BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1.Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar
a.Pengertian Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang1. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, dan lain-lain yang ada atau terjadi pada individu tersebut2. Jadi, Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan.
Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid mendefinisikan belajar sebagai berikut :
انّ التعلم هو تغييرفى ذهن المتعلم يطرأ على خبرة سابقة فيحدث فيها تغييراجديدا3
(Belajar merupakan suatu perubahan di dalam pemikiran peserta didik yang dihasilkan atas pengalaman terdahulu kemudian terjadi perubahan yang baru).
Sedangkan menurut Muhammad Muzamil Basyir dan Muhammad Malik Muhammad Said pengertian belajar yaitu :
التعلم هو تغير فى الأداء ينجم عن عملية تدريب4
(Belajar merupakan merubah dengan mengadakan beberapa pelatihan).
Menurut Clifford T. Morgan “learning is relatively permanent change in behavioral tendency is the result of reinforced practice”5. (Belajar merupakan perubahan sikap yang relatif tetap yang terjadi sebagaimana sebuah hasil dari pengalaman atau latihan).
Belajar sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain, merupakan suatu aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat manusia6. Usaha mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang segala sesuatu.
Belajar bertujuan menambah pengetahuan berbagai bidang ilmu, mengadakan perubahan di dalam diri serta mengubah sikap dan kebiasaan. Belajar merupakan kegiatan manusia yang sangat penting dan harus dilakukan selama hidup, karna melalui belajar dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup.
Sedangkan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik7. Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktivan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.8
Pengertian di atas menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, serta meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Tahap awal dari proses pembelajaran yaitu bagaimana dapat menyiapkan suasana yang kondusif9. Untuk dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung proses pembelajaran, sekolah harus memberikan kesan sebagai suatu tempat yang menghargai peserta didik sebagai seorang manusia yang pemikiran dan idenya dihargai sepenuhnya.
Ciri-ciri pembelajaran yaitu:
1.Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
2.Pembelajaran dapat menambahkan perhatian dan motivasi peserta didik dalam belajar.
3.Pembelajaran dapat membuat peserta didik siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.
4.Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi peserta didik.
5.Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
6.Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi peserta didik10.
Pembelajaran bertujuan membantu peserta didik agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku peserta didik menjadi bertambah, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar11. Bagi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Bagi peserta didik, hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Jadi, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang telah dimiliki oleh seseorang. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik12. Hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan melihat, menganalisis, memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja, dengan demikian aktivitas dan produk yang dihasilkan dari aktivitas belajar ini mendapatkan penilaian. Penilaian tidak hanya dilakukan secara tertulis, tetapi juga secara lisan dan penilaian perbuatan.
b.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori yaitu:
a)Faktor-faktor intern
Faktor intern merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu13. Faktor-faktor intern ini meliputi:
1.Faktor jasmaniah, meliputi:
a. Faktor kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya.
b.Cacat tubuh, merupakan sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Peserta didik yang cacat belajarnya akan terganggu.14
2. Faktor psikologis, faktor psikologis merupakan keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar, meliputi:
a.Inteligensi atau kecerdasan
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar peserta didik, karena itu menentukan kualitas belajar peserta didik. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar.15
b.Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar peserta didik.
c.Minat
Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
d.Bakat
Bakat merupakan kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajari, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
e.Sikap
Sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajar. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif atau negatif.
f.Motif
Motif sangatlah perlu dalam belajar, untuk membentuk motif yang kuat dapat dilaksanakan adanya latihan-latihan dan pengaruh lingkungan.
g.Kematangan
Kematangan merupakan suatu tingkat atau fase pertumbuhan seseorang, karena alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru16. Jadi, kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar
3.Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rokhani. Maka agar peserta didik dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan belajar. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.
b)Faktor-faktor ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu17. Faktor-faktor ekstern meliputi:
1.Lingkungan sosial
a.Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman sekolah
b.Lingkungan sosial masyarakat
c.Lingkungan sosial keluarga
2. Lingkungan non sosial
a.Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik.
b.Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, silabus dan sebagainya.
c.Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke peserta didik). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan peserta didik, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan peserta didik.
2.Pembelajaran kooperatif Tipe STAD
a.Pembelajaran Kooperatif
1)Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan, yaitu empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda18. Setiap kelompok akan mendapatkan penghargaan (reward) dan setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.
