Pages

June 15, 2010

bAB 2

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A.DESKREPSI TEORI
1.Teori Kecerdasan
a.Kecerdasan menurut teori Neurofisiologis Dominan
Menurut psikolog Donald Olding Hebb bahwa intelegensi (kecerdasan) berasal dari pengalaman, dan karenanya tidak ditentukan secara genetik. Setelah meneliti pasien penfield selama lima tahun, Hebb mengambil kesimpulan intelegensi yaitu: ”pengalaman dimasa kanak-kanak biasanya akan mengembangkan konsep, mode pemikiran , dan cara memahami sesuatu, yang menjadi unsur penyusun inteligensi. Cedera pada otak bayi akan mengganggu proses itu, tetapi cedera yang sama pada usia dewasa tidak”1
Konsep utama teori Hebb adalah kumpulan dan sekuensi fase. Satu kumpulan sel merupakan paket neural yang diasosiasikan dengan satu objek lingkungan yang jika distimulisasi tanpa kehadiran objek yang diasosiasikan dengannya maka akan muncul ide tentang objek tersebut. Sedangkan sekuensi fase adalah sederetetan kumpulan sel yang saling terkait. Menurut Hebb ada dua jenis belajar, yaitu: pembentukan kumpulan sel dan sekuensi fase secara pelan di awal kehidupan. Jenis belajar yang lebih mendalam dan berwawasan yang menjadi ciri-ciri orang dewasa yang melibatkan penataan ulang atas kumpulan sel dan sekuensi fase. Teori yang dikemukakan Hebb telah mendorong timbulnya riset-riset baru tentang otak dan inteligensi.
b.Riset tentang Otak dan Inteligensi.
Lingkungan yang amat terbatas menyebabkan gangguan dalam pekembangan normal, maka ada kemungkinan bahwa lingkungan yang kaya, yaitu lingkungan dengan berbagai macam pengalaman motorik dan sensoris, akan memperkaya perkembangan. Hal ini telah dibuktikan oleh Hebb yang melakukan penelitian terhadap dua ekor tikus, satu dibesarkan di sangkar, kelompok kedua dibesarkan di rumah Hebb yang memiliki banyak permainan. Setelah beberapa minggu dibandingkan. Ditemukan bahwa kinerja tikus piaraan dalam memecahkan jalur teka teki jauh lebih baik ketimbang tikus yang dibesarkan disangkar laboratorium. banyak studi mendukug riset awal Hebb. Misalnya, serangkaian eksperimen yang dilakukan di University of Calivornia oleh Bennett dkk. (1964) mengonfirmasikan bahwa tikus yang dibesarkan di lingkungan yang kaya belajar lebih cepat ketimbang tikus yang dibesarkan terbatas. Lingkungan yang kaya itu adalah sangkar besar yang berisi banyak tikus dan banyak objek seperti mainan. hewan dalam kelompok kontrol dibesarkan sendirian disangkar yang tidak berisi objek apa pun.
Banyak ilmuan dahulu percaya bahwa hanya otak muda sajalah yang bersifat plastis. Mereka percaya bahwa koneksi antar sel syaraf terbentuk hanya pada beberapa tahun pertama dari masa kanak-kanak, lalu koneksi tersebut menetap dan sangat sulit untuk diubah. Tetapi, penelitian-penelitian terbaru telah membuka fakta-fakta bahwa otak tidak pernah berhenti berubah dan menyesuaikan diri seumur hidup. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa fleksibilitas tersebut dapt mendorong dalam pemrosesan bahasa walaupun otak tersebut sedang mengalami hambatan-hambatan.2
Teori kecerdasan Hebb dan riset-riset tenteng otak diatas, menjadi dasar Caral Dwech untuk meneliti dan mengembangkan teori mindset.


