Pages

June 15, 2010

bAb one

BAB I
PENDAHULUAN



A.Latar Belakang Masalah
Belajar sudah menjadi kebutuhan pokok pada masa kini. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini telah menyebabkan informasi dapat tersedia dalam jumlah yang tak terbatas dan dengan akses yang mudah. Hal ini menjadikan banyak perubahan serta perkembangan dari berbagai aspek kehidupan. Perubahan ini tentunya perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Kualitas yang demikian sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan terampil agar bisa bersaing secara terbuka di era global.
Sejak dikeluarkannya kurikulum KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) ternyata muncul suasana yang berbeda dalam iklim dunia pendidikan, setiap sekolah harus memahami dan mampu beradaptasi dengan kurikulum tersebut. Karena selama ini yang dihadapi siswa yang kebanyakan menyerap pendidikan dengan metode tradisional. Hal ini ditambah lagi dengan revisi KBK menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Walaupun muatan di dalamnya sama namun aplikasi dari KTSP membutuhkan sebuah usaha aktif dan kreatif dari guru. Untuk itu, guru harus bijaksana dalam menentukan suatu metode pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Suatu realita yang sering dijumpai di sekolah-sekolah, siswa selalu menerima banyak sekali beban pelajaran dalam setiap harinya. Terlebih di sekolah-sekolah yang menggunakan sistem full day school, sejak pukul 07.00 sampai pukul 15.30. Siswa menghabiskan separuh waktunya ada di sekolah. Hal itu dapat dibayangkan betapa banyak pengetahuan dan informasi yang diterima siswa-siswi setiap harinya.
Di hampir setiap pelajaran, kegiatan yang sering sekali dilakukan siswa ketika menerima pelajaran adalah mencatat. Umumnya siswa membuat catatan dalam bentuk tulisan panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga catatan terlihat sangat monoton dan membosankan. Dan ketika dilakukan ulangan atau mengerjakan soal latihan, siswa akan mengerahkan energi yang sangat besar untuk dapat mengingat dan menuliskan kembali catatan-catatan yang pernah dibuatnya. Tentu saja, hal tersebut merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan dan siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil saja materi yang diajarkan.
Selain itu, para siswa meskipun mendapatkan nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka tampak kurang mampu menerapkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap ke situasi yang lain. Para siswa memang memiliki sejumlah pengetahuan, namun banyak pengetahuan itu diterima dari guru sebagai informasi, sedangkan mereka sendiri tidak dibiasakan untuk mencoba menemukan sendiri pengetahuan atau informasi itu.
Ketika berlangsung proses belajar mengajar, nampak sebagian besar siswa belum belajar sewaktu guru mengajar. Selama proses pembelajaran itu pula, guru juga belum mampu memberdayakan seluruh potensi dirinya, sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu mempelajari fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan lainnya hanya pada tingkat ingatan, sehingga pengetahuan itu tidak bermakna dalam kehidupan sehari-hari atau cepat terlupakan.
Metode ceramah merupakan salah satu metode penyampaian informasi kepada siswa yang sering di gunakan oleh guru. Metode ini cukup mudah dilakukan dan kurang menuntut usaha yang terlalu banyak baik dari guru maupun siswa, akibatnya materi pelajaran yang di sampaikan kurang dipahami siswa. Siswa hanya dibiarkan duduk, mendengar, mencatat, menghafal dan tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif sehingga suasana kelas terasa membosankan. Metode pembelajaran ini dianggap mampu memberikan informasi yang lebih banyak sesuai dengan tuntutan kurikulum namun kurang memberikan konsep-konsep kimia yang telah disampaikan. Kurangnya pemahaman konsep kimia akan berakibat pada rendahnya hasil belajar kimia.
Pada bahan kajian pelajaran kimia kelas XI semester 2 materi kelarutan dan hasil kali kelarutan banyak terdapat perhitungan-perhitungan yang memerlukan penalaran logis. Siswa tentu akan merasa bosan jika pembelajarannya bersifat monoton, sehingga siswa tidak termotivasi untuk aktif mencari informasi sendiri. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak cukup hanya menggunakan metode ceramah, tetapi harus juga dikembangkan model pembelajaran yang membantu siswa untuk lebih menemukan dan memahami konsep-konsep sulit jika mereka saling mendiskusikan dengan temannya.
Mengingat besarnya pengaruh metode pembelajaran terhadap perolehan konsep dan ketrampilan siswa dalam memahami ilmu kimia, maka di perlukan suatu metode penyampaian materi yang memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep kimia. Salah satu pembelajaran yang dirasakan cocok untuk mempelajari kimia adalah dengan memadukan model pembelajaran dengan metode Mind Mapping dan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC).
Metode Mind Mapping adalah suatu metode pembelajaran yang ditujukan untuk membantu siswa dalam mempelajari sebuah konsep kimia agar mudah dipahami dengan cara meringkas secara sistematis. Mind Mapping sangat berguna untuk kegiatan mencatat, meringkas dan mengkaji ulang pelajaran.1 Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah salah satu model pembelajaran yang menggunakan tim-tim Cooperative untuk membantu para siswa dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran.2 Kegiatan ini meliputi presentasi dari guru, latihan tim, latihan independen, pra penilaian teman, latihan tambahan, dan tes.3 Para ahli memberikan beberapa alasan tentang penerapan pembelajaran kooperatif yang dikutip oleh Wina Sanjaya, sebagai berikut.
1.Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri;
2.Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berfikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan ketrampilan.4
Dari uraian di atas, maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester II MAN . Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”.

