SIRUP LIDAH BUAYA
Suwahono, S. Pd, Arif Fadholi W. A, Najiullah
Jurusan Tadris Kimia, Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
ABSTRAK
Sejalan dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan perubahan gaya hidup, tuntutan konsumen terhadap bahan pangan tidak hanya terbatas sebagai sumber zat gizi tetapi juga mampu memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh. Fenomena tersebut melahirkan apa yang disebut pangan fungsional, yaitu pangan yang mengandung komponen aktif yang mempunyai fungsi fisiologis dan digunakan untuk pencegahan atau penyembuhan penyakit atau untuk mencapai kesehatan yang optimal. Tanaman rempah dan obat sudah lama dikenal banyak mengandung senyawa fitokimia yang bermanfaat dalam pencegahan maupun pengobatan penyakit. Berbagai penelitian telah membuktikan manfaat dalam tanaman rempah dan obat seperti jahe (Zingiber officinale Roscoe), kunyit (Curcuma domestica), temu lawak (Curcuma xanthorrhiza), lidah buaya (Aloe vera), mengkudu (Morinda citrifolia), kayu secang (Caesalpinia sappan Linn.), dan pala (Myristica fragrans). Lidah buaya merupakan tanaman yang banyak manfaatnya terutama untuk obat - obatan dan kesehatan. Selain itu pemanfaatan lidah buaya yang lain yaitu pembuatan sirup dari kemasan lidah buaya. Pembuatan sirup ini biasanya memanfaatkan gel lidah buaya. Yang ditambahkan dengan Na – Benzoat dan CMC lalu larutan gula, kemudian campuran tadi dipanaskan sampai mendidih. Dinginkan dan sirup lidah buaya siap dinikmati.
Kata Kunci: Pangan & Kesehatan, Lidah Buaya, CMC, dan Na – Benzoat.
PENDAHULUAN
Lidah buaya (Aloe vera) dikenal sebagai tanaman yang memiliki banyak khasiat. Tanaman ini tergolong ke dalam suku Liliaceae. Pemanfaatan lidah buaya semakin lama semakin berkembang. Dahulu lidah buaya dikenal sebagai obat penyubur rambut, penyembuh luka, perawatan kulit, bahan baku industri farmasi dan kosmetika, bahan makanan dan minuman kesehatan.
Tanaman lidah buaya (Aloe vera) dewasa ini merupakan salah satu komoditas pertanian daerah tropis yang mempunyai peluang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai usaha agribisnis dengan prospek yang cukup menjanjikan. Hal tersebut mengingat potensi sumber daya alam Indonesia yang telah terbukti sangat sesuai untuk budidaya tanaman lidah buaya, yaitu seperti yang telah ditunjukkan dari pengalaman budidaya tanaman tersebut di berbagai daerah terutama di pulau Jawa dan Kalimantan. Budidaya lidah buaya di Kota Pontianak Propinsi Kalimantan Barat mampu menghasilkan produksi 8.000 kg/ha, dengan bagian pelepah yang dipanen dapat mencapai 1,5 kg per pelepah dan panjang pelepah mencapai 70 cm.
Beberapa keunggulan komparatif dari tanaman lidah buaya antara lain pemeliharaannya yang relatif mudah, produksi relatif lebih tahan lama dari pada produk hortikultura lainnya (tidak mudah busuk) dan gangguan hama/penyakit relatif kecil. Prospek pengusahaan tanaman ini juga ditun-jang dengan kenyataan bukti-bukti manfaat dan kegunaan lidah buaya yang sangat luas serta permintaan pasar yang cukup besar terhadap komoditas tersebut.