2.Mindset
a.Pengertian Mindset
Mindset terdiri dari dua kata yaitu Mind dan Set. Mind is seat of thought and memory; the center of consciousness that generates thoughts, feelings, ideas, and perceptions, and stores knowledge and memories (sumber pikiran dan memori, pusat kesadaran yang menghasilkan pikiran, perasaan, ide, persepsi menyimpan pengetahuan dan memori. Set is a preference for or increased ability in a particular activity (mendahulukan peningkatan kemampuan dalam suatu kegiatan, biasa juga diartikan keadaan utuh /solid).3 Menurut James Artur Ray mindset artinya kepercayaan–kepercayaan (sekumpulan kepercayaan) yang mempengaruhi sikap seseorang, atau suatu cara berfikir yang menentukan prilaku pandangan, sikap, dan masa depan seseorang.4
Dari definisi diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa Mindset sebenarnya kepercayaan (belief), sekumpulan kepercayaan atau cara berfikir yang mempengaruhi prilaku (behavior) dan sikap (attitude) seseorang, yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya.5
b.Macam-macam Mindset
Menurut Carol S. Dweck, Ph.D seorang peneliti di bidang kecerdasan dan motivasi, di dalam buku terbarunya, Mindset: The New Psycology of Success (2006), di dunia ini terdapat dua macam mindset, yaitu sebagai berikut.
a)Mindset tetap (fixed mindset )
Orang yang memiliki mindset tetap percaya bahwa kecerdasan bersifat tetap. Ciri-ciri orang yang bermindset tetap adalah:
1.Menghindari tantangan dan risiko
2.Jika ada halangan atau rintangan: membela diri atau mudah menyerah.
3.Memandang usaha sebagai kesalahan dan kesia-siaan.
4.Tidak memperdulikan kritik yang membangun
5.Merasa terancam dengan kesuksesan orang lain
6.Akibatnya, mereka cepat berada dalam taraf plateau (stabil tanpa kemajuan) dalam pelajaran dan pencapaiannya lebih rendah daripada kemampuan sebenarnya
b)Mindset berkembang (growth mindset )
Orang yang memiliki mindset berkembang percaya bahwa kecerdasan dapat dikembangkan.
Ciri-ciri orang yang bermindset berkembang adalah sebagai berikut:
1.Menyukai tantangan
2.Jika ada halangan atau rintangan: bertahan menghadapi kemunduran
3.Memandang usaha sebagai langkah untuk menguasaan (mastery)
4.Belajar dari kritik.
5.Menemukan palajaran dan inspirasi dari kesuksesan orang lain6
Berdasarkan ciri-ciri orang yang dengan fixed mindset dan growth mindset, keduanya dapat dibedakan melalui indikator sebagai berikut:
a.keyakinan (belief) terhadap intelegensi, bakat dan sifat
b.pengambilan resiko terhadap tantangan
c.pensikapan terhadap halangan dan rintangan
d.usaha yang dilakukan
e.penerimaan terhadap kritik dan saran
f.kemauan menemukan pelajaran dan inspirasi dari pengalaman orang lain.
c.Faktor-faktor yang mempengaruhi mindset
1)Repetisi
Merupakan suatu informasi yang di ulang-ulang, cepat atau lambat, bila seseorang hati-hati dan sadar, akan diterima sebagai kebenaran. Tujuan repetisi atau pengulangan adalah untuk menembus filter mental yang ada di pikiran sadar, sehingga unit informasi bisa masuk ke pikiran bawah sadar.
2)Indentifikasi kelompok atau keluarga
Hal- hal yang dipercaya keluarga atau kelompok seseorang akan masuk kedalam diri seseorang dan di adopsi sebagai kepercayaan (belief).
3)Ide yang disampaikan figur yang dipandang memiliki otoritas
Apa yang disampaikan mereka cenderung mudah menembus ke pikiran bawah sadar dan diterima sebagai kebenaran atau belief.
4)Emosi yang Intens
Saat suatu pengalaman dialami dengan emosi yang intens, akan sangat mudah menjadi belief yang kuat. Emosi membuka pemikiran bawah sadar. Semakin intens emosi yang dialami seseorang, maka semakin terbuka pintu gerbang pikiran bawah sadar. Dengan demikian, kejadian yang dialami seseorang, yang masuk ke pikirannya dalam bentuk unit-unit informasi yang unik, akan terekam dengan sangat kuat dimemori, di pikiran bawah sadar, diikuti dengan emosi yang kuat.
5)Kondisi Alfa
Ini adalah kondisi alamiah anak-anak. Saat kecil, karena lebih banyak dalam kondisi alfa, anak mudah sekali tersugesti. Apa yang masuk ke pikiran bawah sadar mereka melalui sugesti, akan diterima sepenuhnya dan menjadi suatu kebenaran.
Jadi, pembentukan belief atau mindset adalah proses yang tidak bisa dihindari dan berkesinambungan. Belief membantu kita membandingkan situasi yang kita alami saat ini dengan pengalaman masa lalu.7

