BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A.Minat, Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar
1.Minat Belajar
a)Pengertian Minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.1 Menurut Slameto, bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal aktifitas tanpa ada yang menyuruh.2
Dengan demikian minat adalah kecenderungan yang menetap dalam hati siswa untuk merasa tertarik, senang, dan aktif kepada suatu pilihan atau motif.
b)Unsur-unsur Minat Dalam Belajar
1.Rasa senang
Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf.3
Dengan adanya rasa senang dapat menumbuhkan minat dalam diri peserta didik untuk belajar.
2.Perhatian
Minat tidak akan lepas dari perhatian seseorang terhadap sesuatu, karena apabila seseorang berminat terhadap sesuatu maka ia akan mencurahkan segala perhatiannya pada sesuatu tersebut.
Menurut Wasty Soemanto, di buku Psikologi Pendidikan, menjelaskan bahwa “perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertuju kepada suatu objek”.4
Perhatian ini sangat mempengaruhi timbulnya minat, sehingga minat dan perhatian ini sangat erat hubungannya. HC. Witherington berpendapat bahwa minat merupakan sebab akibat dari perhatian.5 Ketika seorang siswa berminat pada mata pelajaran kimia maka ia akan cenderung untuk memperhatikan pelajaran tersebut, tetapi ketika tidak ada minat maka perhatian pada pelajaran tersebut berkurang bahkan juga tidak ada perhatian sama sekali.
3.Motif
Menurut Sumadi Suryabrata, bahwa motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.6
Dengan adanya motif tersebut mendorong anak melakukan aktifitas belajar. Jadi motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat disaksikan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan didalam diri orang itu, kekuatan pendorong inilah yang yang disebut motif. Siswa yang memiliki motif belajar kimia akan tergugah hatinya untuk selalu mengikuti pelajaran.
4.Ketertarikan pada objek
Kurt Singer mengatakan ahwa sejak semula dunia ini menunjukkan suatu karakter yang bersifat mengajak bagi serang anak, artinya dunia ini memperlihatkan dirinya dengan cara yang menarik an memikat.7 Siswa yang tertarik pada sesuatu maka ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Karena ketertarikan ini akan memunculkan minat dalam diri anak.
c)Fungsi minat dalam belajar
Minat berfungsi sebagai pendorong keinginan seseorang, penguat hasrat dan sebagai penggerak dalam berbuat yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan tujuan dan arah tingkah laku sehari-hari . Hal ini telah diterangkan oleh Sardiman yang menyatakan beberapa fungsi minat yaitu sebagai berikut:
1.Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
2.Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai
3.Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang serasi guna mencapai tujuan.8
d)Faktor yang mempengaruhi minat
Minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat partisipasi pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Minat juga tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh berkembangnya minat, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1)Faktor internal (faktor dalam diri siswa) yaitu kondisi siswa, meliputi:
a.Motivasi
Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau “feeling”, afeksi seseorang.9 Sehingga motivasi ini muncul karena adanya tujuan.
b.Sikap senang terhadap Objek
Sikap senang terhadap objek dapat memperbesar minat seseorang terhadap objek, sebaliknya jika seseorang itu tidak senang terhadap objek maka akan memperkecil minat.
c.Tingkat Kecerdasan
Seseorang yang cerdas dapat mengkondisikan diri untuk menentukan apakah berminat atau tidak. Dengan memilah dan mempertimbangkan yang hendak dilakukan.
d.Kesehatan
Kondisi organ-organ tubuh seperti kebugaran jasmani, kesehatan mata dan telinga serta kepenuhan gizi, mempengaruhi minat seseorang. Ia akan mengetahui kondisi fisik diri sendiri untuk berminat terhadap sesuatu.
2)Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa), yaitu kondisi lingkungan sekitar siswa, baik lingkungan sosial maupun non sosial.
a.Lingkungan sosial meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat. Lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam diri siswa. Keluarga memeran peranan terpenting, karena keluargalah seseorang dapat membina kebiasaan, cara berfikir, sikap dan cita-cita yang mendasari kepribadiannya.10
b.Lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca.