David W. Johnson menjelaskan pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
Cooperative learning is a complex instructional procedure that requires conceptual knowledge19. (Pembelajaran kooperatif adalah prosedur pembelajaran yang bersifat kompleks yang membutuhkan pengetahuan konseptual).
Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis yang dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu peserta didik belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks20. Model pembelajaran kooperatif, peserta didik bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu belajar satu sama lainnya. Kelompok-kelompok tersebut beranggotakan peserta didik dengan hasil belajar tinggi, rata-rata dan rendah, laki-laki dan perempuan, peserta didik dengan latar belakang suku berbeda yang ada di kelas. Kelompok beranggota heterogen ini tinggal bersama dalam beberapa minggu, sampai mereka dapat belajar bekerja sama dengan baik sebagai sebuah tim.
Model pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah revolusi pembelajaran di dalam kelas. Tidak ada lagi sebuah kelas yang sunyi selama proses pembelajaran.
2)Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Eggen dan Kauchak (1996:279) sebagaimana dikutip oleh Trianto, menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan peserta didik bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.21
Pembelajaran kooperatif disusun sebuah usaha untuk mengungkapkan partisipasi peserta didik, memfasilitasi peserta didik dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan kelompok, serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berinteraksi dan belajar bersama peserta didik yang berbeda latar belakangnya.
Jadi, dalam pembelajaran kooperatif peserta didik berperan ganda yaitu sebagai peserta didik ataupun sebagai guru untuk bekerja secara kolaboratif mencapai sebuah tujuan bersama. Peserta didik akan mengembangkan ketrampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 2 yang berbunyi :
”Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.
(QS Al maidah ,2).22
Tujuan-tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu23:
a)Hasil belajar akademik
Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik, unggul membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu peserta didik menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.
b)Penerimaan terhadap keragaman
Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata sosial, kemampuan dan ketidakmampuan.
c)Pengembangan keterampilan sosial
Keterampilan sosial berkembang secara signifikan dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan untuk melatihkan keterampilan-keterampilan bekerja sama dan kolaborasi, dan juga ketrampilan tanya jawab.
Johnson (1997) sebagaimana dikutip oleh Slamet Suyanto, menerangkan dari data hasil penelitian menunjukkan bahwa belajar kooperatif akan mendorong peserta didik belajar lebih banyak materi pelajaran, merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk belajar, mencapai hasil belajar yang tinggi, dan mempunyai kemampuan yang baik untuk berpikir secara kritis.24
3)Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses kerjasama dalam kelompok25. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif.
Karakteristik strategi pembelajaran kooperatif meliputi :
a.Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan, maka tim harus mampu membuat setiap peserta didik belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.
b.Didasarkan pada manajemen kooperatif
Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai empat fungsi pokok, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan dan fungsi kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif.
c.Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Prinsip bekerjasama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu.
d.Ketrampilan bekerja sama
Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam ketrampilan bekerja sama26. Peserta didik perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi serta berkomunikasi dengan anggota lain.
4) Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Terdapat empat prinsip pembelajaran kooperatif , antara lain27:
a.Prinsip ketergantungan positif
Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok.
b.Tanggung jawab perseorangan
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama, keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan hal yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.
c.Interaksi tatap muka
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing.
d.Partisipasi dan komunikasi
Pembelajaran kooperatif melatih peserta didik untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Sebelum melakukan kooperatif, guru perlu membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi.
5)Keterampilan Pembelajaran Kooperatif
Keterampilan dalam pembelajaran kooperatif, meliputi28:
a.Keterampilan kooperatif tingkat awal
1.Berada dalam tugas, yaitu menjalankan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya
2.Mengambil giliran dan membagi tugas, yaitu menggantikan teman dengan tugas tertentu dan mengambil tanggung jawab tertentu dalam kelompok
3.Mendorong adanya partisipasi, yaitu memotivasi semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi, dan
4.Menggunakan kesepakatan, menyamakan pendapat
b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah
1.Mendengarkan dengan aktif, yaitu menggunakan pesan fisik dan verbal agar pembicara mengetahui anda secara energik menyerap informasi
2.Bertanya, yaitu bertanya atau menanyakan informasi atau klarifikasi lebih lanjut
3.Menafsirkan, yaitu menyampaikan kembali informasi dengan kalimat berbeda
4.Memeriksa ketepatan, yaitu membandingkan jawaban, memastikan bahwa jawaban tersebut benar
c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir
Ketrampilan kooperatif tingkat mahir ini antara lain: mengelaborasi, yaitu memperluas konsep, membuat kesimpulan dan menghubungkan pendapat-pendapat dengan topik tertentu. Agar proses pembelajaran kooperatif dapat berjalan dengan baik, maka diharapkan guru dapat mengenalkan dan melatih ketrampilan kooperatif sebelum atau selama proses pembelajaran sehingga peserta didik mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap kerjasama.