3.Kreativitas Siswa
a.Pengertian Kreativitas Siswa
Kreativitas merupakan istilah yang tidak asing lagi dan sering di gunakan baik dalam dunia pendidikan maupun yang lainnya. meskipun demikian masih terdapat kerancuan pemaknaannya. Perbedaan sudut pandang memunculkan beragam pendapat tentang devinisi kreativitas, sehingga sampai saat ini belum ada satupun pengertian kreativitas yang dapat diterima secara universal.
Ditinjau dari segi bahasa ”kreativitas” memiliki arti ”kemampuan untuk mencipta, daya cipta” tapi mencipta disini bukan menciptakan sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, jadi hal baru itu yang sifatnya inovatif.8
Di dalam Al Qur’an ada empat sifat allah sebagai maha pencipta yaitu Al-Khalik, Al-Khalaq, Al-Badi’ dan Al-Musawir. Kreativitas manusia terletak pada penciptaan bentuk ketiga seperti yang di gambarkan dalam surat al-an’am, ayat:101, yatu:

بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴿101﴾
Artinya: Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.

Pencipta ini yaitu dalam hal penciptaan yang terus menerus yakni merubah suatu bentuk kebentuk lain.9 Arti mencipta disini bukan menciptakan sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruksi baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Jadi, hal baru itu yang sifatnya inovatif.
Secara terminologi, banyak ahli yang menyatakan pendapatnya tentang devinisi atau pengertian kreativitas, diantaranya:
1.Prof. Dr. Utami Munandar
Kreativitas adalah kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
2.Rogers
Kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.
3.Clark Moustakis
Sebagai psikolog humanistik menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

4.Haefele
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial.10
Dari beberapa definisi di atas terdapat perbedaan dan terdapat pula kesamaannnya, tetapi yang jelas antara yang satu dengan yang lainnya saling mengisi dan melengkapi, secara global, hakikat kreativitas bisa disimpulkan sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan sehari-hari.
b.Ciri-ciri kreativitas
Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu aspek pribadi, pendorong, proses dan produk. Kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya. Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasilnya. Proses kreatif memiliki beberapa tahap yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi. Kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal (motivasi intrinsik) yaitu kemampuan kreatif maupun dorongan eksternal dari lingkungan, ada lingkungan yang tidak menghargai imajinasi atau fantasi dan menekan kreativitas dan inovasi.11
Sikap mental psiklogis dan sikap mental yang di miliki membantu menentukan ketrampilan kita untuk kreatif. Banyak karakteristik individual lain yang ditemukan untuk mendukung perilaku kreatif, diantaranya :
1.kesadaran dan sensitivitas terhadap problem ;
2.ingatan ;
3.kelancaran ;
4.fleksibilitas ;
5.keaslian ;
6.disiplin dan keteguhan diri ;
7.kemampuan adaptasi ;
8.”permainan” intelektual ;
9.humor ;
10.nonkomformitas ;
11.toleran terhadap ambiguitas ;
12.kepercayaan diri ;
13.skeptisisme ;
14.intelegensi ;
Indikator-indikator bagi individu yang kreatif adalah :
1)memiliki rasa ingin tahu
2)sering mengajukan pertanyaan
3)memberikan banyak gagasan atau usul dalam suatu masalah
4)merasa bebas dalam menyatakan pendapat
5)memiliki langkah penyelesaian masalah buatan sendiri
6)mencari dan menganalisis data yang diketahui dalam menyelesaikan masalah
7)mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang
8)memiliki rasa humor
9)mempunyai daya imajinasi
10)orisinal dalam mengungkapkan gagasan dalam penyelesaian masalah12



