Pages

July 29, 2010

proposal kimia

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN STOIKIOMETRI LARUTAN PADA KELAS XI SEMESTER II SMA MELALUI PERMAINAN KIMIA BERWAWASAN

i.Latar Belakang Masalah
Pendidikan kimia yang secara resmi telah diawali sejak SMA masih merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap momok, mengapa pendapat ini melanda para siswa. Pertama disebabkan karena wawasan terhadap kepentingan ilmu ini pada kehidupan kepentingan ilmu ini pada kehidupan, semua aspek menyatakan proses kimia. Kedua adalah saling keterpaduan antara ilmu kimia dengan ilmu-ilmu eksakta lain, baik fisika, matematika dan biologi. Ilmu-ilmu inipun juga merupakan ilmu yang tidak mudah. Ketiga adalah masih banyaknya ilmu lain yang bukan eksakta tetapi laku dipasaran.
Pembaharuan dibidang pendidikan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, diantaranya adalah pembrlakuan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang disempurnakan lagi menhadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) kurikulum tersebut menekankan ketertiban siswa secara aktif dan berusaha menemukan konsep sendiri dalam proses pembelajaran disemua mata pelajaran termasuk kimia. Guru sebagai fasilitator dan pendorong siswa untuk menggunakan ketrampilan proses serta menerapkan Inovasi model pembelajaran, sehingga pembelajaran kimia mampu mengembangkan life skill yang merupakan implementasi dari kurikulum KTSP.
Salah satu prinsip psikologi belajar menyatakan bahwa makin besar ketertiban siswa dalam kegiatan, maka makin besar baginya untuk mengalami proses belajar. Siswa akan mudah memahami konsep yang rumit dan abstrak jika disertai contoh-contoh yang konkrit. Contoh-contoh yang sesuai dengan kondisi sehari-hari dan prakteknya sendiri. Hal ini pembelakjaran yang baik harus sesuai dengan indicator KTSP yaitu meliputi aspek kognitif, aspek psikomotorik dan aspek efektif.1
Metode pengajaran disekolah dasar sampai perguruan tinggi masih monoton menggunakan metode mengajar secara informatik. Pengajar lebih banyak berbicara dan bercerita untuk menginformasikan semua fakta dan konsep, sedangkan sisesa hanya sebagai objek pembelajaran saja. Dari fakta tersebut jelas bahwa siswa hanya mendapat sebatas pengetahuan yang nantinya akan terukur dalam penilaian kognitif saja. Padahal dalam KTSP siswa dituntut untuk mencapai ketuntasan belajar yang cerminkan oleh nilai kognitif, nilai efektif dan nilai psikomotorik nilai psikomtorik bisa diambil dari nilai praktikum siswa sedang efektif dari tingkah laku siswa sehari-hari.
SMA ........merupakan salah satu SMA disebelah utara, sehingga input siswa disekolah tersebut masih tergolong rendah. Siswa-siswanya sebagian besar daro kalangan menengah kebawah. Fasilitas yang ada disekolah tersebut kurang dimanfaatkan secara maksimal, fenomena tersebut terlihat bahwa perpustakaan tang ada jarang sekali dikunjungi, sebagian siswa mengatakan hanya sekali dalam seminggu kke perpustakaan, sehingga guru kelas bisa mengembangkan pembelajaran yang bisa memotivasi mereka untuk belajar lebih giat, khususnya pelajaran kimia.
Materi pembelajaran kimia merupakan salah satu materi yang kurang diminati oleh siswa tidak terkecuali siswa-siwi SMA. Disekolahan ini metode yang digunakan sebagian besar adalah ceramah dana latihan-latihan soal, selain itu siswa-siswanya melakukan prektikum 1 kali di laboratorium. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri oleh guru pengampu karena laboratorium yang digunakan masih bergabung dengan labiratorium Biologi dan Fisika, sehingga penggunaan laboratorium kurang maksimal.guru juga kesulitan dalam melakukan persiapan praktikum karena tidak ada laboratorium yang membantu dalam persiapan praktikum. Dari fakta tersebut jelas bahwa metido yang digunakan hanya mampu mengukur aspek kognitif dan afektif saja, sdangkan aspek psikomotorik belum maksimal.
Selain beberapa hal di atas. Nilai ulangan siswa-siswi juga rendah, standar ketuntasan belajar belum bisa tercapai,oleh karena itu dibutuhkan suatu metode atau media yang dapat mencakup ketiga aspek tersebut dan meningkat tetapi tidak menambah waktu yang tersedia. Maka beberapa pokok pikiran bagi penulis menulis judul :
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN STOIKIOMETRI LARUTAN PADA KELAS XI SEMESTER II SMA ........MELALUI PERMAINAN KIMIA BERWAWASAN CET (Chemoe dutainment)”
Penelitian ini berfokus pada peningkatan hasil belajar kimia materi stoikiometri larutan siswa kelas XI pada pelaksanaan ini disusun dengan penekanan daya tarik siswa dengan praktikum percobaan permaian kimia sebagai penerapan CET dalam pembelajaran.