2.Belajar
Banyak ahli pendidikan mengungkapkan pengertian belajar dengan sudut pandang mereka masing-masing. Menurut pandangan B.F. Skinner (1958) belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.11 Sedangkan Morgan berpendapat dalam bukunya Introduction of Psychology (1978) mengemukakan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.12 Sementara itu Slameto mengatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.13 Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.14
Dari berbagai pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Perubahan ini dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya penalaran, sikap, kecakapan, kebiasaan, dan sebagainya.
3.Pembelajaran
Menurut E. Mulyasa pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.15 Sementara itu Drs Tohirin MS.M.Pd mendefinisikan pembelajaran adalah suatu upaya membelajarkan atau suatu upaya mengarahkan aktifitas siswa ke arah aktifitas belajar.16
Jadi pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengarahkan peserta didik ke arah aktivitas belajar sehingga tercapai tujuan belajar. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah menghasilkan lingkungan pendidikan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik kearah yang lebih baik.
Dalam pembelajaran pengorganisasian siswa dapat dikelompokkan dalam pembelajaran secara individual, secara kelompok dan klasikal. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a)Pembelajaran secara individual
Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitik beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu.17 Adapun tujuan pengajaran secara individual adalah memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan kompetensi atau kemampuan yang ada dalam diri peserta didik dan memberikan keleluasaan pada siswa untuk belajar secara optimal.
b) Pembelajaran secara kelompok
Pembelajaran secara kelompok (kooperatif) atau cooperative learning adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan untuk bekerjasama dengan sesama dalam tugas-tugas yang terstruktur.18
Tujuan pengajaran secara kelompok adalah memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional, mengembangkan sikap sosial dan semangat bergotong royong dalam kehidupan, mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga tiap anggota merasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggung jawab, dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan pada tiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok.
c)Pembelajaran secara klasikal
Pembelajaran klasikal merupakan kemampuan guru yang utama. Pembelajaran secara klasikal biasa disebut dengan pembelajaran ekspositori, dalam pembelajaran ini guru menyampaikan pelajaran dengan metode ceramah, sehingga siswa cenderung pasif dalam kelas. Para guru lebih suka menggunakan cara ini karena pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar yang tergolong efisien. Secara ekonomis pembiayaan kelas lebih murah.
4.Hasil Belajar
Sebelum membahas tentang hasil belajar perlu diketahui pengertian belajar itu sendiri. Dari berbagai macam pengertian belajar menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.
Perubahan tingkah laku yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan belajar individu. Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Karena belajar adalah suatu proses, maka dari proses tersebut akan menghasilkan suatu hasil dan hasil dari proses belajar adalah berupa hasil belajar.
Istilah hasil belajar itu sama dengan prestasi belajar. Hasil belajar atau prestasi belajar dapat diraih melalui proses belajar . Belajar itu tidak hanya mendengarkan dan memperhatikan guru yang sedang memberikan pelajaran di dalam kelas, atau siswa membaca buku, akan tetapi lebih luas dari kedua aktifitas di atas.
Menurut Mulyono Abdurahman, “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.19 Menurut W.S. Winkel “Hasil Belajar adalah setiap macam kegiatan belajar yang menghasilkan suatu perubahan yang khusus.20
Jadi secara sederhana prestasi atau hasil belajar adalah penguasaan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan tes atau nilai yang diberikan oleh guru dan kemampuan perubahan sikap atau tingkah laku yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar.
Hasil belajar dapat juga dikatakan suatu pencapaian tujuan pengajaran. Hasil belajar mengukur atau meliputi aspek pembentukan untuk seorang peserta didik, dengan demikian mengukur tiga aspek utama hasil pendidikan, yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.21
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil hasil belajar intelektual, ranah afektif berkenaan dengan sikap, sedangkan ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemepuan bertindak.