Usaha yang di lakukan dalam mengembangkan kreativitas anak antara lain, sebagai berikut.
1.Melatih bagaimana menemukan sebuah ide atau gagasan artinya membiarkan anak-anak mengetahui pandangan dan sikap orang tua tentang hidup, pekerjaan, politik, moral dan agama.
2.Memberikan apresiasi dan hadiah yang merangsang (stimulating gifts), hadiah untuk anak-anak dan sebaiknya tidak sekedar untuk menuruti kesenangan mereka,dan menyenangkan mereka untuk sementara, tetapi dapat berguna dan memperkembangkan mereka.
3.Memperkenalkan dengan orang-orang inovatif (inovative adults), membawa anak-anak ketempat kenalan-kenalan yang berprestasi, teman kerja yang produktif, tokoh-tokoh yang bervisi serta berkreasi dan memperkenalkan anak-anak kepada mereka.
4.Petualangan, membiarkan anak-anak pergi keluar rumah bergaul dengan teman-teman dan berpetualangan sekeliling secara sehat, bepergian jauh.
5.Mengembangkan fantasi (develop their fantacy), mendorong anak-anak menemukan cara lain untuk mengerjakan sesuatu yang sudah biasa, membayangkan kemungkinan lain dan mengamati hasil kreasi baru.
6.Melatih sikap positif (positive attitude), kalau menjumpai ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, hal baru, siswa dilatih tidak hanya untuk menemukan segi-segi menarik (interestingnya).13
c.Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas
Faktor internal individu dapat berupa kecerdasan, pemerkayaan bahan berfikir, keterampilan sikap, motivasi dan ciri kepribadian yang lain.
Menurut Hasan Langgulung, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas siswa, yaitu:
1)Penguasaan akademik
Faktor ini terdiri dari faktor kognitif, faktor ini dianggap sebagai latar yang tanpa itu seseorang tidak dapat menciptakan suatu karya ilmiah.
2)Intelektual
Faktor intelektual tertentu sangat menolong dalam menanggapi titik kelemahan atau kesalahan pada informasi-informasi yang ada, faktor tersebut memungkinkan siswa menemukan dan menentukan masalah.
3)Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang membebaskan, menggerakkan dan membimbing kekuatan psikologis seseorang anak untuk pekerjaannya.
4)Lingkungan
Lingkungan yang kondusif yang mendorong kreativitas adalah lingkungan yang memberikan keamanan dan kebebasan.14
d.Tahap-tahap kreativitas
Graham Wallas menjelaskan tentang tahap-tahap dalam proses kreativitas berlangsung sebagai berikut:
1)Persiapan (preparation)
Pada tahap ini ide datang dan timbul dari berbagai kemungkinan. Namun, biasanya ide berlangsung dengan hadirnya suatu ketrampilan, keahlian, atau ilmu pengetahuan tertentu sebagai latar belakang atau sumber dari mana itu lahir.
2)Inkubasi (incubation)
Dalam pengembangan kreativitas, pada masa ini diharapkan hadirnya suatu pemahaman serta kematangan terhadap ide yang tadi timbul. Berbagai teknik dalam menyegarkan dan meningkatkan kesadaran itu, seperti meditasi, latihan peningkatan kreativitas, dapat dilangsungkan untuk memudahkan ”perembetan”, perluasan, dan pendalaman ide.
3)Iluminasi (illumination)
Suatu tingkat penemuan saat inspirasi yang tadi diperoleh, dikelola, digarap, kemudian menuju kepada pengembangan suatu hasil (product development).
4)Verivikasi (verivication)
Perbaikan dari perwujudan hasil dan taggung jawab terhadap hasil menjadi tahap terakhir dari proses ini. Diseminasi dari perwujudan karya kreatif untuk diteruskan kepada masyarakat yang lebih luas terjadi setelah perbaikan dan penyempurnaan terhadap karyanya itu berlangsung.15

4.Ruang Lingkup Materi Praktikum Kimia Kelas XI IPA Semester II.
a.Asam Basa
Ada beberapa pendapat yang menerangkan tentang asam-basa, yaitu :
1.Teori Arrhenius
Basa adalah suatu senyawa yang di dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-). Berdasarkan daya hantar listriknya, basa dibedakan menjadi basa kuat dan basa lemah.
Untuk asam monoprotik lemah dalam larutan air, akan terjadi pengionan sebagai berikut:
HA + H2O H3O+ + A-
ketetapan ionisasi asamnya adalah:
Ka =
Dengan, Ka = tetapan ionisasi asam
[HA] = Konsentrasi Asam
Untuk semua larutan encer, konsentrasi molar dari air [H2O] yakni praktis sama.
Sedangkan rumus untuk tetapan kesetimbangan untuk larutan basa lemah dapat dipergunakan:
NH4OH NH4+ + OH -
Tetapan ionisasi basanya (Kb) adalah
Kb=
Sorensen mengusulkan konsep pH agar memudahkan para kimiawan dalam mengukur dan mengikuti perubahan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan. pH adalah bilangan yang menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan dari suatu larutan.16 Dan dirumuskan sebagai berikut:
pH = -log [H+]
dengan analogi yang sama, untuk menentukan harga konsentrasi OH- dalam larutan dapat dirumuskan sebagai berikut:
pOH = -log [OH-]
Untuk mencari pH dengan menggunakan pOH. Diperoleh suatu hubungan dengan menarik minus logaritma dari kedua ruas hasil kali ion dengan air.
[H+][OH-] = Kw
-log [H+] –log [OH-] = -log Kw
pH + pOH = pKw17
2.Teori Brönsted-Lowry
Suatu asam adalah donor proton, dan suatu basa adalah akseptor (penerima) proton, misalnya :