Di dalam lidah buaya terdapat banyak kandungan zat gizi yang diperlukan tubuh dengan lengkap,diantaranya yaitu vitamin A, B, B2, B3,B12, C, E, choline, inositol, dan asam folat. Selain vitamin dalam lidah buaya juga terdapat mineral makro dan mikro yaitu kalsium (Ca), magnesium (Mg), potassium (K), sodium (Na), besi (Fe), zinc (Zn), dan kromiun (Cr). Di dalam lidah buaya juga terdapat berbagai macam enzim diantaranya amilse, ktalase, carboxypeptidase, bradykinase. Selain itu lidah buaya mengandung Asam Amino yaitu Arginine, Asparagin, Asparatic Acid, Analine, Serine, Valine, Glutamat, Threonine, Glycine, Lycine, Yrozine, Proline, Histidine, Leucine, dan Isoliucine. Beberapa unsur vitamin dan mineral tersebut dapat berfungsi sebagai pembentuk antioksidan alami. Antioksidan ini yang berfungsi untuk mencegah datangnya berbagai penyakit. Unsur-unsur yang ditemukan pada daun lidah buaya menunjukan adanya hubungan yang saling sinergis dalam mempertahankan antioksidan dalam tubuh. Sebagai alternatif menyembuhkan penyakit kanker Lidah Buaya berfungsi menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pencegahan penyakit kanker, sehingga dapat menghambat penyebaran penyakit kanker secara alami.
Berdasarkan hal tersebut maka pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan sirup lidah buaya.
METODOLOGI
Alat & Bahan
1. Alat
- Blender
- Kompor
- Panci
- Pisau
- Baskom
- Botol
- Saringan
- Sendok
2. Bahan
- Lidah Buaya
- Air
- Gula Pasir
- Garam
- CMC
- Na – Benzoat
Cara Kerja
Adapun langkah - langkah yang dilakukan pada pembuatan sirup lidah buaya adalah :
1. Menyiapkan lidah buaya dan larutan gula
2. Daun lidah buaya yang berbentuk seperti tombak itu dipotong - potong , untuk memudahkan pengupasan ukuran pemotongan sebaiknya 3 x 3, pengukuran semacam ini akan memudahkan pembersih dan pengupasan gel sehingga benar - benar terpisah dari kulit luarnya.
3. Direndam dengan air garam supaya bagian lendir yang dihasilkan lebih steril
4. Cuci gel tersebut dengan air hingga bersih
5. Dilakukan blansing / pengukuran sekitar 5 menit
6. Keluarkan gel tadi dan aduk hingga tercerai berai ( dilakukan dengan blender ) yang bertujuan serat - serat yang ada
7. Gel hasil blenderan tadi disaring supaya larutan dari ampas yang berupa serat - serat tipis dan kecil dapat terseleksi
8. Lalu tambahkan Na – Benzoat dan CMC perbandingannya 1 : 5.
9. Tambahkan gula supaya manis. Larutan gula tersebut dapat dibuat dengan merebus gula pasir yang dicampur dengan air secukupnya
10. Campurkan larutan gula yang telah direbus tadi dengan gel lidah buaya yang telah dipisahkan dari ampasnya. Perbandingannya adalah jika gelnya 100 cc maka larutan gula sebaiknya 75 cc
11. Campuran tadi diletakkan diatas api hingga mendidih
12. Dinginkan dan sirup lidah buaya siap dinikmati
Hasil Penelitian
No Penelitian ke - Hasil Keterangan
1 Pertama Negatif (-) Gagal karena waktu dipanaskan tidak ditambah dengan larutan gula dan tidak diaduk
2 Kedua Positif (+) Sukses karena sirup lidah buayanya jadi
Jadi pada penelitian kali ini peneliti melakukan percobaan sebanyak dua kali yang pertama gagal karena pada waktu dipanaskan tidak ditambah dengan larutan gula dan tidak diaduk sampai rata. Sehingga tidak menghasilkan sirup akan tetapi menghasilkan bau yang gosong. Sedangkan pada percobaan kedua berhasil karena pada waktu penambahan Na – Benzoat dan CMC mempunyai perbaandingan 1 : 5. Dan juga perbandingan dari gel lidah buaya 100 cc dan larutan gula 75 cc. Lalu waktu dipanaskan ditambahkan larutan gula dan juga diaduk saampai rata sehingga tidak ada yang terlewatkan. Sirup lidah buaya berwarna bening kehijauan.
