pada gigi. Mineral lainnya, seperti arsen, krom, kobalt, nikel, silicon dan vanadium, yang mungkin sangat diperlukan oleh hewan, dan tidak dibutuhkan oleh manusia. Seluruh mineral ini beracun apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak dan beberapa mineral (arsen, nikel dan krom) telah diidentifikasi sebagai penyebab kanker.
Ada 4 makanan pokok yang dibutuhkan manusia, yaitu:
1.Susu dan produk olahannya
2.Daging dan sayuran kaya protein.
3.Gandum dan roti.
4.Buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai panduan makanan seimbang.6
E.Mineral dalam susu
Kandungan kalium dalam susu 3 kali lipat dari natriumnya. Beberapa garam mineral susu terdapat pada kadar yang melebihi kelarutannya, karena itu terdapat dalam bentuk koloid. Partikel koloid dalam susu mengandung kalsium, magnesium, fosfat dan sitrat. Partikel koloid ini mengendap dengan cepat, jika susu dikoagulasi dengan rennin. Dalam susu, garam dari asam lemak (fosfat, sitrat dan karbonat) tersebar diantara berbagai bentuk ion.
Oleh karena itu, dalam susu pada pH 6,6 terdapat asam sitrat bebas atau ion monositrat yang berarti bahwa trisitrat dan disitrat merupakan ion yang mendominasi. Pada ion kompleks yang larut seperti Ca banyak terdapat kalsium dan magnesium dalam susu.
Kesetimbangan mineral dalam susu, mempunyai pengaruh besar pada kestabilan protein dalam proses pemanasan dan penguapan. Jika susu dipanaskan, kalsium dan fosfat berubah dari fase larut menjadi fase koloid. Perubahan pH mengakibatkan perubahan besar pada semua kesetimbangan garam dalam susu. Penurunan pH mengakibatkan perubahan kalsium dan fosfat dari bentuk koloid menjadi bentuk terlarut.
F.Mineral dalam daging.
Kandungan mineral utama daging adalah natrium, kalium dan fosfor dalam jumlah yang sangat besar. Selain itu, daging juga banyak mengandung magnesium dan mineral yang terkandung dalam daging terbagi menjadi 2, yaitu:
1.Mineral tidak larut yang berasosiasi dengan protein yang mempunyai kendungan abunya tinggi.
2.Mineral terlarut. Jika cairan dari daging hilang, maka unsur utama yaitu natrium, kalsium, fosfor dan kalium lebih kecil selama memasak, natrium dapat hilang, tetapi mineral lain ditahan. Proses memasak biasanya tidak mengurang kandungan mineral daging. Oleh sebab itu, banyak daging yang diproses dalam larutan garam yang mengandung sebagian besar natrium klorida.7
III.KESIMPULAN
Mineral merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam kehidupan alam maupun dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan unsur penting dalam tanah, bebatuan, air dan udara. Sekitar 50% mineral tubuh terdiri atas kalsium, 25% fosfor, dan 25% lainnya terdiri atas mineral lain.
Mineral dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan jumlah yang diperlukan oleh tubuh, antara lain:
a.Makromineral (Kalsium, Fosfor, Magnesium, Natrium, Kalium, Klorida dan Sulfur).
b.Mikromineral (Zat besi, Seng, Tembaga dan Florida).
c.Ultrace mineral diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil (Yodium, Selenium, Mangan, Kronium, Molibdenim, Baron dan Kobalt).
Mengkonsumsi suplemen gizi / non gizi dalam beberapa hal dapat memberi keuntungan. Misalnya minuman suplemen, selain mengandung gula sebagai sumber energi, juga mengandung vitamin B yang akan digunakan sebagai pemacu metabolisme energi.
Sumber mineral penting lainnya yaitu air minum, karena mineral merupakan suatu zat organic yang terdapat dalam kehidupan alam maupun dalam makhluk hidup.
IV.PENUTUP
Demikianlah makalah ini dibuat. Tentunya masih banyak kekurangan baik dalam penulisan kata maupun makna. Saran dan kritik yang konstruktif (membangun) sangat diharapkan guna tercapainya kesempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua, amin.
DAFTAR PUSTAKA
Alsuhendra, Mahasiswa. Program studi pangan IPB / INTISARI.
http://macam&garam_mineral = firefox.
http://www. Kompas.com.htm.
http://www. Percikan.iman.com/php.
John, M. Demam, Kimia Makanan, Bandung: ITB, 1997.
Sunita Almatsier. Prinsip dasar ilmu gizi, Jakarta: Rineka cipta, 2006.
I.PENDAHULUAN
Mineral merupakan komponen utama dalam makanan. Semua makanan mengandung mineral yang jumlahnya bermacam-macam. Bahan mineral dapat berupa garam anorganik/bahan organik atau dapat digabung dengan bahan organik, seperti fosfor yang digabung dengan fosfoprotein dan logam digabung dengan enzim. Biasanya mineral dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu komponen garam utama dan unsur sepora.
Komponen garam utama mencakup Kalium, Natrium, Kalsium, Magnesium, Klorida, Sulfat, Fosfat, dan Bikarbonat. Unsur sepora dapat dipilih menjadi 3 golongan, yaitu:
1.Unsur gizi esensial (Fe, Cu, I, Co, Mn, dan Zn)
2.Unsur non gizi, tidak toksik (Al, B, Ni, Sn, dan Cr)
3.Unsur non gizi, toksik (Hg, Pb, As, Cd, dan Sb).1
II.PEMBAHASAN
A.Mineral
Mineral merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam kehidupan alam maupun dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan unsur penting dalam tanah, bebatuan, air dan udara. Sekitar 50% mineral tubuh terdiri atas kalsium, 25% fosfor, dan 25% lainnya terdiri atas mineral lain.
Perilaku mineral sering dipengaruhi oleh adanya kandungan makanan lain. Penyerapan mineral diturunkan oleh serat dan perilaku besi, seng, dan kalsium menunjukkan bahwa antaraksi terjadi dengan fitat. Fitat dapat membentuk senyawa kompleks yang tidak larut dengan besi dan seng yang dapat mengganggu penyerapan kalsium dengan menimbulkan pengikisan pada protein pengikat kalsium dan usus.
Mineral dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan jumlah yang diperlukan oleh tubuh, antara lain:
a.Makromineral (Kalsium, Fosfor, Magnesium, Natrium, Kalium, Klorida dan Sulfur).
b.Mikromineral (Zat besi, Seng, Tembaga dan Florida).
c.Ultrace mineral diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil (Yodium, Selenium, Mangan, Kronium, Molibdenim, Baron dan Kobalt).
Mineral terdapat dalam makanan maupun dalam tubuh terutama dalam bentuk ion yang dapat bermuatan positif/negative. Selain itu juga dapat merupakan bagian dari senyawa organik yang berperan dalam metabolisme tubuh.
Selain dari makanan alami, mineral juga dapat diperoleh dalam suplemen atau pil. Suplementasi mineral dapat dikonsumsi bila kebutuhan dari makanan tidak dapat terpenuhi. Di daerah pegunungan dengan kandungan yodium yang rendah pada tanah dan airnya, sementara bahan makanan sumber seperti ikan laut sulit didapat, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium untuk menghindari efek yang tidak diinginkan dari kekurangan yodium jangka panjang.
Sedangkan pada wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi bahan makanan sumber kalsium di atas kebutuhan normal, selain untuk pertumbuhan bayi yang dikandungnya, juga untuk menghindari berkurangnya kepadatan massa tulang dan gigi. Pada tubuh yang mengalami infeksi sering dibutuhkan mineral seng yang lebih tinggi dari normal untuk mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh serta mineral selenium untuk membantu menetralkan radikal bebas yang terbentuk lebih banyak pada infeksi.