B.Metode khusus pembelajaran kimia
Cara mengajar atau lebih dikenal dengan metode pembelajaran, menyangkut cara guru memberikan pengalaman belajar pada siswa sehingga kemampuannya dapat berkembang. Dan belajar dapat berjalan secara efisien serta bermakna bagi siswa jika pembelajaran tersebut menarik dan dapat diterima oleh siswa.
Ilmu kimia adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang mengambil materi (matter) sebagai objek.22 Dimana materi itu sendiri adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Kebanyakan siswa menganggap kimia itu sebagai mata pelajaran yang sulit sehingga siswa enggan untuk mempelajarinya, menghadapi hal yang demikian itu tugas guru sebagai pengajar adalah membuat suatu strategi pembelajaran, bagaimana caranya agar siswa dapat tertarik terhadap mata pelajaran kimia tersebut. Sebenarnya metode paling tepat untuk kimia adalah metode eksperimen (percobaan) karena dengan metode ini siswa dapat mengamati secara langsung suatu perubahan materi dari suatu reaksi.
Selain metode eksperimen metode yang lain seperti metode ceramah, diskusi, demonstrasi, kerja kelompok (kooperatif), dan pemecahan masalah dipergunakan dalam pembelajaran kimia. Adapun penjelasan dari masing-masing metode tersebut adalah sebagai berikut:
1.Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode penyampaian informasi oleh seorang pembicara kepada sekelompok pendengar.23
Sedangkan menurut Winarno Surachmad M. Ed, yang dimaksud dengan ceramah sebagai metode mengajar ialah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya.24
Jadi metode ceramah adalah metode penyampaian informasi secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. Salah satu ciri adanya metode ceramah bermakna yaitu guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa berfikir.
Metode ceramah bermakna biasa disebut juga sebagai metode ekspositori. Metode ekspositori merupakan metode mengajar yang bertujuan untuk menjabarkan pengetahuan guru kepada siswa secara tepat.
Metode ekspositori dapat digunakan untuk menjelaskan konsep yang sukar untuk dilakukan melalui proses induktif. Contoh metode ceramah dalam pembelajaran kimia adalah pertama kali guru menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian guru menerangkan materi reaksi redoks (reduksi oksidasi) secara lisan.
2.Metode Eksperimen
Mempelajari IPA kurang dapat berhasil bila tidak ditunjang dengan kegiatan laboratorium. Agar suatu tujuan belajar dapat tercapai maka peserta didik tidak hanya disuguhi materi saja akan tetapi dipraktikkan juga. Karena dalam pembelajaran kimia teori saja tidak cukup apabila tidak ditunjang dengan kegiatan praktikum. Metode ini dianggap paling tepat karena pada metode ini siswa dapat menyaksikan secara langsung bagaimana proses kimia dapat berlangsung.
3.Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara menunjukkan suatu peristiwa tertentu. Secara garis besar persiapan guru untuk menggunakan menggunakan metode demonstrasi ini sama sama dengan metode eksperimen. Perbedaannya adalah pada metode demonstrasi tiap percobaan tidak dilakukan oleh setiap siswa tetapi oleh satu atau dua orang siswa, dan yang lain sebagai pengamat.
4.Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah digunakan guru bila bertujuan untuk mengembangkan proses berfikir siswa melalui pemberian masalah yang harus dipecahkan. Masing-masing siswa diajak menemukan masalah yang ada dilingkungannya, misalnya ada siswa yang air pompanya keruh; bagaimana cara mengatasinya. Untuk itu siswa dilatih membuat rumusan permasalahan yang ada, sehingga tergambar tujuannya. Dilatih juga membuat hipotesanya, merencanakan apa yang harus dilakukan, misalnya melakuakan percobaan. Dari gambaran tahap percobaan, siswa dapat mengetahui bahan dan alat apa yang diperlukan; bagaimana cara menggunakannya, dan perkiraan biayanya. Diusahakan menggunakan barang bekas atau yang murah harganya.