PEMBAHASAN
Lidah buaya telah lama dijuluki sebagai medical plant ( tanaman obat ) atau master healing plant (tanaman penyembuh utama). Tumbuhan ini menyerupai kaktus, daunnya meruncing berbentuk taji, bagian dalamnya bening, bersifat getas dengan tepi bergerigi. Nama latin dari lidah buaya adalah Aloe Vera, tergolong kedalam suku Liliaceae. Aloe berarti senyawa pahit yang bersinar. Eksudat ( getah ) tanaman ini pahit rasanya, tetapi dapat digunakan sebagai obat penyembuh pada berbagai penyakit kulit. Pada awalnya lidah buaya tumbuh liar ditempat berudara panas. Karena bentuknya yang unik , kemudian juga ditanam dipot dan pekarangan rumah sebagai tanaman hias belakangan ini lidah buaya dibudidayakan secara besar-besaran untuk tujuan industri, baik industri pangan maupun non pangan. Cara menanamnya pun cukup mudah, hanya dengan memisahkan tunas dari batang daun induknya. lidah buaya dapat tumbuh subur hamper disetiap benua, terutama didaerah beriklim panas, seperti Indonesia. Diperkirakan lebih dari 350 spesies lidah buaya yang tersebar diseluruh penjuru dunia.
Dewasa ini lidah buaya menjadi salah satu komiditas pertanian yang mempunyai peluang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai usaha agribisnis. Beberapa daerah di pulau Jawa dan Kalimantan telah membuktikan keberhasilan produksi lidah buaya. Budi daya lidah buaya di Pontianak ( Kalimantan Barat ) mampu menghasilkan produksi 8.000 kg/ha dengan berat pelepah mencapai 1,5 kg dan panjang 70 cm. Potensi wilayah pertanaman lidah buaya di Kalimantan Barat kurang lebih seluas 20.000 ha, setara dengan produksi kira-kira 200.000 ton daun segar lidah buaya per bulan.
Komposisi kimia daun lidah buaya per 100 g.
Komponen Satuan Lidah buaya
Air % 95,42
Abu % 0,18
Protein % 0,22
Lemak % 0,01
Serat kasar % 0,12
Karbohidrat % 0,07
Energi kal 92,20
Bagian-bagian dari tanaman lidah buaya yang umum dimanfaatkan adalah: a). daun yang dapat dimanfaatkan langsung, baik secara tradisional maupun dalam bentuk ekstrak, b). eksudat ( getah daun yang keluar bila dipotong; berasa pahit dan kental ) , secara tradisional biasanya digunakan langsung untuk pemeliharaan rambut, penyembuh luka, dan sebagainya, c). gel ( bagian berlendir yang diperoleh dengan menyayat dalam daun setelah eksudat dikeluaran ), bersifat mendinginkan dan mudah rusak karena oksidasi, sehingga dibutuhkan proses pengolahan lebih lanjut agar diperoleh gel yang stabil dan tahan lama. Gel lidah buaya mengandung karbohidrat tercerna, sehingga dapat digunakan sebagai minuman diet. Gel lidah buaya tersusun oleh 96 persen air dan 4 persen padatan yang terdiri dari 75 komponen senyawa berkhasiat. Khasiat hebat yang dimiliki Aloe Vera sangat terkait dengan ke - 75 komponen tersebut secara sinergis.
Pertama, siapkan daun lidah buaya dan larutan gula. Daun yang masih berbentuk seperti tombak itu kemudian dipotong– potong. Untuk memudahkan pengupasan, ukuran pemotongannya sebaiknya sekitar 3 cm x 3 cm. Pengukuran semacam ini akan memudahkan pembersihan dan pengupasan gel sehingga benar-benar terpisah dari kulit luarnya.