B.Fungsi Mineral dalam proses biokimia pada bahan makanan.
1.Komponen penting senyawa dalam tubuh seperti Kalsium dan Fosfor sebagai penyusun struktur tulang dan gigi.
2.Kofaktor/metaloenzim dalam reaksi biologis.
Mineral akan berkaitan dengan enzim tertentu dan mengaktifkan enzim yang bersangkutan, sehingga berbagai reaksi biologis dalam tubuh dapat terus berlangsung. Selain itu, mineral berkaitan dengan komponen protein dan mempengaruhi aktivitas protein yang bersangkutan, yakni peran besi sebagai bagian dari hemoglobin pada sel darah merah.
3.Fasilitator penyerapan dan transport zat gizi.
Penyerapan dan transport beberapa zat gizi sangat bergantung pada beberapa mineral, seperti sodium yang berperan penting dalam penyerapan karbohidrat dan kalsium yang memfasilitasi penyerapan vitamin B12.
4.Menjaga keseimbangan asam-basa tubuh.
Sebagian besar reaksi kimia di tubuh dapat berlangsung bila keasaman cairan tubuh sedikit di atas netral. Keasaman cairan tubuh sangat ditentukan oleh konsentrasi relative dari ion H+ dan OH- . Beberapa mineral memiliki tendensi untuk berikatan dengan ion lainnya.
5.Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Mineral dalam bentuk ion mempunyai pengaruh besar terhadap perpindahan cairan tubuh baik dari luar sel maupun inter sel ke pembuluh darah. Mekanisme ini secara keseluruhan turut serta mengontrol keseimbangan cairan di seluruh tubuh sehingga proses metabolisme dapat terus berlangsung.
6.Penghantar impuls saraf
Prinsip mekanisme ini adalah perpindahan ion mineral antar sel saraf di sepanjang serabut saraf. Mineral yang berperan terutama adalah Natrium dan Kalium yang bekerja menghantarkan impuls antar membran sel serta kalsium yang akan merangsang keseluruh saraf untuk mengeluarkan molekul Neuro transmitter, mengikatnya dan menghantarkan ke sel saraf lain.
7.Regulasi kontraksi otot, yakni mineral yang terdapat di antara sel yang berperan dalam aktifitas otot. Kontraksi otot memerlukan ion kalsium dalam jumlah cukup. Sedangkan relaksasi otot dapat berlangsung normal berkat aktivitas ion Natrium, Kalium dan Magnesium.
C.Jenis garam mineral yang dibutuhkan tubuh manusia
Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan dari konsumsi mineral, maka terdapat kadar minimal dan maksimal konsumsi setiap jenis mineral. Adapun beberapa fungsi dan kegunaan dari garam mineral, yaitu:
1.Yodium / iodium / I
Zat mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas di pasaran, namun tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung yodium. Yodium berperan penting untuk membantu perkembangan kecerdasan atau kepandaian pada anak. Yodium juga dapat membantu mencegah penyakit gondok, gondong atau gondongan. Yodium juga berfungsi untuk membentuk zat tirasin yang terbentuk pada kelenjar tiroid.
2.phosphor / fosfor / P
Fosfor berfungsi untuk pembentukan tulang dan membentuk gigi.
3.Cobalt / kobal / Co
Cobalt memiliki fungsi untuk membentuk pembuluh darah serta pembangun.
4.Chlor / Klor / Cl
Digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada lambung. HCl memiliki kegunaan membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung dan juga mengakifkan pepsinogen menjadi pepsin.
5.Magnesium / Mg
Digunakan sebagai zat yang membentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.
6.Mangaan / mangan / Mn
Berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tubuh kita dan sistem reproduksi.
7.Tembaga / Cuprum / Cu
Digunakan sebagai pembentuk hemoglobin pada sel darah merah.
8.Kalsium / calcium / Ca
Kalsium disebut juga zat kapur, yaitu zat mineral yang berfungsi dalam membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam vitalitas otot pada tubuh.
9.Kalium / K
berfungsi sebagai pembentuk aktivitas otot jantung.
10.Zincum / Zinc / seng / Zn
Seng oleh tubuh manusia dibutuhkan untuk membentuk enzim dan hormon penting. Selain itu, zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa jenis enzim, hormon dan aktifitas indra pengecap atau lidah kita.
11.Sulfur atau belerang
Zat ini memiliki andil dalam membentuk protenin di dalam tubuh
12.Natrium / Na
13.Flour / F
Berperan untuk pembentukan lapisan email gigi yang melindungi dari segala macam gangguan pada gigi.
D.Kebutuhan gizi dan mineral dalam tubuh.
Tujuan dari makanan yang tepat adalah untuk mencapai dan mempertahankan komposisi tubuh dan kekuatan fisik dan mental yang baik. Yang dimaksud zat gizi adalah pati (gula), protein, lemak, vitamin dan mineral. Interaksi zat gizi / non gizi dapat terjadi pada 3 tempat.
a.Dalam bahan makanan (produk pangan).
b.Dalam saluran pencernaan.
c.Dalam jaringan sistem transfor dan jalur ekresi tubuh.
Masing-masing interaksi dapat bersifat positif (sinergis), negative (antagonis) dan kombinasi diantara keduanya. Interaksi disebut positif jika membawa keuntungan. Sebaliknya disebut negatif jika merugikan.
Zat-zat pengikat mineral itu umumnya banyak ditemukan dalam bahan makanan nabati. Meskipun zat-zat non gizi itu dapat mengganggu beberapa penyerapan mineral, bukan berarti tidak berguna sama sekali.
Dalam bahan makanan, suatu zat gizi, misalnya mineral dapat berinteraksi negatif dengan zat non gizi. Asam fitat dalam sayuran, serealia/umbi-umbian dapat mengikat mineral besi (Fe), seng (Zn), atau magnesium (Mg). Akibatnya, mineral-mineral itu tidak dapat diserap oleh tubuh. Begitu juga dengan serat, tanin dan oksalat yang juga dapat mengganggu penyerapan kalsium (Ca).
Kebutuhan zat gizi esensial sehari-hari tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan serta aktivitas fisik dan metabolisme. Yang termasuk dalam zat gizi (mineral) esensial adalah besi, seng, mangan, molibdenum, tembaga, selenium dan flourida. Kecuali flourida, semua jenis mineral tersebut berfungsi mengaktifasi enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme.
Untuk flourida dan kalsium membentuk suatu perenyawaan yang membantu menstabilkan mineral dalam tulang dan gigi serta mencegah kerusakan pada gigi. Mineral lainnya, seperti arsen, krom, kobalt, nikel, silicon dan vanadium, yang mungkin sangat diperlukan oleh hewan, dan tidak dibutuhkan oleh manusia. Seluruh mineral ini beracun apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak dan beberapa mineral (arsen, nikel dan krom) telah diidentifikasi sebagai penyebab kanker.
Ada 4 makanan pokok yang dibutuhkan manusia, yaitu:
1.Susu dan produk olahannya
2.Daging dan sayuran kaya protein.
3.Gandum dan roti.
4.Buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai panduan makanan seimbang.6
E.Mineral dalam susu
Kandungan kalium dalam susu 3 kali lipat dari natriumnya. Beberapa garam mineral susu terdapat pada kadar yang melebihi kelarutannya, karena itu terdapat dalam bentuk koloid. Partikel koloid dalam susu mengandung kalsium, magnesium, fosfat dan sitrat. Partikel koloid ini mengendap dengan cepat, jika susu dikoagulasi dengan rennin. Dalam susu, garam dari asam lemak (fosfat, sitrat dan karbonat) tersebar diantara berbagai bentuk ion.