5.Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.25
Dalam pembelajaran, yang dimaksud dengan metode diskusi adalah terlibatnya suatu kelompok belajar yang saling berinteraksi secara verbal di dalam kelas. Interaksi tersebut dapat berlangsung antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru.26
Jadi metode diskusi adalah percakapan ilmiah yang dilakukan oleh sekelompok siswa untuk saling bertukar pendapat dalam memecahkan masalah bersama.
Dalam pembelajaran ini guru hanya sebagai fasilitator saja. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah maka guru membantu siswa dalam memecahkan masalah tersebut.
C.Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament)
1.Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran, bila ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa yunani, yaitu “methodos”, kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha”yang berarti melewati atau melalui, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.27 Sedangkan pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan prilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan individu tersebut.
Berangkat dari pembahasan metode di atas, bila dikaitkan dengan pembelajaran dapat digarisbawahi bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.
Sedangkan kooperatif berarti kerjasama sebagai lawan dari persaingan. Untuk membentuk individu peserta didik menjadi manusia yang demokratis, guru harus menekankan pelaksanaan prinsip kerjasama atau kerja kelompok.
Menurut Robert E. Slavin, pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.28
Sedangkan Andrew M. Dahley mendefinisikan “Cooperative learning is a generic term for various small group interactive instructional procedures. Students work together on academic tasks in small groups to help themselves and their teammates learn together”.29
Pembelajaran Kooperatif adalah istilah umum untuk saling mempengaruhi macam-macam kelompok kecil yang berpola instruksional. Siswa bekerja bersama-sama pada tugas akademik di kelompok kecil untuk membantu mereka sendiri dan teman tim mereka untuk belajar bersama-sama.
Jadi pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bekerjasama dalam tim mereka untuk mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran kooperatif khas di antara beberapa metode pembelajaran karena menggunakan suatu struktur tugas dan penghargaan yang berbeda untuk meningkatkan pembelajaran siswa.
Manfaat atau faedah dari kerjasama adalah sebagai berikut :
1)Kerja kelompok mempertinggi hasil belajar baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
2)Keputusan kelompok lebih mudah diterima oleh setiap anggota bila mereka turut memikirkan dan memutuskan bersama-sama.
3)Melalui kerja kelompok dapat dikembangkan perasaan sosial dan pengakuan sosial yang baik.
4)Group Therapy yakni pengobatan melalui kerja kelompok.30
Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu: penjelasan materi, belajar dalam kelompok, penilaian, dan pengakuan tim.
1.Penjelasan materi
Tahap ini diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok.31 Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok
2.Belajar dalam kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar dalam kelompoknya masing-masing. Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. Kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang. Belajar dalam kelompok ini juga berfungsi untuk memecahkan masalah bersama, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 159.
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.32
Dari ayat tersebut diatas Allah SWT memberikan anjuran kepada kita untuk saling bermusyawarah dalam memecahkan suatu masalah.
3.Penilaian
Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau kuis.33
Tes ini bisa dilakukan secara individual maupun kelompok, tes dapat berupa lisan atau tertulis.
4.Pengakuan tim
Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.
2.TGT (Team Game Tournament)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
TGT has many of the same dynamics as STAD, but adds a dimension of excitement contributed by the use of games. Teammates help one another prepare for the game by studying worksheets and explaining problem ane another, but when students are playing the games their teammates cannot help them, insuring individual accountability”.34
Jadi TGT memiliki kesamaan dinamika dengan STAD, tetapi menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah satu sama lain, siswa yang sedang bermain dalam game temannya tidak boleh membantu dan memastikan telah menjadi tanggung jawab individual.