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif yaitu:
Tabel 2.1
Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Kooperatif
Fase
Tingkah laku guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik belajar.
Fase-2
Menyampaikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase-3
Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase-4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase-5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase-6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.29
b. STAD (Student Teams Achievement Division)
1. Pengertian Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif30. STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok empat sampai lima peserta didik secara heterogen. STAD diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.31
STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu32:
a.Presentasi kelas
Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi juga bisa memasukkan presentasi audio visual.
Peserta didik akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis, dan skor kuis menentukan skor tim.
b.Tim
Tim terdiri dari empat atau lima peserta didik yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas.
Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan mempersiapkan anggotanya untuk dapat mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lain.
c.Kuis
Setelah sekitar satu atau dua periode guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, peserta didik akan mengerjakan kuis individual. Peserta didik tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap peserta didik bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.
d.Skor kemajuan individual
Gagasan dibalik kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap peserta didik tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap peserta didik dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada tim dalam sistem skor ini, tetapi tidak ada peserta didik yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik.
Tiap peserta didik diberikan skor awal yang diperoleh dari rata-rata kinerja peserta didik tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Peserta didik selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.
e.Rekognisi tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim peserta didik dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif STAD
STAD terdiri atas sebuah siklus instruksi kegiatan regular, antara lain33:
a.Pengajaran
Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran di dalam kelas. Presentasi tersebut harus mencakup pembukaan, pengembangan, dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan pelajaran. Kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian yang independen, secara berturut-turut.
b.Belajar tim
Selama masa belajar tim, tugas para anggota tim adalah menguasai materi yang disampaikan di dalam kelas dan membantu taman satu kelasnya untuk menguasai materi tersebut. Para peserta didik mempunyai lembar kegiatan dan lembar jawaban yang dapat mereka gunakan untuk melatih kemampuan selama proses pengajaran dan untuk menilai diri mereka sendiri dan teman satu kelasnya.
c.Kuis
Pengerjaan kuis, peserta didik tidak dibiarkan untuk bekerja sama.
d.Rekognisi tim
Sesegera mungkin setelah melakukan tiap kuis, skor kemajuan individual dan skor tim dihitung, dan tim dengan skor tertinggi diberikan sertifikat atau penghargaan lainnya. Jika memungkinkan, skor tim diumumkan pada periode pertama setelah mengerjakan kuis. Ini akan membuat jelas hubungan antara melakukan tugas dengan baik dan menerima rekognisi, pada akhirnya akan meningkatkan motivasi mereka untuk melakukan yang terbaik.
Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut34:
1)Menghitung skor individu
Skor perkembangan individu dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 2.2
Skor Perkembangan Individu
Nilai tes
Skor Perkembangan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
5
10-1 poin di bawah skor awal
10
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal
20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal
30
Nilai sempurna
30
2)Menghitung skor kelompok
Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor kelompok seperti tercantum dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.3
Skor Perkembangan Anggota Kelompok
Rata-rata tim
Predikat
5≤×≤15
Tim baik
15≤×≤25
Tim sangat baik
25≤×≤30
Tim super
3)Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan predikatnya.35
3. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Keunggulan pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai suatu pembelajaran diantaranya dapat:
a.Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
b.Melatih dan menumbuhkan rasa kebersamaan, toleransi dalam sikap dan perbuatan.
c.Membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d.Membantu memberdayakan setiap peserta didik untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
e.Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.
f.Menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong anggota kelompok untuk tampil sebagai kelompok yang terbaik.36
Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk:
a.Memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu lama.
b.Penilaian dalam sistem pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu peserta didik.