Oleh karena itu, dalam susu pada pH 6,6 terdapat asam sitrat bebas atau ion monositrat yang berarti bahwa trisitrat dan disitrat merupakan ion yang mendominasi. Pada ion kompleks yang larut seperti Ca banyak terdapat kalsium dan magnesium dalam susu.
Kesetimbangan mineral dalam susu, mempunyai pengaruh besar pada kestabilan protein dalam proses pemanasan dan penguapan. Jika susu dipanaskan, kalsium dan fosfat berubah dari fase larut menjadi fase koloid. Perubahan pH mengakibatkan perubahan besar pada semua kesetimbangan garam dalam susu. Penurunan pH mengakibatkan perubahan kalsium dan fosfat dari bentuk koloid menjadi bentuk terlarut.
F.Mineral dalam daging.
Kandungan mineral utama daging adalah natrium, kalium dan fosfor dalam jumlah yang sangat besar. Selain itu, daging juga banyak mengandung magnesium dan mineral yang terkandung dalam daging terbagi menjadi 2, yaitu:
1.Mineral tidak larut yang berasosiasi dengan protein yang mempunyai kendungan abunya tinggi.
2.Mineral terlarut. Jika cairan dari daging hilang, maka unsur utama yaitu natrium, kalsium, fosfor dan kalium lebih kecil selama memasak, natrium dapat hilang, tetapi mineral lain ditahan. Proses memasak biasanya tidak mengurang kandungan mineral daging. Oleh sebab itu, banyak daging yang diproses dalam larutan garam yang mengandung sebagian besar natrium klorida.7
III.KESIMPULAN
Mineral merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam kehidupan alam maupun dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan unsur penting dalam tanah, bebatuan, air dan udara. Sekitar 50% mineral tubuh terdiri atas kalsium, 25% fosfor, dan 25% lainnya terdiri atas mineral lain.
Mineral dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan jumlah yang diperlukan oleh tubuh, antara lain:
a.Makromineral (Kalsium, Fosfor, Magnesium, Natrium, Kalium, Klorida dan Sulfur).
b.Mikromineral (Zat besi, Seng, Tembaga dan Florida).
c.Ultrace mineral diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil (Yodium, Selenium, Mangan, Kronium, Molibdenim, Baron dan Kobalt).
Mengkonsumsi suplemen gizi / non gizi dalam beberapa hal dapat memberi keuntungan. Misalnya minuman suplemen, selain mengandung gula sebagai sumber energi, juga mengandung vitamin B yang akan digunakan sebagai pemacu metabolisme energi.
Sumber mineral penting lainnya yaitu air minum, karena mineral merupakan suatu zat organic yang terdapat dalam kehidupan alam maupun dalam makhluk hidup.
IV.PENUTUP
Demikianlah makalah ini dibuat. Tentunya masih banyak kekurangan baik dalam penulisan kata maupun makna. Saran dan kritik yang konstruktif (membangun) sangat diharapkan guna tercapainya kesempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua, amin.
DAFTAR PUSTAKA
Alsuhendra, Mahasiswa. Program studi pangan IPB / INTISARI.
http://macam&garam_mineral = firefox.
http://www. Kompas.com.htm.
http://www. Percikan.iman.com/php.
John, M. Demam, Kimia Makanan, Bandung: ITB, 1997.
Sunita Almatsier. Prinsip dasar ilmu gizi, Jakarta: Rineka cipta, 2006.
LEMAK
LEMAK
I. PENDAHULUAN
Lemak atau Lipid tidak sama dengan minyak. Orang menyebut lemak secara khusus bagi minyak nabati atau hewani yang berwujud padat pada suhu ruang. Lemak juga biasanya disebutkan kepada berbagai minyak yang dihasilkan oleh hewan, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair. . Minyak sendiri dapat dibedakan secara fundamental dari berbagai macam cairan lain seperti minyak tambang (mineral oil) dan minyak atsiri (essential oil). Minyak sering disebut juga asam lemak (fatty acid). Sekarang penggunaan perkataan “ diartikan untuk meliputi lemak dan minyak lemak yang kemudian menjadi lazim.
Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27° Celsius). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut.Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak.
Asam lemak yang harus dipasok dari luar ini dikenal sebagai asam lemak esensial karena tidak memiliki enzim untuk menghasilkannya.Biosintesis asam lemak alami merupakan cabang dari daur Calvin, yang memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses berikut ini terjadi pada daun hijau tumbuh-tumbuhan dan memiliki sejumlah variasi
. Dalam keadaan normal sebenarnya terdapat keseimbangan kolesterol. Artinya, kadar kolesterol dalam darah dipertahankan dalam keseimbangan antara yang masuk dengan yang keluar. Sebagian kolesterol yang tidak dipergunakan
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Lemak
Pengertian umum kata “lemak” (fat) mempunyai arti suatu zat yang tidak larut dalam air yang dapat dipisahkan dari tanaman atau binatang. Sedangkan perkataan “minyak” (oil) dapat mempunyai dua pengertian. Bila digunakan bersama-sama dengan kata lemak dalam ekspresi “fat and oil” atau “ lemak dan minyak” maka dapat diartikan bahwa zat tersebut sebagai lemak, kecuali bila ia merupakan bentuk cairan yang sempurna pada suhu biasa, maka ia disebut minyak. Minyak sendiri dapat dibedakan secara fundamental dari berbagai macam cairan lain seperti minyak tambang (mineral oil) dan minyak atsiri (essential oil). Minyak sering disebut juga asam lemak (fatty acid). Sekarang penggunaan perkataan “ diartikan untuk meliputi lemak dan minyak lemak yang kemudian menjadi lazim.
1.Sifat dan Ciri ciri
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-)maka lemak mempunyai sifat hydrophopis. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang apolar atau organik seperti: eter, Chloroform, atau benzol.
Fungsi Lemak
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak biologis memenuhi 4 fungsi dasar bagi manusia, yaitu:
1 Penyimpan Energie
2 Transportasi metabolik sumber energi
3 Sumber zat untuk sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta menunjang proses pemberian signal Signal transducing.
2.klasifikasi
Ada beberapa model klassifikasi, tetapi disini akan diklassifikasikan berdasarkan kelas dari lemak tersebut.
Lipid
Fungsi primer
Contoh
Asam lemak
Sumber energi, biologis prekursor
Asam palmitin, asam olein, asam linol
Gliserida
Penyimpan energi
Trigliserida
Fosfogliserida
Komponen dari membran
Fosfatidylcholin, Fosfatidylserin, Fosfatidyletanolamin
Badan Keton
Sumber energie
Aceton, Acetoacetat, ß Hidroxibutyrat
Sfingolipid
Komponen dari membran
Sfingomyelin(Ceramid) dan Glikosfingolipid(Cerebrosid, Globosid)
Eicosanoida
Modulator proses fisiologis
Prostaglandin, Thromboxan, Leukotriene, HPETE
Cholesterin
Komponen dari membran
Cholesterin, Cholesterinester
Hormon steroid
Modulator proses fisiologis
Aldosteron
B. Penamaan Lemak
Beberapa aturan penamaan dan simbol telah dibuat untuk menunjukkan karakteristik suatu asam lemak.Nama sistematik dibuat untuk menunjukkan banyaknya atom C yang menyusunnya (lihat asam alkanoat). Angka di depan nama menunjukkan posisi ikatan ganda setelah atom pada posisi tersebut. Contoh: asam 9-dekanoat, adalah asam dengan 10 atom C dan satu ikatan ganda setelah atom C ke-9 dari pangkal (gugus karboksil). Nama lebih lengkap diberikan dengan memberi tanda delta (Δ) di depan bilangan posisi ikatan ganda. Contoh: asam Δ9-dekanoat.3Simbol C diikuti angka menunjukkan banyaknya atom C yang menyusunnya; angka di belakang titikdua menunjukkan banyaknya ikatan ganda di antara rantai C-nya). Contoh: C18:1, berarti asam lemak berantai C sebanyak 18 dengan satu ikatan ganda.Lambang omega (ω) menunjukkan posisi ikatan ganda dihitung dari ujung (atom C gugus metil).4
Berdasarkan panjang rantai atom karbon (C), berikut sejumlah asam lemak alami (bukan sintetis) yang dikenal. Nama yang disebut lebih dahulu adalah nama sistematik dari IUPAC dan diikuti dengan nama trivialnya.