Dalam TGT terdapat turnamen yang mana dalam turnamen ini siswa saling berkompetisi dengan siswa lainnya untuk mendapatkan hasil atau nilai yang terbaik. Sebagaimana Allah SWT menyuruh umat manusia untuk saling berlomba-lomba dalam kebaikan, Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 148;
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.35
Selain kompetensi dalam belajar juga terdapat dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan akademik. Rasulullah SAW menyuruh umatnya untuk belajar dan mengamalkan ilmu yang didapat dengan penyampaian yang menyenangkan dan menggembirakan Hal ini sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:
عن انس رضى الله عنه عن النبى صلى الله عليه وسلم قال : يسروا ولا تعسروا وبشروا ولا تنفروا. )رواه البخارى (36
Dari Anas RA bahwa Nabi SAW bersabda: “mudahkanlah dan jangan kamu persulit, gembirakanlah dan jangan kamu membuat lari” .(HR Bukhari).
Dari hadis tersebut diatas disarankan bahwa pada proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah dan sekaligus menyenangkan agar siswa tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan terhadap suasana di kelas serta apa yang diajarkan oleh gurunya, sehingga siswa menjadi malas untuk belajar.
Menurut Robert E. Slavin TGT ini merupakan penjelasan dari Tim– Game – Turnamen. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1.Tim
Pembentukan tim ini bertujuan untuk membantu siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat kerjasama dan kesalingtergantungan. Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang memiliki seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.
2.Game
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim.37 Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Game dimainkan di atas meja yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.
3.Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung.38 Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II. Dalam turnamen ini siswa akan berkompetisi dengan tim yang lain yang mana nantinya skor ini akan dijadikan skor tim.
Prosedur Pembelajaran Kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut:
a)Guru membentuk kelompok yang anggotanya 5 sampai 8 orang secar heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain);
b)Guru menyajikan pelajaran dengan ceramah atau diskusi;
c)Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok lainnya sampai semua nggota kelompok itu mengerti;
d)Guru meminta masing-masing kelompok mewakilkan salah satu anggota kelompoknya untuk maju ke meja turnamen (diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama).
Aturan permainan dalam turnamen adalah sebagai berikut:
a)Dalam setiap meja turnamen ditentukan terlebih dahulu pembaca soal, pemain dan penantang yaitu dengan cara mengambil undian;
b)Pemain yang menang undian, mengambil kartu yang berisi soal kemudian diberikan kepada pembaca soal;
c)Pembaca soal membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain, pemain mengerjakan soal dengan mandiri;
d)Aturan tentang penantang, boleh menjawab bila pemain tidak bisa dalam menjawab soal;
e)Pembaca soal membuka kunci jawaban dan memberikan skor pada pemain atau penantang jika jawabannya benar;
f)Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja;
g)Posisi permainan searah dengan arah jarum jam agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagi pembaca soal, pemain dan penantang (sebagaimana terlihat pada gambar 2.1);
h)Setelah selesai semua nggota turnamen kembali pada kelompok semula untuk mengumpulkan skor yang diperoleh dalam turnamen sebagai skor tim.
Aturan turnamen menurut Robert E. Slavin adalah masing-masing siswa dalam turnamen bertindak sebagai pembaca, pemain sekaligus penantang dan aturan permainannya searah dengan arah jarum jam. Sebagaimana digambarkan dalam bagan dibawah ini:
Gambar 2.1. Aturan Permainan TGT
D.Tinjauan Materi Reaksi Redoks
1)Pengertian Reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi)
Vogel mendefinisikan oksidasi diterapkan untuk proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat.39 Menurut Crys Fajar Pratana oksidasi adalah perubahan kimia jika suatu spesies (atom atau unsur atau molekul atau kelompok atom) menangkap elektron.40 Sedangkan menurut Drs. Kasmadi IS, MS, oksidasi adalah suatu unsur memberikan atau melepaskan elektron dan diikutsertakan dengan pertambahan bilangan oksidasi.41
Dari beberapa macam pendapat para ahli mengenai oksidasi dapat disimpulkan bahwa oksidasi adalah proses dimana suatu zat atau spesi mengalami pengikatan oksigen, pelepasan elektron dan penambahan bilangan oksidasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh dibawah ini:
Konsep pengikatan oksigen
Konsep pelepasan elektron
Konsep penambahan bilangan oksidasi
Jika definisi oksidasi seperti yang disebutkan diatas maka definisi reduksi adalah kebalikan dari oksidasi, dimana definisi itu kan dijelaskan oleh beberapa ahli dibawah ini:
Vogel mendefinisikan reduksi adalah proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat.42 Pengertian reduksi menurut Vogel tersebut dapat juga diartikan bahwa oksidasi adalah proses pelepasan oksigen.