B.Identifikasi Masalah
Dari pemaparan masalah di atas, diidentifikasi masalah sebagai berikut.
1.Kimia merupakan salah satu ilmu yang umumnya tidak disukai oleh para siswa. Di benak para siswa, pelajaran kimia identik dengan rumus-rumus dan perhitungan-perhitungan rumit;
2.Pada umumnya guru menyampaikan pelajaran dengan metode konvensional (ceramah), sehingga saat pembelajaran siswa kurang aktif karena hanya duduk, dengar, dan mencatat semua penjelasan guru;
3.Catatan yang menjadi kegiatan utama siswa masih menggunakan cara tradisional, yakni bentuk tulisan linier panjang yang mencakup seluruh materi pelajaran, sehingga saat diadakan ulangan atau ujian, siswa membutuhkan banyak energi untuk mengingat apa yang pernah diajarkan guru..

C.Pembatasan Masalah
1.Mind Mapping
Mind Mapping disebut juga peta pikiran. Yakni suatu cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakkan pikiran-pikiran.5 Dalam kegiatan belajar, mind map berguna untuk mencatat (note-taking).6 Dalam skripsi ini, mind map adalah sebagai metode mencatat (note-taking).
2.Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC)
Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara kooperatif (kelompok). Langkah-langkah dalam pembelajarannya adalah: membentuk kelompok heterogen 4 orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.
3.Hasil Belajar
Hasil belajar dapat diartikan sebagai suatu hasil dari dari proses mengajar guru dan belajar siswa. Hasil belajar meliputi tiga aspek, yakni ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah psikomotorik.7 Dalam penelitian ini, hasil belajar yang digunakan oleh peneliti adalah hasil belajar ranah kognitif, dengan tidak mengesampingkan ranah afektif dan psikomotorik.
4.Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan salah satu materi pokok yang harus dipelajari oleh siswa SMA/ MA kelas XI IPA semester II. Materi ini terdiri dari:
a.Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
b.Pengaruh Ion Sejenis
c.Kelarutan dan pH
d.Reaksi Pengendapan

D.Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pengaruh penggunaan metode Mind Mapping dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC terhadap hasil belajar siswa kelas XI MAN . pada materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan?”

E.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.Memberikan gambaran kepada guru tentang pembelajaran metode Mind Mapping dengan model pembelajaran tipe CIRC terhadap hasil belajar siswa kelas XI MAN . pada;
2.Memudahkan siswa dalam mempelajari dan memahami konsep-konsep kimia materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan melalui pengalaman nyata dalam pembelajaran.

No comments:

Post a Comment