Asam oktanoat (C8:0), asam kaprilat.
Asam dekanoat (C10:0), asam kaprat.
Asam dodekanoat (C12:0), asam laurat.
Asam 9-dodekenoat (C12:1), asam lauroleinat, ω-3.
Asam tetradekanoat (C14:0), asam miristat.
Asam 9-tetradekenoat (C14:1), asam miristoleinat, ω-5.
Asam heksadekanoat (C16:0), asam palmitat.
Asam 9-heksadekenoat (C16:1), asam palmitoleinat, ω-7.
Asam oktadekanoat (C18:0), asam stearat.
Asam 6-oktadekenoat (C18:1), asam petroselat, ω-12.
Asam 9-oktadekenoat (C18:1), asam oleat, ω-9.
Asam 9-hidroksioktadekenoat (C18:1), asam ricinoleat, ω-9, OH-7.
Asam 9,12-oktadekadienoat (C18:2), asam linoleat, ω-6, ω-9.
Asam 9,12,15-oktadekatrienoat (C18:3), asam α-linolenat, ω-3, ω-6, ω-9.
Asam 6,9,12-oktadekatrienoat (C18:3), asam γ-linolenat, ω-6, ω-9, ω-12.
Asam 8,10,12-oktadekatrienoat (C18:3), asam kalendulat, ω-6, ω-8, ω-10.
Asam 9,11,13-oktadekatrienoat (C18:3), asam α-elaeostearat, ω-7, ω-9, ω-11.
Asam 9,11,13,15-oktadekatetraenoat (C18:4), asam α-parinarat, ω-3, ω-5, ω-7, ω-9.
Asam eikosanoat (C20:0), asam arakidat.
Asam 5,8,11,14-eikosatetraenoat (C20:4), asam arakidonat, ω-6, ω-9, ω-12, ω-15.
Asam 9-eikosenoat (C20:1), asam gadoleinat, ω-11.
Asam 11-eikosenoat (C20:1), asam eikosenat, ω-9.
Asam dokosanoat (C22:0), asam behenat.
Asam 13-dokosenoat (C22:1), asam erukat, ω-9.
Asam tetrakosanoat (C24:0), asam lignoserat.
Asam 15-tetrakosenoat (C24:1), asam nervonat, ω-9.
Asam heksakosanoat (C26:0), asam cerotat.
C. Asam Lemak dan Karakteristiknya
Asam Lemak, bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan 5dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida.
Perbandingan model asam stearat (C18:0, atas), asam oleat (C18:1, tengah), dan asam α-linolenat (C18:3, bawah). Posisi cis pada ikatan rangkap dua mengakibatkan melengkungnya rantai dan mengubah perilaku fisik dan kimiawi ketiga asam lemak ini. Pelengkungan tidak terjadi secara nyata pada ikatan rangkap dengan posisi trans.6
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6). Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya.
Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27° Celsius). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut.Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak.
Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk: cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis (dilambangkan dengan "Z", singkatan dari bahasa Jerman zusammen). Asam lemak bentuk trans (trans fatty acid, dilambangkan dengan "E", singkatan dari bahasa Jerman entgegen) hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis. Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Asam lemak trans karena atom H-nya berseberangan tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus. Ketengikan (Ingg. rancidity) terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton, serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol). Bau yang kurang sedap muncul akibat campuran dari berbagai produk ini.
D.Biosintesis Asam Lemak
Pada daun hijau tumbuhan, asam lemak diproduksi di kloroplas. Pada bagian lain tumbuhan dan pada sel hewan (dan manusia), asam lemak dibuat di sitosol. Proses esterifikasi (pengikatan menjadi lipida) umumnya terjadi pada sitoplasma, dan minyak (atau lemak) disimpan pada oleosom. Banyak spesies tanaman menyimpan lemak pada bijinya (biasanya pada bagian kotiledon) yang ditransfer dari daun dan organ berkloroplas lain. Beberapa tanaman penghasil lemak terpenting adalah kedelai, kapas, kacang tanah, jarak, raps/kanola, kelapa, kelapa sawit, jagung dan zaitun.
Proses biokimia sintesis asam lemak pada hewan dan tumbuhan relatif sama. Berbeda dengan tumbuhan, yang mampu membuat sendiri kebutuhan asam lemaknya, hewan kadang kala tidak mampu memproduksi atau mencukupi kebutuhan asam lemak tertentu. Asam lemak yang harus dipasok dari luar ini dikenal sebagai asam lemak esensial karena tidak memiliki enzim untuk menghasilkannya.Biosintesis asam lemak alami merupakan cabang dari daur Calvin, yang memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses berikut ini terjadi pada daun hijau tumbuh-tumbuhan dan memiliki sejumlah variasi.
Kompleks-enzim asilsintase III (KAS-III) memadukan malonil-ACP (3C) dan asetil-KoA (2C) menjadi butiril-ACP (4C) melalui empat tahap (kondensasi, reduksi, dehidrasi, reduksi) yang masing-masing memiliki enzim tersendiri. Pemanjangan selanjutnya dilakukan secara bertahap, 2C setiap tahapnya, menggunakan malonil-KoA, oleh KAS-I atau KAS-IV. KAS-I melakukan pemanjangan hingga 16C, sementara KAS-IV hanya mencapai 10C. Mulai dari 8C, di setiap tahap pemanjangan gugus ACP dapat dilepas oleh enzim tioesterase untuk menghasilkan asam lemak jenuh bebas dan ACP. Asam lemak bebas ini kemudian dikeluarkan dari kloroplas untuk diproses lebih lanjut di sitoplasma, yang dapat berupa pembentukan ikatan ganda atau esterifikasi dengan gliserol menjadi trigliserida (minyak atau lemak).
Pemanjangan lebih lanjut hanya terjadi bila terdapat KAS-II di kloroplas, yang memanjangkan palmitil-ACP (16C) menjadi stearil-ACP (18C). Enzim Δ9-desaturase kemudian membentuk ikatan ganda, menghasilkan oleil-ACP. Enzim tioesterase lalu melepas gugus ACP dari oleat. Selanjutnya, oleat keluar dari kloroplas untuk mengalami perpanjangan lebih lanjut.7
III. Kesimpulan
lemak adalah suatu zat yang tidak larut dalam air yang dapat dipisahkan dari tanaman atau binatang
Fungsi Lemak
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak biologis memenuhi 3 fungsi dasar bagi manusia, yaitu:
1. Penyimpan Energie
2. Transportasi metabolik sumber energi
3. Sumber zat untuk sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta menunjang proses pemberian signal Signal transducing.