c.Keberhasilan sistem pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.37
3. Pembelajaran Biologi
a. Pengertian Pembelajaran Biologi
Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa38. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga pembelajaran biologi bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.39
Pembelajaran biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri serta alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
b. Hakikat Pembelajaran Biologi
Hakikat pembelajaran biologi yakni merupakan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang lahir dan berkembang melalui observasi dan eksperimen40. IPA merupakan dasar dari teknologi, adapun teknologi itu sendiri merupakan tulang punggung pembangunan. Teknologi dimanfaatkan hampir pada semua bidang, sehingga IPA rasakan pada semua segi kehidupan.41
Jadi biologi berkaitan erat dengan cara mencari tahu atau proses penemuan untuk memahami alam secara sistematis.
c. Tujuan Pembelajaran Biologi
Belajar biologi dapat membantu peserta didik untuk memahami alam dan gejalanya. Biologi banyak berkaitan dengan penelitian dan penyelidikan. Selama proses pencarian ini peserta didik dapat menumbuhkan sikap ilmiah dan nilai positif lainnya. Beberapa sikap ilmiah yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran biologi antara lain sikap ingin tahu, jujur, tekun, terbuka terhadap gagasan baru, tidak percaya tahayul, sulit menerima pendapat yang tanpa disertai bukti, berpikir logis, kritis, peka terhadap makhluk hidup dan lingkungannya.
Mata pelajaran biologi berfungsi untuk menanamkan kesadaran terhadap keindahan dan keteraturan alam sehingga peserta didik dapat meningkatkan keyakinan terhadap keagungan Allah SWT, sebagai warga negara yang menguasai sains dan teknologi untuk meningkatkan mutu kehidupan dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mata pelajaran biologi bertujuan untuk:
1.Memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitannya
2.Mengembangkan ketrampilan proses biologi untuk menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah
3.Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia
4.Mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses kehidupan dalam kejadian sehari-hari
5.Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan
6.Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan.42
4. Materi Pokok Sistem Indra
Berdasarkan kurikulum KTSP Madrasah Aliyah (MA), disebutkan bahwa Standar Kompetensi dari materi pokok sistem indra yaitu menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Sedangkan Kompetensi Dasarnya yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan atau penyakit yang dapat terjadi pada sistem indra. Supaya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tersebut tercapai maka dalam proses belajar perlu diterapkan bagaimana peserta didik mampu memahami materi pokok sistem indra dan mampu memecahkan masalah.
Alat tubuh yang dapat mengindera atau menangkap rangsang karena memiliki ujung saraf sensorik tertentu disebut indra43. Penerima rangsang oleh indra sangat spesifik terhadap macamnya rangsang. Penerima rangsang tersebut antara lain :
a.Eksteroseptor : penerima rangsang dari luar
b.Interoseptor : penerima rangsang dari dalam tubuh
c.Propioseptor : penerima rangsang yang berada dalam otot
Macam-macam alat indera pada manusia, antara lain :
a.Indra penglihat (mata)
Mata mempunyai reseptor untuk menangkap rangsang cahaya yang disebut fotoreseptor. Bola mata manusia dilapisi oleh :
1)Sclera : merupakan lapisan terluar, berwarna putih, bagian depan bening dan transparan (kornea), dindingnya keras.
2)Koroidea : lapisan bagian tengah, terdapat banyak pembuluh darah kecuali bagian depan. Bagian depan koroid belakang kornea, pada bagian tengah sedikit terbuka (disebut pupil). Sedangkan lapisan koroid yang berpigmen disebut iris.
3)Retina : berupa selaput jala, yang berfungsi sebagai penerima bayangan dan untuk melihat benda.
Rangsang yang diterima indra penglihat berupa cahaya. Cahaya yang masuk melalui kornea akan diteruskan sebagai berikut:
Cahaya Aqueous humor Pupil Lensa Vitreous humor Retina Sel saraf
Sedangkan macam-macam kelainan pada mata, diantaranya:
Hipermetropia, yaitu lensa mata tidak dapat mencembung sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina. Dapat ditolong dengan lensa cembung.
Miopi, yaitu lensa mata terlalu cembung sehingga bayangan benda jatuh di depan retina. Dapat di tolong dengan lensa cekung.
Presbiopia, yaitu elastisitas lensa mata berkurang karna usia tua. Dibantu dengan lensa rangkap.
Astigmatisme, yaitu permukaan lensa mata tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama. Dapat ditolong dengan lensa silindris.