ii.Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam judul “Peningkatan Hasil Belajar Kimia Pokok bahasan stoikiometri Larutan Pada Kelas XI Semester II SNA ........Melalui Permainan Kimia berwawasan CET (Chemoedeutainment).
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam proposal ini adalah sebagai berikut :
1.Apakah dengan penerapan permainan berwawasan CET siswa kelas XI SMA ........dapat mencapai peningkatan hasil belajar kimia pada pokok materi stoikiometri larutan ?
2.Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa pad pelajaran kimia setelah menggunakan metode tersebut ?

iii.Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini tidak lain adalah hasil yang akan dicapai dari pemecahan masalah. Maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah siswa kelas XI SMA ........dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar kimia melalui permainan kimia berwawasan CET (Chemoedutainment) pada pokok materi stoikiometri larutan.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :
Bagi Guru
1)Mengetahui pola dan strategi pembelajaran yang tepat dalam upaya memperbaiki dan memudahkan mengajar konsep stoikiometri larutan
2)Memudahkan dalam mengambil nilai kognitif afektif dan psikomotorik
Bagi Siswa
1)Membuat siswa senang dalam mengikuti pembelajaran kimia khusunya meteri stoikiometri larutan
2)Proses komunikasi lancar karena terjadi reaksi antara siswa dengan siswa dan antara guru dengan siswa
Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran khususnya mata pelajaran kimia.

iv.Penegasan Istilah
Penulis memsberikan batasan-batasan istilah dalam judul yang berbunyi “Peningkatan Hasil Belajar Kimia Pokok bahasan stoikiometri Larutan Pada Kelas XI Semester II SMA ........Melalui Permainan Kimia berwawasan CET (Chemoedeutainment).” Untuk menghindari salah penafsiran terhadap penelitian ini . istilah yang perlu mendapatkan kejelasan arti adalah sebagai berikut :
1)Peningkatan ini berasal dari kata tingkat yang mendapat awalan pe dan akhiran an. Tingkat artinya tinggi rendah martabat (kedudukan, jabatan, kemajuan peradaban dan sebagainya), pangkat derajat kelas, sedangkan peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan dan sebagainya)
2)Permainan kimia merupakan pengganti kegiatan percobaan (praktikum) di dalam laboratorium.
3)Chemoedutainment, merupakan suatu proses belajar mengajar kimia yang dikemas ke dalam media yang inovatif dan menghibur.2
4)SMA merupakan SMA yang terletak dijalan tepatnya di.