Sedangkan menurut Crys Fajar Pratana, reduksi adalah perubahan kimia jika spesies (atom atau unsur atau molekul atau kelompok atom) menangkap elektron.43 Drs. Kasmadi. IS. MS. Berpendapat bahwa reduksi adalah suatu proses dengan suatu unsur menerima atau menangkap elektron dan diikutsertakan dengan pengurangan bilangan oksidasi.44
Jadi reduksi adalah suatu proses dimana suatu zat atau spesies melepaskan oksigen, menangkap elektron dan mendapat pertambahan bilangan oksidasi.
Agar lebih jelas maka dibawah ini akan diberikan masing-masing contoh reaksi reduksi menurut definisi di atas.
Konsep pelepasan oksigen
Konsep pengikatan elektron
Konsep pengurangan bilangan oksidasi
Jadi reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan reduksi dan oksidasi yang terjadi secara serempak.
2) Bilangan Oksidasi
Untuk memudahkan kita dalam mengetahui reduktor (zat yang mengalami oksidasi) dan oksidator (zat yang mengalami reduksi), maka kepada masing-masing atom diberikan suatu harga yang disebut bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi.
Bilangan atau tingkat oksidasi adalah himpunan bilangan bulat kecil yang yang ada hubungannya dengan angka banding senyawa (dari unsur-unsur, membantu untuk mengingat – ingat rumus untuk senyawa dan untuk mengkorelasikan gejala-gejala kimia tertentu.45
Aturan penentuan bilangan oksidasi menurut Crys Fajar Pratana adalah sebagai berikut:
a)Keadaan oksidasi unsur bebas sama dengan nol.
b)Keadaan oksidasi hidrogen dalam senyawa umumnya +1 kecuali dalam senyawa hidrida logam sama dengan -1.
c)Keadaan oksidasi oksigen dalam senyawa umumnya –II kecuali dalam peroksida sama dengan –I.
d)Hasil penjumlahan keadaan oksidasi yang positif dan negatif dalam suatu molekul atau senyawa ialah nol.
e)Hasil penjumlahan keadaan oksidasi yang positif dan negatif dalam seluruh atom untuk setiap ion sama dengan muatan ion itu sendiri.46
Dari beberapa aturan bilangan oksidasi tersebut diatas maka dalam suatu reaksi dapat ditentukan bahwa, suatu spesi (atom atau unsur atau molekul atau kelompok atom) itu dapat mengalami reaksi oksidasi dan reduksi. Ditinjau dari sudut bilangan oksidasi, reaksi redoks bercirikan perubahan bilangan oksidasi. Jika dalam suatu reaksi terlibat suatu unsur (bilangan oksidasi nol) baik sebagai pereaksi maupun hasil reaksi maka boleh dipastikan reaksi itu adalah reaksi redoks
Jika dalam suatu reaksi tidak terdapat perubahan bilangan oksidasi (semua atom memiliki bilangan oksidasi tetap) maka reaksi itu bukan reaksi redoks perhatikan reaksi.
Reaksi ini bukan redoks sebab bilangan oksidasi atom-atomnya tidak ada yang berubah : yaitu H tetap +1, S tetap +6, O tetap-2 dan Na tetap +1.