NH4+ + NH2 - NH3 + NH3
asam (1) basa (2) asam (2) basa (1)
3.Teory Lewis
Menurut Lewis, asam adalah penerima pasangan elektron dan basa adalah donor (pemberi) pasangan elektron. Jadi, asam adalah zat yang mempunyai orbital yang belum penuh dan kekurangan elektron, basa adalah zat yang memiliki pasangan elektron yang dapat digunakan bersama.
Contoh :
H

··
H+ + - ׃O H ׃O H18
·· ··
asam basa
Petunjuk praktikum yang dilakukan bisa di lihat pada Lampiran 13.
b.Larutan Penyangga
Suatu larutan yang mengandung suatu asam lemah ditambah suatu garam dari asam itu, atau suatu basa lemah ditambah suatu garam dari basa itu, mempunyai kemampuan bereaksi baik dengan asam kuat maupun dengan basa kuat. Sistem tersebut dinamakan sebagai larutan buffer (penyangga), karena sedikit penambahan asam kuat atau basa kuat itu hanya mengubah pH sedikit.
Larutan berbuffer digunakan secara meluas dalam kimia analitis, biokimia, dan bakteriologi, demikian pula dalam fotografi dan industri kulit dan zat warna. Larutan buffer standar dapat dibuat dari asam lemah dan garam dari asam lemah. pH suatu buffer yang mengandung asam lemah HA dapat dihitung sebagai berikut:
Ka =
= Ka X
–log = –log Ka – log
pH = pKa – log
atau
pH = pKa + log 19
Sama halnya, bila buffer itu terbuat dari basa lemah MOH dan garamnya, yang mengandung kation M+, kesetimbangan disosiasi yang terjadi dalam larutan demikian adalah
MOH↔ H+ + OH-
ketetapan ionisasi basanya adalah :
Kb = (i)
dengan pertimbanga yang serupa, dapat ditulis:
cb = (MOH) (ii)
cs = (M+) (iii)
maka, Kw= H+ OH- = 10-14 (iv)
Jadi rumus keseluruhan dari (i), (ii), (iii) dan(iv) adalah:
H+ =
atau pH =14 – p Kb – log
dimana 14 = -log Kw = pKw20

c.Hidrolisis
Bila garam-garam dilarutkan dalam air, larutan itu tidak selalu bereaksi netral. Hal ini disebabkan oleh garam yang berinteraksi dengan air, hal ini dinamakan hidrolisis. Akibatnya, ion hidrogen atau ion hidroksil tertinggal dengan berlebihan dalam larutan, dan larutan itu sendiri masing-masing menjadi asam atau bersifat basa.
Hidrolisis merupakan istilah yang umum di gunakan untuk reaksi zat dengan air (hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti peruraian). Menurut konsep ini , komponen garam (kation atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah beraksi dengan air (terhidrolisis) membentuk ion H3O+ (= H+) atau ion OH-. Hidrolisis kation menghasilkan ion H3O+, sedangkan hidrolisis anion menghasilkan ion OH-.
Reaksi hidrolisis.
a.Garam dari asam kuat dan basa kuat
Natrium klorida (NaCl) bila dilarutkan dalam air, menunjukkan reaksi yang netral, karena baik anion ataupun kationnya, masing-masing tak ada yang bergabung dengan ion hidrogen ataupun ion hidroksil.
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Na+(aq) + H2O(l) (tidak ada reaksi)
Cl-(aq) + H2O(l) (tidak ada reaksi)
b.Garam dari basa kuat dan asam lemah
Natrium asetat terdiri dari kation Na+ dan anion CH3COO-. Ion Na+ berasal dari basa kuat (NaOH), sehingga tidak bereaksi dengan air. Ion CH3COO- berasal dari asam lemah (CH3COOH), sehingga bereaksi dengan air. Jadi, NaCH3COO terhidrolisis sebagai (parsial).
NaCH3COO(aq) Na+(aq) + CH3COO-(aq)
CH3COO-( aq) + H2O(l) ↔ CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Na+(aq) + H2O(l) (tidak ada reaksi)