v.Kajian Pustaka
Belajar
Banyak para ahli pendidikan mendefinisikan tentang belajar. Akan tetapi definisi satu sama lainnya tiak sama. Hal ini disebabkan karena sudut pandang mereka yang berbeda. Berikut ini penulis akan mengemukakan pendapat para ahli tersebut.
1)Gagne dan Berliner menyatakan bahwa belajar merupakan proses di mana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengamalan.3
2)Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan peubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.4
Uraian di atas menunjukkan pebedaan pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan belajar. Namun demikian disamping adanya perbedaan-perbedaan itu ada pula satu persamaan. Semua pendapat itu menunjukkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui berbagai pengalaman yang diperolehnya.
Mengajar
Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok siswa, mereka adalah mahluk hidup yang memerlukan bimbingan dan pembinaan untuk menuju kedewasaan. Siswa setelah mengalami proses pendidikan dan pengajaran diharapkan telah menjadi menusia dewasa yang tanggung jawab terhadap diri sendiri, wiraswasta, berpribadi dan bermoral.
Mengingat tugas yang berat itu, guru yang mengajar di depan kelas harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar dan harus dilaksanakan seefektif mungkin agar guru tidak asal mengajar :
1)Di dalam mengajar guru harus bisa membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan guru.
2)Setiap guru dalam mengajar perlu memberi appersepsi terhadap pelajaran yang disampaikan.
3)Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat.
4)Semua kegiatan belajar mengajarperlu dievaluasi.5
Hasil Belajar
Secara garis besar hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah. Ranah yang pertama adalah ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan, pemahaman,penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
Ranah yang kedua adalah ranah efektif yang berhubungan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Kategori ranah efektif meliputi penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, pembentukan pola hidup. Ranah yang terakhir adalah ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan titik seperti keterampilan motorik dan syaraf. Manipulasi objek dan koordinasi syaraf ranah psikomotorik ini meliputi persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakankomplek, pernyesuaian dan kreativitas6
Ilmu Kimia
Kesulitan mempelajari ilmu kimia ini terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri yaitu :
1)Sebagaian besar ilmu kimia bersifat abstrak.
2)Ilmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya.
3)Sifat ilmu kimia berurutan dan berkembang dengan cepat.
4)Ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal.
5)Bahan atau materi yang dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak.7
Permainan Kimia
Ada beberapa yang perlu dilakukan sebelum melakukan demonstrasi maupun praktikum dimulai diantaranya, persiapan dan gladi bersih penting dilakukan meskipun demonstrasi danpraktikum itu sudah sering dilakukan berkali-kali. Permaianan kimia yang dilakukan tidak perlu rumit. Peralatan tidak perlu mahal dan tidak harus dalam skala besar. Sehingga mudah dilakukan dan sesuai dengan tujuan untuk memotivasi siswa bahwa kimia itu menarik walaupun seringkali diaggap sukar.
Permainan kimia dimulai dari proses mengamati, memahami sampai penerapan sehari-hari tapi hasilnya tidak untuk dimakan atau diminum karena zat kimia bersifat racun kecuali demontrasi atau praktikum yang dilakukan menggunakan bahan-bahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Keterkaitan antara permainan kimia dengan CET adalah di mana dalam permainan kimia merupakan suatu percobaan yang menarik menggunakan bahan dan alat-alat yang mudah didapat, sehingga dapat dikatakan sebagai media yang menghibur dan inovatif.
Beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan permainan kimia :
1)Faktor keamanan.
2)Terbatasnya zat dan bahan.
3)Mengenal waktu.
Permainan kimia haruslah dilakukan dengan :
Baik dan cermat.
Mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan.
Mempersiapkan cara-cara kerja.
Penjelasan pada saat melakukan demontrasi dan praktikum.8

Stoikiometri Larutan
Reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat bukannya antara dua zat murni. Satu bentuk yang paling lazim dari campuran adalah larutan. Di alam sebagaian besar reaksi berlangsung dalam larutan air. Sebagai contoh, cairan tubuh baiktumbuhan maupun hewan merupakan larutan dari berbagai jenis zat. Dalam tubuh pun reaksi pada umumnya berlangsung dalam lapisan tipis larutan yang diadopsi pada padatan.9
Perhitungan kimia untuk reaksi yang berhubungan dalam larutan disebut juga stoikiometri. Di dalam stoikiometri larutan, materi-materi yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
Sifat-sifat berbagai macam zat yang terkait dengan reaksi dalam larutan elektron
a)Jenis yang direaksikan
Asam
Terkait dengan pelarut air, maka pengertian asam dan basa umumnya dikaitkan dengan asam basa arrhenius. Jadi asam adalah zat-zat yang dalam air menghasilkan ion H+ dan ion sisa asam.
Contoh : HCI dan H2SO4 yang mengion sebagai berikut :
HCI(aq) H+(aq) + CI--(aq)
H2SO4(aq) 2H+ + SO42-(aq)
HCN (aq) H+(aq) + CN--(aq)
CH3COOH H+(aq) + CH3COO- -(aq)
Basa
Zat yang ada dalam air menghasilkan ion OH- dan suatu kation logam
Contoh : NaOH dan Ca(OH)2
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
Ca(OH)2 Ca2+(aq) + 2OH--(aq)
NH4OH NH4+ + OH--(aq)

Garam
Garam adalah senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam.
Contoh : NaCl, Ca(NO3)2
NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq)
Ca(NO)2 (aq) Ca2+(aq) + 2NO3-(aq)
Oksida Basa dan oksida Asam
Senyawa yang tersusun dari suatu unsur dengan oksigen disebut oksida. Bergantung pada jenis unsurnya (logam dan non logam). Oksida dapat dibedakan atas oksida logam dan oksida non logam. Oksida logam canderung bersifat asam. Oksida logam yang bersifat basa disebut oksida basa, sedangkan oksida non logam yang bersifat asam disebut oksida asam.
(1)Oksida Basa
Oksida basa tergolong senyawa ion, terdiri dari kation logam (selain Mn (4,6,7),Cr(6) dan semi logam kiri dengan anion oksida (O-).
Contoh : Na2O Mengandung ion Na+ dan ion O2-, sedangkan CaO terdiri dari ion Ca2+ dan O2- .
(2)Oksida Asam
Oksida asam merupakan senyawa molekul. Oksida asam bisa bereaksi dengan air membentuk asam. Penyusunnya non logam kecuali C(2), S(2), N(1,2,4), semilogam kanan, Cr (6), Mn (6,7),.