3)Menyetarakan Reaksi Redoks
Cara menyetarakan reaksi redoks diantaranya adalah dengan setengah reaksi, yaitu melalui 3 tahap, yaitu:
1.Menulis kedua setengah reaksi oksidasi dan reduksi
2.Mengimbangi setiap setengah reaksi
3.menjumlahkan kedua setengah reaksi.47
Contoh:
Tahap 1
Setengah reaksi oksidasi: ......(1)
Setengah reaksi reduksi: ......(2)
Tahap 2
Mengalikan persamaan (1) dengan 2 sehingga:
Tahap 3
Menjumlahkan kedua reaksi
+
Apabila reaksi tersebut terjadi dalam suasana asam maka aturannya adalah sebagai berikut:
1.Pisahkan perubahan menjadi reaksi-reaksi setengah
2.Seimbangkan setiap reaksi setengah secara terpisah
a)Tentukan koefisien-koefisiennya untuk keseimbangan semua atom kecuali H dan O
b)Tambahkan ke sisi yang kekurangan O
c)Tambahkan (satuuntuk setiap atom H yang dibutuhkan) ke sisi yang kekurangan H dan jumlah yang sama molekul pada sisi yang lain.
d)Tambahkan e ke sisi yang kekurangan muatan negatif.
3.lipatkan setiap reaksi setengah dengan suatu bilangan sehingga tercapai keseimbangan antara elektron yang ditangkap dan yang lepas, dan kemudian tambahkan.
4.Kurangkan setia adanya duplikasi pada sisi sebelah kiri dan kanan.48
Contoh:
Dalam larutan yang bersifat asam direaksikan dengan membentuk dan
Tahap 1:
Tahap 2:
+6 +4 +6 +3
Oksidasi :
Reduksi :
Tahap 2.a
Oksidasi :
Reduksi :
Tahap 2.b
Oksidasi::
Reduksi :
Tahap 2.c
Oksidasi:
Reduksi :
Tahap 3
Oksidasi:
Reduksi :
Tahap 4
Oksidasi: x 3
Reduksi : +
Apabila reaksi redoks terjadi dalam suasana basa maka tinggal menambahkan .
4)Aplikasi Reaksi Redoks Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Dibawah ini adalah beberapa contoh reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari.
Pembakaran gas alam
Pemanasan besi Fe
Pengambilan Fe dari oksida
Pengambilan logam Cr dari oksida
Pembakaran Hidrogen dan oksigen pada pesawat ruang angkasa
Penggunaan klorin sebagai disinfektan pada pengolahan air bersih dan air limbah
E.Penelitian yang relevan
1. Rubi’ah NIM 4301403010 Fakultas MIPA 2007 dengan judul skripsi “Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Dengan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas X semester II Tahun Ajaran 2006/2007. Adapun hasil penelitiannya dapat disimpulkan sebagai berikut : Bahwa penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-9 semester 2 SMA kesatrian I Semarang tahun ajaran 2006/2007 pada pokok bahasan hidrokarbon.
3. Skripsi yang disusun oleh Sucipto pada tahun 2007 dengan judul skripsi “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dalam Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas X Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Pokok Bahasan Segi Empat”. Memberikan kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT berpengaruh besar terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa SMAN X , karena pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dapat menimbulkan sikap dan semangat dalam memecahkan masalah.
4. Skripsi yang disusun oleh Nanik Zulaekhah NIM: 4301403026 dengan judul skripsi “Pengaruh Persepsi Siswa Pada Sikap Guru Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Bahasan Koloid Di” menyimpulkan bahwa minat siswa memberi hubungan berarti dan memberi pengaruh positif terhadap hasil belajar kimia, besarnya pengaruh minat belajar siswa dapat dilihat dari koefisien determinasi yaitu sebesar 65.9%.
F.Rumusan Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam proses penelitian ini adalah :
Terdapat pengaruh positif minat siswa kelas X MA pada pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar kimia materi pokok reaksi redoks.
No comments:
Post a Comment