c.Garam dari asam kuat dan basa lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis parsial, yaitu hidrolisis kation.
Amonium klorida (NH4Cl) terdiri dari kation NH4+ dan anion Cl-. ion NH4+ yang merupakan asam konjugasi dari basa lemah NH3 , sedangkan ion Cl-, yang merupakan basa konjugasi dari dari asam kuat HCl, tidak terhidrolisis.
NH4Cl (aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)
NH4+( aq) + H2O(l) ↔ NH3( aq) + H3O+( aq)
Cl-( aq) + H2O(l) (tidak ada reaksi)
d.Garam dari asam lemah dan basa lemah
Baik kation maupun anion dari garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah terhidrolisis dalam air, sehingga disebut hidrolisis total.
Bila dilarutkan dalam air , mengalami hidrolisis yang agak kompleks. Hidrolisis kationnya mengakibatkan pembentukan basa lemah yang tak-berdiosiasi.
M+ + H2O ↔ MOH + H+
Sedang hidrolisis anionnya menghasilkan asam lemah itu:
A- + H2O ↔ HA + OH-
Ion-ion hidrogen dan hidroksil yang terbentuk dalam proses ini sebagian bergabung kembali membentuk air:
H+ + OH- ↔ H2O21
Dalam titrasi, larutan asam atau basa dibiarkan bereaksi sampai suatu titik di mana terjadi penetralan. Pada titik ekuivalen (titik setara), tak ada lagi kelebihan asam atau basa dalam larutan, melainkan hanya garam yang dihasilkan dari penetralannya. Apakah larutan garam ini asam, basa, atau netral, ditentukan oleh: apakah garam dapat terhidrolisis atau mengalami pengionan lebih lanjut.
Indikator asam-basa biasanya dibuat dalam bentuk larutan (dalam air, etanol, atau pelarut lain). Dalam titrasi asam-basa sejumlah kecil (beberapa tetes) larutan indikator ditambahkan ke dalam larutan yang sedang dititrasi. Indikator asam basa umumnya digunakan jika penentuan pH yang teliti tidak terlalu diperlukan.22

B.KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN
Dengan fokus kajian tentang Pengaruh mindset terhadap kreativitas siswa pada praktikum kimia semester II kelas XI IPA MAN yang penulis kaji ini, diharapkan bisa memberikan kontribusi positif bagi rekonstruksi dan revitalisasi pendidikan di madrasah sehingga memungkinkan bagi lembaga pendidikan untuk mengembangkan pembelajaran dan pendidik berbasis growth mindset dan pengembangan kreativitas siswa. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan
Hasil penelitian Jenifer A. Mangels, Brady Butterfield, Justin Lumb, Catherine Good, dan Carol S. Dweck yang berjudul “ Why do belief about intelligence influence learning success? A social cognitive neuroscience model”. Penelitian ini menyatakan bahwa mindset tentang intelegensi siswa-siswa dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap kesuksesan belajar mereka23 .
Dalam skripsi yang disusun oleh Ni’matul Fithriyah (3103017) pada tahun 2008 mahasiswa fakultas dengan judul “Hubungan antara tingkat kecerdasan (IQ) dengan kreativitas belajar PAI siswa kelas V SD Hj. Isriati Semarang”, dengan menggunakan metode survey. Di dalam skripsi ini dijelaskan bahwa adanya hubungan positif yang signifikan antara tingkat kecerdasan (IQ) secara bersama-sama dengan kreativitas belajar PAI pun meningkat, dalam skripsi ini dijelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kreativitas siswa adalah IQ.24
Pada penelitian yang di dilakukan terhadap 144 peneliti kreativitas, Robert J. Sternberg pakar psikologi mengatakan bahwa ketekunan dan daya tahan yang dihasilkan oleh orang dengan mindset berkembang akan menghasilkan kreativitas.25

C.PENGAJUAN HIPOTESIS
Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.26 Hipotesis ini juga diartikan sebagai suatu gambaran yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.27 Hipotesis kerja atau disebut juga dengan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis kerja menyatakan ada pengaruh antara variabel X (Mindset) terhadap varibel Y (Kreativitas Siswa), atau adanya perubahan antara dua kelompok.28
Jadi dari dua definisi mengenai hipotesa tersebut dapat ditarik sebuah pemaknaan, bahwa hipotesa adalah kesimpulan yang belum final dan harus dibuktikan kebenarannya. Sehubungan dengan teori tersebut, maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: ”Ada Pengaruh Mindset Terhadap Kreativitas Siswa pada Praktikum Kimia Semester II Kelas XI IPA MAN”.

No comments:

Post a Comment