Katarak, yaitu lensa mata buram, tidak elastis akibat pengapuran sehingga daya akomodasi berkurang. Dapat ditolong dengan operasi.
b.Indra pendengar (telinga)
Telinga merupakan fonoreseptor yang terdapat di dalam telinga, rangsangan berupa impuls sensorik kemudian menuju otak. Indra pendengaran terdiri atas :
1)Telinga luar : berupa daun telinga, saluran telinga
2)Telinga tengah (ruang tympani) terdiri atas :
a)Membran tympani, berupa selaput yang berfungsi menerima getaran suara atau gelombang bunyi.
b)Tulang pendengaran, terdiri atas tulang maleus (martil), tulang inkus (landasan), dan tulang stapes (sanggurdi), tulang ini akan meneruskan getaran yang diterima dalam membran tympani.
c)Pembuluh eustachius, menghubungkan antara ruang telinga dengan faring.
3)Telinga dalam dan labirin yang terdiri atas :
a)Labirin tulang yang berupa : serambi (vestibulum), kanalis semisirkularis, dan rumah siput (koklea).
b)Labirin selaput
Adapun gangguan pendengaran meliputi :
1)Tuli konduksi, dapat terjadi karena :
Penyumbatan saluran telinga oleh minyak serumen.
Penebalan atau pecahnya membran tympani.
Kekakuan hubungan antara stapes pada fenestra ovali.
Pengapuran tulang pendengaran.
2)Tuli saraf, terjadi karena kerusakan saraf pendengaran
c.Indra perasa dan peraba
Kulit menanggapi rangsang berupa panas, dingin, tekanan, sentuhan, dan rasa nyeri. Reseptor di kulit yang menerima kelima rangsang tersebut di sebut turgo reseptor. Turgo reseptor pada kulit ada bermacam-macam, yaitu sebagai berikut :
1)Korpuskula paccini, merupakan saraf perasa tekanan kuat.
2)Ujung saraf sekeliling rambut, merupakan saraf peraba.
3)Korpuskula ruffini, merupakan saraf perasa panas.
4)Korpuskula meisser, merupakan saraf perasa nyeri.
5)Ujung saraf tanpa selaput, merupakan saraf perasa nyeri.
6)Lempeng merkel, merupakan saraf perasa sentuhan dan tekanan ringan
d.Indra pengecap (lidah)
Rangsang yang diterima indra pengecap berupa larutan zat berasa. Larutan ini akan diterima oleh reseptor pengecap (papila) yang terdapat di lidah. Lidah mempunyai tiga macam papila, yaitu:
1)Papila berbentuk benang (papila filiformis) merupakan papilla peraba
2)Papila yang dilingkari saluran (papila sirkum valata) merupakan papila pengecap.
3)Papila bentuk martil, merupakan papilla pengecap yang terdapat di tepi lidah.
e.Indra penciuman (hidung)
Organ penciuman berupa hidung berperan sangat dominan dalam menentukan selera makan. Rangsang yang diterima indra penciuman tersebut berupa bau. Mekanisme indra penciuman sebagai berikut :
Rangsang (bau) Lubang hidung Epitelium olfaktori Mukosa olfaktori Saraf olfaktori Talamus Hipotalamus Otak daerah olfaktori.
Dalam firman Allah surat An-Nahl dijelaskan bahwa indra pendengaran, penglihatan, dan hati merupakan alat utama untuk memperoleh pengetahuan tentang dunia fisik. Karena itu tidak dapat dipungkiri kalau Al-Quran memandang indra lahiriah sebagai alat primer untuk memperoleh pengetahuan dunia luar.
Surat An-Nahl ayat 78 tersebut berbunyi :
Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kalian pendengaran, penglihatan dan hati, agar kalian bersyukur.44
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menjadikan manusia mengetahui apa yang tidak mereka ketahui, setelah Dia mengeluarkan manusia dari dalam perut ibu. Kemudian memberi akal yang dengan itu manusia dapat memahami dan membedakan antara yang baik dengan yang buruk. Menjadikan pendengaran bagi manusia agar dapat mendengar suara-suara, sehingga sebagian manusia dapat memahami sebagian dari yang lain apa yang saling diperbincangkan. Lalu menjadikan penglihatan agar dapat melihat orang-orang, sehingga mereka dapat saling mengenal. Dan menjadikan perkara-perkara yang manusia butuhkan di dalam hidup ini, sehingga mereka dapat memilih yang baik dan meninggalkan yang buruk. Demikian halnya dengan seluruh perlengkapan dan aspek kehidupan, dengan harapan dapat bersyukur kepada-Nya.45
5. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Sistem Indra
Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok empat sampai lima orang peserta didik yang mempunyai kemampuan akademik, ras, agama, jenis kelamin yang berbeda46. Sedangkan pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam alam secara sistematis, sehingga pembelajaran biologi bukan hanya untuk penguasaan kumpulan fakta-fakta, konsep, prinsip, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan47.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran yang turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran biologi. Maka pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan materi sistem indra diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri serta alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses belajar mengajar dicirikan oleh suatu struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Adapun langkah-langkah proses pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam materi sistem indra sebagai berikut :
a.Pendahuluan, pendahuluan diisi dengan memberi motivasi dan apersepsi kepada peserta didik dengan cara menggali kemampuan awal peserta didik tentang konsep sistem indra yang akan dipelajari. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberi pertanyaan yang berkaitan dengan alat indra kepada peserta didik.