IV.Penutup
Demikianlah makalah yang saya buat bila ada kesalahasn dalam bahasa atau penulisan, maka dari itu saya minta kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
V.Daftar Pustaka
Sastrohamidjojo Hardjono, Kimia organic, 2005, GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS, Yogyakarta
.
http://www.benih.net/lifestyle/lemak-kawan-yang-bisa-jadi-lawan.html
http:/ id wikipedia.Org / wiki / Berkas. As lemak C18.png
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=396
I. PENDAHULUAN
Lemak atau Lipid tidak sama dengan minyak. Orang menyebut lemak secara khusus bagi minyak nabati atau hewani yang berwujud padat pada suhu ruang. Lemak juga biasanya disebutkan kepada berbagai minyak yang dihasilkan oleh hewan, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair. . Minyak sendiri dapat dibedakan secara fundamental dari berbagai macam cairan lain seperti minyak tambang (mineral oil) dan minyak atsiri (essential oil). Minyak sering disebut juga asam lemak (fatty acid). Sekarang penggunaan perkataan “ diartikan untuk meliputi lemak dan minyak lemak yang kemudian menjadi lazim.
Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27° Celsius). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut.Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak.
Asam lemak yang harus dipasok dari luar ini dikenal sebagai asam lemak esensial karena tidak memiliki enzim untuk menghasilkannya.Biosintesis asam lemak alami merupakan cabang dari daur Calvin, yang memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses berikut ini terjadi pada daun hijau tumbuh-tumbuhan dan memiliki sejumlah variasi
. Dalam keadaan normal sebenarnya terdapat keseimbangan kolesterol. Artinya, kadar kolesterol dalam darah dipertahankan dalam keseimbangan antara yang masuk dengan yang keluar. Sebagian kolesterol yang tidak dipergunakan
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Lemak
Pengertian umum kata “lemak” (fat) mempunyai arti suatu zat yang tidak larut dalam air yang dapat dipisahkan dari tanaman atau binatang. Sedangkan perkataan “minyak” (oil) dapat mempunyai dua pengertian. Bila digunakan bersama-sama dengan kata lemak dalam ekspresi “fat and oil” atau “ lemak dan minyak” maka dapat diartikan bahwa zat tersebut sebagai lemak, kecuali bila ia merupakan bentuk cairan yang sempurna pada suhu biasa, maka ia disebut minyak. Minyak sendiri dapat dibedakan secara fundamental dari berbagai macam cairan lain seperti minyak tambang (mineral oil) dan minyak atsiri (essential oil). Minyak sering disebut juga asam lemak (fatty acid). Sekarang penggunaan perkataan “ diartikan untuk meliputi lemak dan minyak lemak yang kemudian menjadi lazim.
1.Sifat dan Ciri ciri
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-)maka lemak mempunyai sifat hydrophopis. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang apolar atau organik seperti: eter, Chloroform, atau benzol.
Fungsi Lemak
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak biologis memenuhi 4 fungsi dasar bagi manusia, yaitu:
1 Penyimpan Energie
2 Transportasi metabolik sumber energi
3 Sumber zat untuk sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta menunjang proses pemberian signal Signal transducing.
2.klasifikasi
Ada beberapa model klassifikasi, tetapi disini akan diklassifikasikan berdasarkan kelas dari lemak tersebut.
Lipid
Fungsi primer
Contoh
Asam lemak
Sumber energi, biologis prekursor
Asam palmitin, asam olein, asam linol
Gliserida
Penyimpan energi
Trigliserida
Fosfogliserida
Komponen dari membran
Fosfatidylcholin, Fosfatidylserin, Fosfatidyletanolamin
Badan Keton
Sumber energie
Aceton, Acetoacetat, ß Hidroxibutyrat
Sfingolipid
Komponen dari membran
Sfingomyelin(Ceramid) dan Glikosfingolipid(Cerebrosid, Globosid)
Eicosanoida
Modulator proses fisiologis
Prostaglandin, Thromboxan, Leukotriene, HPETE
Cholesterin
Komponen dari membran
Cholesterin, Cholesterinester
Hormon steroid
Modulator proses fisiologis
Aldosteron
B. Penamaan Lemak
Beberapa aturan penamaan dan simbol telah dibuat untuk menunjukkan karakteristik suatu asam lemak.Nama sistematik dibuat untuk menunjukkan banyaknya atom C yang menyusunnya (lihat asam alkanoat). Angka di depan nama menunjukkan posisi ikatan ganda setelah atom pada posisi tersebut. Contoh: asam 9-dekanoat, adalah asam dengan 10 atom C dan satu ikatan ganda setelah atom C ke-9 dari pangkal (gugus karboksil). Nama lebih lengkap diberikan dengan memberi tanda delta (Δ) di depan bilangan posisi ikatan ganda. Contoh: asam Δ9-dekanoat.3Simbol C diikuti angka menunjukkan banyaknya atom C yang menyusunnya; angka di belakang titikdua menunjukkan banyaknya ikatan ganda di antara rantai C-nya). Contoh: C18:1, berarti asam lemak berantai C sebanyak 18 dengan satu ikatan ganda.Lambang omega (ω) menunjukkan posisi ikatan ganda dihitung dari ujung (atom C gugus metil).4
Berdasarkan panjang rantai atom karbon (C), berikut sejumlah asam lemak alami (bukan sintetis) yang dikenal. Nama yang disebut lebih dahulu adalah nama sistematik dari IUPAC dan diikuti dengan nama trivialnya.
Asam oktanoat (C8:0), asam kaprilat.
Asam dekanoat (C10:0), asam kaprat.
Asam dodekanoat (C12:0), asam laurat.
Asam 9-dodekenoat (C12:1), asam lauroleinat, ω-3.
Asam tetradekanoat (C14:0), asam miristat.
Asam 9-tetradekenoat (C14:1), asam miristoleinat, ω-5.
Asam heksadekanoat (C16:0), asam palmitat.
Asam 9-heksadekenoat (C16:1), asam palmitoleinat, ω-7.
Asam oktadekanoat (C18:0), asam stearat.
Asam 6-oktadekenoat (C18:1), asam petroselat, ω-12.
Asam 9-oktadekenoat (C18:1), asam oleat, ω-9.
Asam 9-hidroksioktadekenoat (C18:1), asam ricinoleat, ω-9, OH-7.
Asam 9,12-oktadekadienoat (C18:2), asam linoleat, ω-6, ω-9.
Asam 9,12,15-oktadekatrienoat (C18:3), asam α-linolenat, ω-3, ω-6, ω-9.
Asam 6,9,12-oktadekatrienoat (C18:3), asam γ-linolenat, ω-6, ω-9, ω-12.
Asam 8,10,12-oktadekatrienoat (C18:3), asam kalendulat, ω-6, ω-8, ω-10.
Asam 9,11,13-oktadekatrienoat (C18:3), asam α-elaeostearat, ω-7, ω-9, ω-11.
Asam 9,11,13,15-oktadekatetraenoat (C18:4), asam α-parinarat, ω-3, ω-5, ω-7, ω-9.
Asam eikosanoat (C20:0), asam arakidat.
Asam 5,8,11,14-eikosatetraenoat (C20:4), asam arakidonat, ω-6, ω-9, ω-12, ω-15.
Asam 9-eikosenoat (C20:1), asam gadoleinat, ω-11.
Asam 11-eikosenoat (C20:1), asam eikosenat, ω-9.
Asam dokosanoat (C22:0), asam behenat.
Asam 13-dokosenoat (C22:1), asam erukat, ω-9.
Asam tetrakosanoat (C24:0), asam lignoserat.
Asam 15-tetrakosenoat (C24:1), asam nervonat, ω-9.
Asam heksakosanoat (C26:0), asam cerotat.
