Metode pembelajaran konvensional lebih berpusat pada guru (teacher
centered). Menurut Sudjana dalam Wilantara (2005:33-34) menyatakan bahwa
kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru menekankan pentingnya
aktivitas guru dalam membelajarkan peserta didik. Peserta didik berperan
sebagai pengikut dan penerima pasif dari kegiatan yang dilaksanakan.
Sedangkan Sadia dalam Wilantara (2005:34) mendefinisikan metode
konvensional sebagai rangkaian kegiatan belajar yang dimulai dengan
orientasi dan penyajian informasi yang berkaitan dengan konsep yang akan
dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian ilustrasi atau contoh soal oleh guru,
pemberian tugas, diskusi dan tanya jawab sampai akhirnya guru merasa bahwa
apa yang telah diajarkan dapat dimengerti oleh siswa.
Ciri pembelajaran konvensional menurut Sudjana dalam Wilantara
(2005 :34) adalah :
1. Dominasi guru dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan peserta didik
bersifat pasif dan hanya melakukan kegiatan melalui perbuatan pendidik.
2. Bahan belajar terdiri atas konsep-konsep dasar atau materi belajar tidak
dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa.
3. Pembelajaran tidak dilakukan secara berkelompok.
4. pembelajaran tidak dilaksanakan melalui kegiatan laboratorium.
Sedangkan keunggulan dan kelemahan metode pembelajaran
konvensional menurut Sudjana dalam Wilantara (2005:34) adalah :
Keunggulan Metode pembelajaran konvensional :
1. Bahan belajar dapat disampaikan secara tuntas.
2. Dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar.
3. Pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu.
4. Target materi relatif mudah dicapai.
Kelemahan Metode pembelajaran konvensional :
1. Sangat membosankan karena mengurangi motivasi dan kreativitas siswa.
2. Keberhasilan perubahan sikap dan perilaku peserta didik relatif sulit
diukur.
3. Kualitas pencapaian tujuan belajar yang telah ditetapkan adalah relatif
rendah karena pendidik sering hanya mengejar target waktu untuk
menghabiskan target materi pembelajaran.
4. Pembelajaran kebanyakan menggunakan ceramah dan tanya jawab.
Pembelajaran konvensional tidak memperhatikan pengalaman siswa
dan hasil belajar diukur dengan tes. Dalam pembelajaran konvensional guru
memegang peranan utama dalam menentukan isi dan proses pembelajaran,
termasuk dalam menilai kemajuan siswa. Pada penelitian ini pembelajaran
konvensional yang dimaksud merupakan modifikasi antara metode ceramah,
metode latihan dan pemberian tugas.
Metode Ceramah (Lecturing).
Metode ceramah yaitu cara penyajian dan penyampaian materi
pelajaran dengan jalan ceramah dimana guru berada di depan kelas,
memimpin, menentukan isi dan jalannya pelajaran, serta mentransfer
segala rencana pelajaran yang menurutnya baik untuk siswa
(Wiryohandoyo dkk, 1998:32). Metode ini lebih banyak menuntut
keaktifan guru. Penyampaian materi secara lisan berbeda dengan
penyampaian materi secara tertulis. Karena dalam cara ini siswa sangat
tergantung pada cara mengajar guru, kecepatan serta volume suara guru.
Tujuan penggunaan metode ceramah antara lain :
1. Untuk menyampaikan informasi.
2. Untuk memberikan gambaran (perspektif) umum dari keseluruhan
konsep.
3. Menuntun siswa mengenal struktur dasar pengetahuan suatu bahan
kajian.
4. Mengekspresikan hal-hal yang tidak dapat dinyatakan secara tertulis
ataupun ungkapan yang sederhana.
5. Menuntun siswa kearah mengetahui kerangka, sistematik, logika dan
pengembangan struktur ilmu yang bersangkutan.
Adapun kelebihan dan kelemahan metode ceramah menurut
Djamarah & Aswan Zain (1994:109-110) adalah sebagai berikut :
Kelebihan metode ceramah :
1. Dapat mentransfer ide dan memberikan analisis sejelas-jelasnya.
2. Tepat untuk penyajian informasi.
3. Guru mudah mengorganisir kelas.
4. Mudah mempersiapkan dan melaksanakan.
5. Dapat dengan segera mengetahui keadaan dan daya terima siswa
terhadap materi yang diberikan.
Kelemahan metode ceramah :
1. Cenderung guru sentris (bersifat satu arah).
2. Memungkinkan terjadinya bahaya “verbalisme” yaitu siswa hafal
susunan kata-kata atau kalimat tanpa memahami makna yang
terkandung di dalamnya.
3. Adanya penyamarataan daya mampu siswa, padahal kenyataannya
daya mampu siswa berbeda.
4. Guru tidak tahu sejauh mana informasi diterima siswa.
5. Siswa cenderung pasif, tidak berkembang.
6. Bila sering digunakan tanpa adanya variasi akan membosankan.
No comments:
Post a Comment