1.Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang sebenarnya masih harus di uji secara empirik.10 Sedangkan menutut Suharsimi Arikunto, hipotesis adalah suatu jawaban yang masih bersifat sementara terhadap pernasalahan-permasalahan penelitian samapai terbukti melalui data-data yang terkumpul.11
Hipotesis dalam penelitian ini adalah melalui percobaan permainan kimia berwawasan CET, dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar pada pokok materi stoikiometri larutan bagi siswa kelas XI IPA SMA.

2.Metode Penelitian
1)Variabel
Variable adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.12 Variable utama yang diamati dalam penelitian ini ada;ah variable hasil belajar yang berupa :
b.Daya serap berupa hasil belajar kognitif yaitu hasil pelaksanaan tugas mengerjakan soal yang diukur dari jawaban soal tes
c.Rasa ingin tahu siswa diukur dari keaktifan dalam proses belajar mengajar dan intensitas pertanyaan sebagai hasil belajar efektif
d.Keberhasilan siswa dalam paraktikum berupa hasil belajar psikomotorik yang diukur dari persiapan, pelaksanaan dan hasil praktikum.
e.Rasa puas dan pendapat siswa selama pembelajaran siukur dengan pedoman wawancara dengan menggunakan angket setelah penelitian berlangsung.
f.Kinerja guru yang diamati dengan lembar observasi oleh observer
2)Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Objek atau niali yang akan diteliti dalam populasi disebut unit analisis atau elemen populasi. Unit analisis dapat berupa orang, perusahaan dll, adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Semester II.
Sample
Sample adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteritik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.
Dalam pengambilan sample, peneliti berpedoman pada Suharsimi Arikunto “Apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya berupa penelitian populasi, jika sejumlah subjeknya besar dapat adiambil 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :
a)Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
b)Sempit luasnya wilayah pengamatan dari sikap subjek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana
c)Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti, untuk penelitian yang beresiko besar, tentu jika saja jika sample besar hasilnya akan lebih baik.
3)Teknik Pengumpulah Data
Penelitian disamping perlu menggunakan metode yang tepat juga perlu memiliki teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang obyektif.
Sumber penelitian adalah subjek dari mana data penelitian diperoleh, sumber data penelitian ini adalah siswa kelas XI, guru mitra, pelaksanaan tindakan serta lingkungan yang mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar.
Data diperoleh dan dikumpulkan dari hasil belajar siswa yang diambil dengan memberikan tes kepada siswa. Situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi. Tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran yang digunakan diambil dari quesioner yang disebarkan.
Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a)Metode observasi yaitu sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
b)Metode dokumentasi yaitu peneliti mengambil buku dokumen yang sudah ada dan memperoleh data yang dibutuhkan dari guru mitra. Metode ini digunakan untuk memperoleh data daftar nema siswa, rencana tindakan mengajar dan daftar nilai awal.
c)Metode tes merupakan suatu perangkat rangsangan (stimulasi) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar kognitif setelah siswa diberi metode percobaan permainan kimia berwawasan CET.
d)Metode angket merupakan suatu alat pengumpulan informasi dengan dara menyampaikan sejumlah pernyataan tertulis untuk menjawab secara tertulis pola oleh responden. Metode ini digunakan untuk memperolah data refleksi siswa terhadap pembelajaran kimia dengan permainan kimia berwawasan CET.
4)Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif terhadap data kualitatif (hasil Observasi, pengisian angket) untuk melakukan analisis terhadap data kualitatif digunakan model analisis dari nilai dan hubberman dalam zuriah (2003:102) yang meliputi kegiatan reduksi data dimana peneliti mencoba memilih data yang relevan, penting dan bermakna dengan data yang tidak berguna untuk menjelaskan tentang apa yang menjadi sasaran analisis dan dilanjutkan dengan kesimpulan atas kehendak yang dilakukan. Data kuantitatif dengan rumus sebagai berikut :
Nilai =
∑ skor yang diperoleh
X 100 %
∑ skor total
( Arikunto, 2007:99)

No comments:

Post a Comment