Pages

June 15, 2010

bab 1

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan.1
Pada bidang pendidikan guru merupakan salah satu unsur penting yang harus ada. Peran dan tanggung jawab guru sangat menentukan dalam pencapaian keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Guru dalam bidang pendidikan tidak hanya bertugas untuk mengajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya, melainkan guru juga bertugas mendidik siswanya, khususnya untuk mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan disetiap lembaga pendidikan dan umumnya untuk dapat mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan di Negara Republik Indonesia tercinta yang disebut Tujuan Pendidikan Nasional.
Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar, baik individual maupun kelompok, baik mandiri maupun dibimbing.2 Belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Suatu kenyataan yang tidak dapat diingkari adalah perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi yang mempunyai pengaruh besar terhadap pendidikan ilmu kimia di sekolah. Pengaruh tersebut terutama pada ruang lingkup materi pokok pengajarannya dan metode pembelajaran. IPA pada umumnya bertumpu pada fakta, yang dimulai dari tes dan pengukuran, sehingga dalam mempelajari IPA kurang berhasil bila tidak ditunjang dengan kegiatan laboratorium. Laboratorium merupakan suatu ruangan khusus dimana orang dapat melakukan eksperimen/percobaan. Fungsi dari metode eksperimen merupakan penunjang kegiatan proses belajar mengajar untuk menemukan prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsip-prinsip yang dikembangkan.3 Karena kimia berkembang dengan cepat, maka materi yang harus diajarkan juga selalu berkembang, sehingga metode pengajarannya juga harus selalu disesuaikan dan dikembangkan.
Guru yang memandang mengajar sebagai usaha untuk merangsang anak untuk belajar dan berfikir sendiri dan menentukan sendiri atas soal-soal atau masalah yang dihadapinya, akan cenderung menggunakan metode penemuan atau metode pemecahan masalah. Bahwa metode penemuan ini memberi hasil yang lebih mendalam, lebih mantap dan tidak mudah dilupakan. Ini dapat dilaksanakan melalui kegiatan laboratorium. Lain halnya dengan mengajar yang berpusat pada guru cenderung menggunakan metode memberitahukan sebagai metode utama. Dengan adanya metode ini pengertian yang diperoleh anak tidak mendalam karena hanya mendorong anak untuk menghafal, jadi menggunakan daya ingatan sebagai alat utama untuk menguasai bahan pelajaran yang kemudian mudah dilupakan.
Pada kegiatan pembelajaran, penggunaan satu metode kurang dapat digunakan untuk menjelaskan semua materi pokok, sehingga akan sulit rasanya untuk menggolongkan nilai keefektifan suatu metode, karena metode yang baik untuk suatu topik bahasan belum tentu baik untuk topik bahasan yang lain. Namun demikian sebagai calon pendidik harus berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan metode mana yang dapat menghasilkan prestasi atau hasil belajar semaksimal mungkin.
Menciptakan kegiatan belajar yang mampu mengembangkan hasil belajar yang maksimal merupakan tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan kegiatan belajar mengajar yang dapat merangsang hasil belajar yang efektif dan efisien.
Materi pokok termokimia merupakan materi yang mengkaji hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi, seperti energi yang dikaitkan dengan gejala elektromagnet, permukaan dan kimia. Konsep termokimia bagi para ahli kimia yaitu untuk menentukan kelayakan atau kesertamertaan suatu perubahan kimia. Termokimia berkaitan erat dalam hal pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan. Tak hanya sering kita ketahui berapa energi dapat diperoleh dari reaksi-reaksi, tetapi juga pengkajian perubahan energi itu bersifat mendasar untuk teori ikatan kimia dan struktur.4
Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar.5 Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri/melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.6
Kenyataan di sekolah pembelajaran kimia pada materi termokimia di MAN utamanya di kelas XI ternyata tidaklah mudah. Adanya anggapan bahwa materi termokimia adalah pelajaran yang hanya dihafal dan tidak masuk dalam pelajaran yang menentukan saat akhir sekolah (ujian) sehingga membuat siswa menjadi kurang berapresiasi. Hal ini jika dibiarkan berlarut-larut tentunya siswa akan sangat bosan. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa para guru dalam mengajar pada materi termokimia masih menggunakan cara lama dengan strategi mengajar yang konvensional yaitu metode mengajar dengan menggunakan metode ceramah, yang mana hal itu sebenarnya kurang sesuai dengan ilmu kimia itu sendiri. Pada pembelajaran dengan materi pokok termokimia, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan taraf kemampuannya dan siswa kesulitan dalam mempelajari materi termokimia. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi pembelajaran seperti ini adalah dengan menggunakan metode eksperimen. Adapun alasan menggunakan metode eksperimen yaitu karena dengan kegiatan laboratorium siswa akan dapat mempelajari melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses kimia, dapat menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dalam diri siswa, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan memproseskan perolehan, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian mengenai “Studi Komparasi Antara Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Termokimia Yang Menggunakan Metode Eksperimen Dan Yang Menggunakan Metode Ceramah Kelas XI IPA Semester I MAN Tahun Ajaran 2009/2010”.