C. Asam Lemak dan Karakteristiknya
Asam Lemak, bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan 5dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida.
Perbandingan model asam stearat (C18:0, atas), asam oleat (C18:1, tengah), dan asam α-linolenat (C18:3, bawah). Posisi cis pada ikatan rangkap dua mengakibatkan melengkungnya rantai dan mengubah perilaku fisik dan kimiawi ketiga asam lemak ini. Pelengkungan tidak terjadi secara nyata pada ikatan rangkap dengan posisi trans.6
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6). Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya.
Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27° Celsius). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut.Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak.
Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk: cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis (dilambangkan dengan "Z", singkatan dari bahasa Jerman zusammen). Asam lemak bentuk trans (trans fatty acid, dilambangkan dengan "E", singkatan dari bahasa Jerman entgegen) hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis. Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Asam lemak trans karena atom H-nya berseberangan tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus. Ketengikan (Ingg. rancidity) terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton, serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol). Bau yang kurang sedap muncul akibat campuran dari berbagai produk ini.
D.Biosintesis Asam Lemak
Pada daun hijau tumbuhan, asam lemak diproduksi di kloroplas. Pada bagian lain tumbuhan dan pada sel hewan (dan manusia), asam lemak dibuat di sitosol. Proses esterifikasi (pengikatan menjadi lipida) umumnya terjadi pada sitoplasma, dan minyak (atau lemak) disimpan pada oleosom. Banyak spesies tanaman menyimpan lemak pada bijinya (biasanya pada bagian kotiledon) yang ditransfer dari daun dan organ berkloroplas lain. Beberapa tanaman penghasil lemak terpenting adalah kedelai, kapas, kacang tanah, jarak, raps/kanola, kelapa, kelapa sawit, jagung dan zaitun.
Proses biokimia sintesis asam lemak pada hewan dan tumbuhan relatif sama. Berbeda dengan tumbuhan, yang mampu membuat sendiri kebutuhan asam lemaknya, hewan kadang kala tidak mampu memproduksi atau mencukupi kebutuhan asam lemak tertentu. Asam lemak yang harus dipasok dari luar ini dikenal sebagai asam lemak esensial karena tidak memiliki enzim untuk menghasilkannya.Biosintesis asam lemak alami merupakan cabang dari daur Calvin, yang memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses berikut ini terjadi pada daun hijau tumbuh-tumbuhan dan memiliki sejumlah variasi.
Kompleks-enzim asilsintase III (KAS-III) memadukan malonil-ACP (3C) dan asetil-KoA (2C) menjadi butiril-ACP (4C) melalui empat tahap (kondensasi, reduksi, dehidrasi, reduksi) yang masing-masing memiliki enzim tersendiri. Pemanjangan selanjutnya dilakukan secara bertahap, 2C setiap tahapnya, menggunakan malonil-KoA, oleh KAS-I atau KAS-IV. KAS-I melakukan pemanjangan hingga 16C, sementara KAS-IV hanya mencapai 10C. Mulai dari 8C, di setiap tahap pemanjangan gugus ACP dapat dilepas oleh enzim tioesterase untuk menghasilkan asam lemak jenuh bebas dan ACP. Asam lemak bebas ini kemudian dikeluarkan dari kloroplas untuk diproses lebih lanjut di sitoplasma, yang dapat berupa pembentukan ikatan ganda atau esterifikasi dengan gliserol menjadi trigliserida (minyak atau lemak).
Pemanjangan lebih lanjut hanya terjadi bila terdapat KAS-II di kloroplas, yang memanjangkan palmitil-ACP (16C) menjadi stearil-ACP (18C). Enzim Δ9-desaturase kemudian membentuk ikatan ganda, menghasilkan oleil-ACP. Enzim tioesterase lalu melepas gugus ACP dari oleat. Selanjutnya, oleat keluar dari kloroplas untuk mengalami perpanjangan lebih lanjut.7
III. Kesimpulan
lemak adalah suatu zat yang tidak larut dalam air yang dapat dipisahkan dari tanaman atau binatang
Fungsi Lemak
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak biologis memenuhi 3 fungsi dasar bagi manusia, yaitu:
1. Penyimpan Energie
2. Transportasi metabolik sumber energi
3. Sumber zat untuk sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta menunjang proses pemberian signal Signal transducing.
IV.Penutup
Demikianlah makalah yang saya buat bila ada kesalahasn dalam bahasa atau penulisan, maka dari itu saya minta kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
V.Daftar Pustaka
Sastrohamidjojo Hardjono, Kimia organic, 2005, GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS, Yogyakarta
.
http://www.benih.net/lifestyle/lemak-kawan-yang-bisa-jadi-lawan.html
http:/ id wikipedia.Org / wiki / Berkas. As lemak C18.png
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=396
ASPARTAME
ASPARTAME
I.PENDAHULUAN
Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan. Menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam bahan tambahan kimia, selain zat lain seperti antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna, dan lain-lain.
Coba perhatikan komposisi bahan pada bungkus-bungkus makanan jadi di sekitar kita, terutama yang berembel-embel kata "diet", "rendah kalori", atau "bebas gula". Apa yang Anda lihat di sana? Aspartame, aspartame, lagi-lagi aspartame? Kalau begitu mungkin Anda perlu berhati-hati, apalagi kalau makanan-makanan ini termasuk yang sering Anda konsumsi.
Banyak alasan mengapa orang menggunakan makanan dan minuman rendah kalori selain untuk diet. Sebanyak 63 persen pengguna produk rendah kalori tidaklah berdiet. Karena bagi orang-orang ini ''kesadaran kalori'' tidaklah berarti suatu komitmen untuk kontrol atau pengurangan berat badan. Para ''non-dieters'' ini menggunakan produk rendah kalori sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Ada beberapa produk pemanis rendah kalori, salah satu di antaranya aspartame.
II.PEMBAHASAN
1.Pengertian
Aspartame adalah bahan pemanis rendah kalori pengganti gula biasa (sukrosa) yang ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1965 oleh James Schlatter, peneliti yang pada waktu itu bekerja di G.D.Searle and Co. dan sedang berusaha mencari obat baru untuk luka dalam. Ketika ia menjilat jarinya untuk memudahkannya mengambil selembar kertas, Schlatter menyadari betapa manisnya rasa senyawa sintesis yang telah ia buat. Senyawa inilah yang kemudian diberi nama aspartame, yang telah menjadi bagian menu sehari-hari masyarakat modern.1
Aspartam (Canderel), Pemanis ini dibuat dari dua macam asam amino komersial (L-phenilalanin dan L-asam aspartat). Rasa manisnya dianggap paling mendekati sukrosa dibandingkan pemanis tidak bernutrisi lainnya, tanpa meninggalkan rasa pahit. Tidak stabil pada temperatur tinggi sehingga tidak cocok untuk makanan yang dimasak atau dibakar (meskipun dapat juga ditambahkan belakangan, jika memungkinkan). Tidak stabil pada cairan dengan keasaman yang tinggi dan netral. Dianggap sangat aman karena dapat diproses dalam tubuh melalui metabolisme protein normal dan tidak menghasilkan asam pada plak. Konsumsi per hari yang diperbolehkan adalah 40 mg/kg BB. Karena komposisinya, aspartame tidak cocok untuk digunakan oleh penderita penyakit genetic yang langka ‘Fenilketouria’ (PKU); dimana penderita penyakit ini tidak dapat memetabolisme komponen fenilalanin.2 Struktur kimianya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.3
Aspartam merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartyl-phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil ester dari dipeptida dua asam amino yaitu:
a.Asam aspartik dan fenil alanin. Asam amino adalah gugus pembentuk protein. Asam aspartik dan fenil alanin juga terdapat diberbagai makanan yang selalu kita konsumsi sehari-hari seperti : daging sapi, susu, ayam, ikan, telur, gandum, kacang-kacangan, kedelai, keju, tahu, tempe, dll.
b.Asam amino essensial yaitu zat yang selalu dibutuhkan oleh tubuh karena tidak dapat dihasilkan oleh tubuh kita sendiri.
