BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualitas SDM merupakan suatu langkah yang sangat penting pada tahap pembangunan dewasa ini, dalam era industrialisasi dan globalisasi banyak terjadi perubahan dalam kehidupan, sehingga manusia semakin ditantang untuk lebih memiliki kemampuan guna menghadapi perubahan tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan SDM tersebut adalah meningkatkan mutu pendidikan, terutama pendidikan matematika dan sains, karena disadari bahwa perkembangan teknologi berakar dari perkembangan sains.
Kimia merupakan salah satu cabang sains yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar dan menengah dan salah satu mata pelajaran yang sangat ditakuti oleh peserta didik. Padahal mata pelajaran kimia itu sebenarnya menarik dan dekat dengan kehidupan. Oleh sebab itu perlu menerapkan metode, strategi dan model yang bervariasi dalam pembelajaran kimia.
TGT (Team Game Tournament) merupakan salah satu model dari pembelajaran kooperatif yang menggunakan game akademik dan juga pembelajaran tim. TGT sering kali dilihat sebagai salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling mengasyikkan. Karena dalam TGT ini terdapat penghargaan kelompok yang merupakan salah satu bentuk motivasi belajar bagi peserta didik.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.1
Maka calon guru dalam tugasnya sebagai pengajar, guru bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak, khususnya melalui interaksi belajar mengajar. Beberapa metode yang digunakan oleh guru juga tidak akan berhasil jika tidak ada minat belajar dalam diri anak tersebut. Menurut Muhibbin Syah minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.2 Maka tugas guru adalah bagaimana membuat anak atau peserta didik itu berminat untuk belajar dan dengan adanya minat diharapkan hasil belajar anak meningkat.
Salah satu strategi pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru dalam kelas adalah strategi pembelajaran ekspositori. Baik pada tahap perencanaan maupun pada tahap pelaksanaan mengajar, dalam pendekatan ini guru berperan lebih aktif, lebih banyak melakukan aktivitas dibandingkan dengan siswa-siswanya.3 Meskipun guru tidak terus menerus bicara, namun proses ini tetap menekankan penyampaian tekstual serta kurang mengembangkan motivasi dan kemampuan belajar siswa.
Keaktifan siswa merupakan salah satu syarat bagi terjadinya kegiatan belajar mengajar yang baik. Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mendukung dalam memotivasi dan mengaktifkan siswa. Dimana model pembelajaran sendiri adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.4
Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan siswa, diperlukan suatu model pembelajaran yang melibatkan kerjasama antar siswa. Sistem pengajaran yang memberikan kesempatan untuk bekerjasama dengan sesama dalam tugas-tugas yang terstruktur biasa disebut sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning.5 Ragam model pembelajaran cooperative learning cukup banyak diantaranya adalah TGT (Team Game Tournament).
TGT adalah suatu strategi pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk berfikir, menjawab, saling membantu satu sama lain dan dapat menumbuhkan minat karena strategi pembelajaran ini juga terdapat unsur bermainnya. Dengan adanya permainan akademik ini diharapkan siswa tidak merasa jenuh dalam belajar. Permainan ini akan membangkitkan semangat dan keterlibatan siswa. Permainan juga sangat membantu memunculkan suasana dramatis yang kelak akan terus diingat oleh siswa.6
Dalam penelitian ini dipilih materi reaksi redoks yang mana standar kompetensi dari reaksi redoks ini adalah siswa dapat memahami reaksi oksidasi reduksi dan kompetensi dasarnya adalah menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. Agar memudahkan siswa dalam memahami materi ini maka peneliti mengajak siswa untuk memahami materi ini dengan cara bermain secara akademik agar siswa tidak merasa jenuh dalam belajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PENGARUH MINAT SISWA KELAS X MA PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK REAKSI REDOKS”.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan penelitian dapat diidentifikasi, antara lain:
1.Hasil belajar merupakan puncak dari seluruh kegiatan belajar selama proses belajar mengajar berlangsung. Pembelajaran yang selama ini guru berikan adalah dengan menggunakan pembelajaran ekspositori yang menjadikan siswa pasif dan kurang motivasi.
2.Adanya keinginan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh minat siswa kelas X MA pada pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar kimia materi pokok reaksi redoks.
C.Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami judul penelitian ini maka perlu dijelaskan beberapa istilah-istilah dibawah ini:
1.Pengaruh
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.7
2.Minat
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.8
3.Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan
kesempatan untuk bekerjasama dengan sesama dalam tugas-tugas yang terstruktur.9
4. TGT (Team Game Tournament)
TGT adalah suatu model dari metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan turnamen akademik dengan menggunakan kuis-kuis, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.10
5.Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemempuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman.11 Hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif.
6.Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan oksidasi dan reduksi yang terjadi secara serempak.
Dari penjelasan di atas maka penulis akan menetapkan pokok permasalahan yaitu pengaruh minat siswa kelas X MA pada pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar ranah kognitif pada materi pokok reaksi redoks.
D.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.Bagaimana minat siswa kelas X MA pada pembelajaran kooperatif tipe TGT?
2.Bagaimana hasil belajar kimia siswa kelas X MA pada materi pokok reaksi redoks setelah diberi pembelajaran dengan metodeTGT?
3.Adakah pengaruh minat siswa kelas X MA pada pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar kimia materi pokok reaksi redoks?
E.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
1.Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan dalam memilih metode pembelajaran yang akan diterapkan di institusinya.
2.Bagi peserta didik
Dapat menumbuhkan kemampuan bekerjasama, kemampuan berkomuikasi antar peserta didik dan mampu memberikan dampak positif terhadap mata pelajaran kimia.
3.Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan memberi pengalaman langsung dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian tentang pembelajaran kooperatif tipe TGT dan menyajikan hasilnya dalam tulisan ilmiah.
No comments:
Post a Comment