B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1.Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang efektif, sebab dapat membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Selain itu, dapat menumbuhkan serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dalam diri siswa, sehingga anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep dibandingkan dengan metode ceramah, para siswa hanya menerima pesan, mendengarkan, memperhatikan dan mencatat keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru.
2.Adanya kesulitan atau hambatan siswa dalam mempelajari materi pokok termokimia, adakah perbedaan antara hasil belajar siswa materi pokok termokimia yang menggunakan metode eksperimen dan yang menggunakan metode ceramah siswa kelas XI IPA semester I MAN , yang pada akhirnya akan diketahui metode mengajar yang tepat untuk materi pokok termokimia untuk diterapkan guru agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
C.Pembatasan Istilah
Untuk memudahkan dan menghindari kesalahan dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis memberikan batasan-batasan istilah dalam judul yang berbunyi “Studi Komparasi Antara Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Termokimia Yang Menggunakan Metode Eksperimen Dan Yang Menggunakan Metode Ceramah Kelas XI IPA Semester I MAN Tahun Ajaran 2009/2010” sebagai berikut:
1.Studi Komparasi
Studi atau penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.7 Dalam penelitian ini, peneliti ingin membandingkan hasil belajar siswa materi pokok termokimia yang menggunakan metode eksperimen dan yang menggunakan metode ceramah kelas XI IPA semester I MAN.
2.Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara pengajaran dimana guru dan murid bersama-sama melakukan situasi latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu aksi.8
3.Metode ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai.9
4.Materi Pokok Termokimia
Materi pokok termokimia merupakan bagian dari materi ilmu kimia yang disampaikan di kelas XI IPA pada awal semester I, dengan standar kompetensi pada materi pokok termokimia sebagaimana tercantum dalam buku yang disusun dengan acuan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 dan 23 Tahun 2006.
5.Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.10 Hasil belajar siswa yang diteliti yaitu aspek kognitif..
6.Siswa Kelas XI IPA
Merupakan populasi penelitian, yang nantinya akan dikenai generalisasi penelitian.
7.MAN
Menunjukkan wilayah penelitian atau tempat diadakannya suatu penelitian, tepatnya
Dari pembatasan istilah di atas maka dapat penulis ambil satu pengertian bahwa dalam studi ini penulis ingin membandingkan hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang diberi metode eksperimen dengan siswa yang diberi metode ceramah untuk materi pokok termokimia pada kelas XI IPA semester 1 MAN tahun ajaran 2009/2010.

D.Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah : adakah perbedaan antara hasil belajar siswa pada materi pokok termokimia yang menggunakan metode eksperimen dan yang menggunakan metode ceramah kelas XI IPA semester I MAN tahun ajaran 2009/2010”.
E.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran kimia baik siswa, guru maupun sekolah.
1.Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan agar siswa dapat mempelajari kimia melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses kimia, serta dapat melatih ketrampilan berfikir ilmiah, dapat mengembangkan dan menanamkan sikap ilmiah sehingga pendekatan ketrampilan proses lebih efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.Bagi Guru
Untuk membantu para guru dalam memilih metode kegiatan laboratorium yang sesuai dengan keadaan laboratorium masing-masing sekolah dalam rangka meningkatkan kadar CBSA, dengan harapan agar proses belajar mengajar berjalan lebih efektif dan efisien.
3.Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan untuk memberi sumbangan informasi kepada para guru IPA khususnya kimia di Madrasah Aliyah Negeri, akan pentingnya suatu kegiatan laboratorium dalam mengajar serta menunjang tercapainya hasil belajar yang maksimal dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran yang akan diterapkan bagi perbaikan di masa yang akan datang.

No comments:

Post a Comment