Aspartam dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal, Nutrasweet dan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000 produk makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama digunakan di minuman soda dan permen. Belakangan aspartam mendapat penyelidikan lebih lanjut mengenai kemungkinan aspartam menyebabkan banyak efek negatif. Dan akhirnya, pangsa pasarnya mulai berkurang direbut oleh pemanis lain yaitu sukralosa.4
Aspartame merupakan bahan kimia yang mengandung racun, yang diproduksi oleh perusahaan kimia bernama Monsanto. Aspartame telah dipasarkan ke seluruh dunia sebagai pengganti gula dan dapat dijumpai pada semua jenis minuman ringan untuk diet, seperti Diet Coke dan Diet Pepsi. Aspartame dipasarkan sebagai satu produk diet, tapi ini samasekali bukanlah produk untuk diet. Kenyataannya, ini dapat menyebabkan berat tubuh Anda bertambah karena ini dapat membuat anda kecanduan karbohidrat. Membuat berat tubuh anda bertambah hanyalah sebuah hal kecil yang dapat dilakukan oleh Aspartame.5
2.Keamanan Aspartame6
Aspartam telah dinyatakan aman digunakan baik untuk penderita kencing manis, wanita hamil, wanita menyusui bahkan anak-anak. Pengecualiannya hanya satu, penderita fenilketonuria. Menurut US Food and Drug Administration (FDA), The Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA), Americam Medical association (AMA), The American Council On Sience and Health (ACSH) aspartam merupakan bahan makanan yang aman bagi kesehatan, hanya berpengaruh pada rasa manis.
Penelitian yang menggunakan aspartam secara bolus sebesar 34 mg/kg berat badan memperlihatkan bahwa walaupun hasil metabolisme aspartam dapat melewati sawar darah plasenta, jumlahnya tidak bermakna untuk sampai dapat menimbulkan gangguan saraf pada janin. Penelitian besar yang dilakukan terhadap manusia, bukan hewan tikus menjelaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa minuman soda yang mengandung pemanis aspartam dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Aspartam dapat diurai oleh tubuh menjadi kedua asam amino tersebut dan termasuk pemanis nutritif. Hanya, aspartam tidak tahan suhu tinggi, karena pada suhu tinggi aspartam terurai menjadi senyawa yang disebut diketopiperazin yang meskipun tidak berbahaya bagi tubuh, tetapi tidak lagi manis. Karena itu, aspartam tidak dipakai dalam produk pembuat kue dan dipakai hanya untuk minuman, es krim, dan yoghurt. Jika dicerna secara normal oleh tubuh, aspartam akan menghasilkan asam aspartat dan fenilalanin. Dengan demikian, aman untuk dikonsumsi.
Untuk meningkatkan faktor keamanan dalam penggunaannya, FDA pun memberikan batas-batas pemakaian yang dianjurkan. Istilah yang dipakai adalah Acceptable Daily Intake (ADI) yang berarti asupan harian yang diperbolehkan. Ukuran yang dipergunakan adalah jumlah pemanis per kilogram berat badan per hari yang dapat dikonsumsi secara aman sepanjang hidupnya tanpa menimbulkan risiko. ADI adalah tingkat yang konservatif, yang umumnya menggambarkan jumlah 100 kali lebih kecil dibandingkan tingkat maksimal yang tidak memperlihatkan efek samping dalam penelitian binatang. ADI untuk aspartam adalah 40 mg/kg berat badan.
3.Dampak Negative Aspartam
Aspartame adalah bahan kimia beracun yang dapat merubah kimiawi pada otak dan sungguh mematikan bagi orang yang menderita karena penyakit parkinson. Bagi penderita diabetes, hati-hatilah bila mengkonsumsi untuk jangka waktu yang lama atas produk yang mengandung Aspartame ini, karena dapat menyebabkan koma, bahkan meninggal.
Berbagai problem kesehatan seperti tumor otak, keganasan kelenjar getah bening, leukemia, lupus, gangguan nyeri otot, dan kepikunan sebagai akibat perubahan kimiawi di jaringan otak dan berpotensi mematikan pada penderita Parkinson, belakangan ini banyak dikaitkan dengan merebaknya penggunaan Aspartame.7
4.Produk Yang Mengandung Aspartame
Salah satu minuman suplemen yang mengandung ASPARTAME adalah serbuk effervescent EXTRA JOSS !8 ada kemasan tertulis Mengandung Aspartame 0,06% [ADI 40 mg/kg BB]. Produk-produk minuman lainnya yang juga mengandung aspartame yaitu m-150, hemaviton, neo hormoviton, marimas, hore..., frutillo, segar sari, pop ice es blender, segar... dingin, okky jelly drink, sari vit c, naturade gold, aqua splash of fruit, forty plus.
III.KESIMPULAN
Aspartame adalah bahan pemanis rendah kalori pengganti gula biasa (sukrosa). Aspartam merupakan pemanis rendah kalori yang digunakan sebagai pengganti gula tebu di berbagai makanan dan minuman rendah kalori. Aspartam ini sudah umum terdapat di makanan dan minuman yang kita konsumsiseperti permen sugar-free, pengganti gula pasir, minuman soda yang bertuliskan ”diet”, dll.
IV.PENUUTUP
Demikian makalah tersebut dibuat dengan harapan agar dapat menjadi sesuatu yang dapat dimanfaatkan dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita. Selanjutnya kritik dan saran tetap kami harapkan demi kemajuan yang lebih baik bagi bersama. Dan segala perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Aspartam#Sejarah_penemuan
http://citrameidita.blogspot.com/2008_02_01_archive.html
http://upload.wikimedia.org/Aspartame_structure.png
http://trillion.wordpress.com/2008/01/16/aspartame/
http://uupload.wikimedia.org/Aspartame_structure.png
I.PENDAHULUAN
Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan. Menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam bahan tambahan kimia, selain zat lain seperti antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna, dan lain-lain.
Coba perhatikan komposisi bahan pada bungkus-bungkus makanan jadi di sekitar kita, terutama yang berembel-embel kata "diet", "rendah kalori", atau "bebas gula". Apa yang Anda lihat di sana? Aspartame, aspartame, lagi-lagi aspartame? Kalau begitu mungkin Anda perlu berhati-hati, apalagi kalau makanan-makanan ini termasuk yang sering Anda konsumsi.
Banyak alasan mengapa orang menggunakan makanan dan minuman rendah kalori selain untuk diet. Sebanyak 63 persen pengguna produk rendah kalori tidaklah berdiet. Karena bagi orang-orang ini ''kesadaran kalori'' tidaklah berarti suatu komitmen untuk kontrol atau pengurangan berat badan. Para ''non-dieters'' ini menggunakan produk rendah kalori sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Ada beberapa produk pemanis rendah kalori, salah satu di antaranya aspartame.