b.Mengajar, guru mempresentasikan mata pelajaran biologi materi pokok sistem indra kepada peserta didik.
c.Pembentukan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang peserta didik yang memiliki latar belakang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda.
d.Belajar dalam tim, dengan bimbingan guru, peserta didik belajar melalui kegiatan kerja dalam tim yang dipandu oleh lembar kegiatan peserta didik untuk menuntaskan materi pelajaran.
e.Pemberian kuis, peserta didik mengerjakan kuis secara individual dan tidak boleh bekerja sama.
f.Penghargaan, pemberian penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi dan tim atau kelompok yang memperoleh skor tertinggi dalam kuis.
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik perlu diadakan evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik belajar dan bagaimana cara belajar yang paling baik diterapkan. Dalam evaluasi pembelajaran kooperatif tipe STAD , peserta didik mendapat nilai pribadi dan nilai kelompok. Peserta didik bekerjasama, saling membantu dan mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian. Akan tetapi pada saat ujian berlangsung peserta didik mengerjakan sendiri-sendiri dan akan memperoleh hasil atau nilai pribadi.
Dengan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, diharapkan dapat efektif untuk meningkatkan hasil belajar biologi materi pokok sistem indra. Efektivitas disini dapat dijadikan sebagai barometer untuk mengukur keberhasilan pendidikan48. Efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota. Karena pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan ketrampilan. Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki dampak yang positif terhadap hasil belajar peserta didik, karena dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, dan menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain49. Maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.
B.Kajian Penelitian Yang Relevan
1.Nastitia, dengan judul: meningkatkan keaktifan peserta didik pada pembelajaran fungsi alat tubuh tumbuhan dan sistem pencernaan manusia melalui model pembelajaran kooperatif STAD di SLTPN, Semarang:, 2003, membuktikan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan keaktifan peserta didik kelas II B pada pembelajaran fungsi alat tubuh tumbuhan dan sistem pencernaan. Model pembelajaran ini perlu dikembangkan pada bab lain dan diperlukan juga sistem kontrol yang baik oleh guru terhadap peserta didik pada saat kegiatan diskusi dan praktikum.50
2.Sukmawati, dengan judul meningkatkan kualitas proses pembelajaran konsep sistem ekskresi melalui metode eksperimen dengan strategi STAD di, 2005, membuktikan bahwa melalui penerapan metode eksperimen dengan strategi STAD, kualitas pembelajaran di kelas VIII F dapat di tingkatkan. Pembelajaran seperti ini dapat melatih peserta didik untuk lebih mengembangkan ketrampilan sosialnya, bertanggung jawab terhadap diri dan kelompoknya, serta melatih peserta didik untuk bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi yang dipelajari.51
Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa dengan pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) masalah rendahnya mutu kegiatan proses belajar mengajar dapat ditingkatkan. Untuk itu penelitian sejenis perlu dilanjutkan guna mengetahui lebih lanjut peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar yakni nilai hasil belajar atau keaktifan peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar.
C.Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti, jawaban ini dapat benar atau salah tergantung pembuktian di lapangan sebagaimana diungkapkan oleh Sutrisno hadi: “Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar, mungkin salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor membenarkannya.52
Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar biologi materi pokok sistem indra.
Mengingat hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah, maka dilakukan pengkajian pada bagian analisis data untuk mendapat bukti apakah hipotesis yang diajukan itu dapat diterima atau tidak diterima.
No comments:
Post a Comment