II.PEMBAHASAN
1.Pengertian
Aspartame adalah bahan pemanis rendah kalori pengganti gula biasa (sukrosa) yang ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1965 oleh James Schlatter, peneliti yang pada waktu itu bekerja di G.D.Searle and Co. dan sedang berusaha mencari obat baru untuk luka dalam. Ketika ia menjilat jarinya untuk memudahkannya mengambil selembar kertas, Schlatter menyadari betapa manisnya rasa senyawa sintesis yang telah ia buat. Senyawa inilah yang kemudian diberi nama aspartame, yang telah menjadi bagian menu sehari-hari masyarakat modern.1
Aspartam (Canderel), Pemanis ini dibuat dari dua macam asam amino komersial (L-phenilalanin dan L-asam aspartat). Rasa manisnya dianggap paling mendekati sukrosa dibandingkan pemanis tidak bernutrisi lainnya, tanpa meninggalkan rasa pahit. Tidak stabil pada temperatur tinggi sehingga tidak cocok untuk makanan yang dimasak atau dibakar (meskipun dapat juga ditambahkan belakangan, jika memungkinkan). Tidak stabil pada cairan dengan keasaman yang tinggi dan netral. Dianggap sangat aman karena dapat diproses dalam tubuh melalui metabolisme protein normal dan tidak menghasilkan asam pada plak. Konsumsi per hari yang diperbolehkan adalah 40 mg/kg BB. Karena komposisinya, aspartame tidak cocok untuk digunakan oleh penderita penyakit genetic yang langka ‘Fenilketouria’ (PKU); dimana penderita penyakit ini tidak dapat memetabolisme komponen fenilalanin.2 Struktur kimianya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.3
Aspartam merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartyl-phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil ester dari dipeptida dua asam amino yaitu:
a.Asam aspartik dan fenil alanin. Asam amino adalah gugus pembentuk protein. Asam aspartik dan fenil alanin juga terdapat diberbagai makanan yang selalu kita konsumsi sehari-hari seperti : daging sapi, susu, ayam, ikan, telur, gandum, kacang-kacangan, kedelai, keju, tahu, tempe, dll.
b.Asam amino essensial yaitu zat yang selalu dibutuhkan oleh tubuh karena tidak dapat dihasilkan oleh tubuh kita sendiri.
Aspartam dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal, Nutrasweet dan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000 produk makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama digunakan di minuman soda dan permen. Belakangan aspartam mendapat penyelidikan lebih lanjut mengenai kemungkinan aspartam menyebabkan banyak efek negatif. Dan akhirnya, pangsa pasarnya mulai berkurang direbut oleh pemanis lain yaitu sukralosa.4
Aspartame merupakan bahan kimia yang mengandung racun, yang diproduksi oleh perusahaan kimia bernama Monsanto. Aspartame telah dipasarkan ke seluruh dunia sebagai pengganti gula dan dapat dijumpai pada semua jenis minuman ringan untuk diet, seperti Diet Coke dan Diet Pepsi. Aspartame dipasarkan sebagai satu produk diet, tapi ini samasekali bukanlah produk untuk diet. Kenyataannya, ini dapat menyebabkan berat tubuh Anda bertambah karena ini dapat membuat anda kecanduan karbohidrat. Membuat berat tubuh anda bertambah hanyalah sebuah hal kecil yang dapat dilakukan oleh Aspartame.5
2.Keamanan Aspartame6
Aspartam telah dinyatakan aman digunakan baik untuk penderita kencing manis, wanita hamil, wanita menyusui bahkan anak-anak. Pengecualiannya hanya satu, penderita fenilketonuria. Menurut US Food and Drug Administration (FDA), The Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA), Americam Medical association (AMA), The American Council On Sience and Health (ACSH) aspartam merupakan bahan makanan yang aman bagi kesehatan, hanya berpengaruh pada rasa manis.
Penelitian yang menggunakan aspartam secara bolus sebesar 34 mg/kg berat badan memperlihatkan bahwa walaupun hasil metabolisme aspartam dapat melewati sawar darah plasenta, jumlahnya tidak bermakna untuk sampai dapat menimbulkan gangguan saraf pada janin. Penelitian besar yang dilakukan terhadap manusia, bukan hewan tikus menjelaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa minuman soda yang mengandung pemanis aspartam dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Aspartam dapat diurai oleh tubuh menjadi kedua asam amino tersebut dan termasuk pemanis nutritif. Hanya, aspartam tidak tahan suhu tinggi, karena pada suhu tinggi aspartam terurai menjadi senyawa yang disebut diketopiperazin yang meskipun tidak berbahaya bagi tubuh, tetapi tidak lagi manis. Karena itu, aspartam tidak dipakai dalam produk pembuat kue dan dipakai hanya untuk minuman, es krim, dan yoghurt. Jika dicerna secara normal oleh tubuh, aspartam akan menghasilkan asam aspartat dan fenilalanin. Dengan demikian, aman untuk dikonsumsi.
Untuk meningkatkan faktor keamanan dalam penggunaannya, FDA pun memberikan batas-batas pemakaian yang dianjurkan. Istilah yang dipakai adalah Acceptable Daily Intake (ADI) yang berarti asupan harian yang diperbolehkan. Ukuran yang dipergunakan adalah jumlah pemanis per kilogram berat badan per hari yang dapat dikonsumsi secara aman sepanjang hidupnya tanpa menimbulkan risiko. ADI adalah tingkat yang konservatif, yang umumnya menggambarkan jumlah 100 kali lebih kecil dibandingkan tingkat maksimal yang tidak memperlihatkan efek samping dalam penelitian binatang. ADI untuk aspartam adalah 40 mg/kg berat badan.
3.Dampak Negative Aspartam
Aspartame adalah bahan kimia beracun yang dapat merubah kimiawi pada otak dan sungguh mematikan bagi orang yang menderita karena penyakit parkinson. Bagi penderita diabetes, hati-hatilah bila mengkonsumsi untuk jangka waktu yang lama atas produk yang mengandung Aspartame ini, karena dapat menyebabkan koma, bahkan meninggal.
Berbagai problem kesehatan seperti tumor otak, keganasan kelenjar getah bening, leukemia, lupus, gangguan nyeri otot, dan kepikunan sebagai akibat perubahan kimiawi di jaringan otak dan berpotensi mematikan pada penderita Parkinson, belakangan ini banyak dikaitkan dengan merebaknya penggunaan Aspartame.7
4.Produk Yang Mengandung Aspartame
Salah satu minuman suplemen yang mengandung ASPARTAME adalah serbuk effervescent EXTRA JOSS !8 ada kemasan tertulis Mengandung Aspartame 0,06% [ADI 40 mg/kg BB]. Produk-produk minuman lainnya yang juga mengandung aspartame yaitu m-150, hemaviton, neo hormoviton, marimas, hore..., frutillo, segar sari, pop ice es blender, segar... dingin, okky jelly drink, sari vit c, naturade gold, aqua splash of fruit, forty plus.
III.KESIMPULAN
Aspartame adalah bahan pemanis rendah kalori pengganti gula biasa (sukrosa). Aspartam merupakan pemanis rendah kalori yang digunakan sebagai pengganti gula tebu di berbagai makanan dan minuman rendah kalori. Aspartam ini sudah umum terdapat di makanan dan minuman yang kita konsumsiseperti permen sugar-free, pengganti gula pasir, minuman soda yang bertuliskan ”diet”, dll.
IV.PENUUTUP
Demikian makalah tersebut dibuat dengan harapan agar dapat menjadi sesuatu yang dapat dimanfaatkan dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita. Selanjutnya kritik dan saran tetap kami harapkan demi kemajuan yang lebih baik bagi bersama. Dan segala perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Aspartam#Sejarah_penemuan
http://citrameidita.blogspot.com/2008_02_01_archive.html
http://upload.wikimedia.org/Aspartame_structure.png
http://trillion.wordpress.com/2008/01/16/aspartame/
http://uupload.wikimedia.org/Aspartame_structure.png
Subscribe to:
Posts (Atom)