Selanjutnya, karena tumbuhan ini biasa hidup di alam terbuka, sebaiknya direndam dulu dengan air garam supaya bagian lendir yang dihasilkan lebih steril. Setelah itu, cuci gel tersebut dengan air hingga bersih. Langkah selanjutnya adalah blansing atau pengukusan. Waktu blansing, dianjurkan jangan terlalu lama, cukup lima menit. Setelah itu, keluarkan gel tadi kemudian aduk hingga tercerai berai. Pengadukan dapat juga dilakukan dengan blender. Proses pengadukan ini bertujuan untuk mengahancurkan serat-serat yang ada. Kemudian, gel hasil blenderan tadi disaring supaya larutan dari ampas yang berupa serat-serat tipis dan kecil itu dapat terseleksi. Namanya juga sirup, agar semakin nikmat dapat diberikan rasa manis. Untuk membuat larutan ini dapat dilakukan dengan cara merebus gula pasir yang dicampur air secukupnya. Setelah itu, campurkan larutan gula yang telah direbus tersebut dengan gel lidah buaya yang telah dipisah dari ampasnya. Dalam proses pencampuran ini, dipakai perbandingan sendiri. Misalnya saja jika menggunakan larutan gel sebanyak 100 cc, maka larutan gula sebaiknya hanya sebanyak 75 cc. Setelah itu, campuran tadi kemudian diletakkan di atas api hingga mendidih. Jika sudah, dinginkan dan sirup lidah buaya sudah dapat dinikmati.
Hasil analisis kandungan asam amino gel lidah buaya :
No. Asam amino μg/g
1 Lisin 8,27
2 Histidin 5,92
3 Arginin 4,81
4 Asam Aspartat 14,37
5 Treonin 5,68
6 Asam glutamat 6,35
7 Serin 14,27
8 Glisin 7,80
9 Alannin 1,09
10 Sistin 0,02
11 Valin 6,85
12 Metionin 1,83
13 Isoleusin 3,72
14 Tirosin 3,24
15 Fenilalanin 4,47
16 Leusin 8,53
17 Prolin 0,07
Lidah Buaya mempunyai kandungan zat gizi yang diperlukan tubuh dengan cukup lengkap, yaitu vitamin A, B1, B2, B3, b12, C, E, Choline, Inositol dan asam folat. Kandungan mineralnya antara lain terdiri dari : kalsium (Ca), magnesium (Mg), potassium (K), sodium (Na), besi (Fe), zinc (Zn), dan kromium (Cr). Beberapa unsur vitamin dan mineral tersebut dapat berfungsi sebagai pembentuk antioksidan alami, seperti vitamin C, vitamin E, vitamin A, magnesium dan zinc. Antioksidan ini berguna untuk mencegah penuaan dini, serangan jantung, dan berbagai penyakit degeneratif. Daun lidah buaya segar mengandung enzim amilase, selulosa, carboxypeptidase, dll. Selain itu, lidah buaya juga mengandung sejumlah asam amino arginin, asparagin, asam aspartat, alanin, serin. valin, glutamate, treonin, glisin, lisin, prolin, hisudin, leusin, dan isoleusin.
Gel lidah buaya memiliki aktivitas sebagai anti bakteris, anti jamur, meningkatkan aliran darah kedaerah yang terluka, dan menstimulasi fibroblast, yaitu sel - sel kulit yang bertanggung jawab untuk penyembuhan luka. Publikasi pada American Podiatric Medical Association menunjukan bahwa pemberian gel Aloe pada hewan percobaan, baik dengan cara diminum maupun dioleskan pada permukaan kulit, dapat mempercepat penyembuhan luka. Pemberian gel Aloe secara oral (diminum) sebanyak 100 mg/kilogram berat badan selama dua bulan dapat mengurangi ukuran luka sebanyak 62 persen, dibandingkan 51 persen pada kelompok kontrolnya (tanpa pemberian gel). Pengolesan krim yang mengandung 25 persen gel Aloe pada permukaan luka selama enam hari dapat mengurangi ukuran luka sebesar 51 persen dibandingkan 33 persen pada kelompok kontrolnya. Publikasi pada Journal of Dermatologic Surgery dan Oncology juga menunjukan bahwa lidah buaya dapat mempercepat penyembuhan pasca operasi. Gel lidah buaya juga dapat digunakan untuk campuran krim facial penyembuh jerawat, 72 jam lebih cepat dibandingkan kelompok tanpa lidah buaya. Lidah buaya juga dapat digunakan untuk mencgah kerusakan kulit akibat sinar X. Penelitian dari Hoshi University jepang menunjukan lidah buaya mengandung senyawa antioksidan yang mampu menyingkirkan radikal bebas akibat radiasi, serta melindungi dua komponen penyembuh luka yang secara alami ada didalam tubuh, yaitu superoksida dismutase (enzim antoksidan) dan glutation (asam amino yang menstimulasi sistem kekebalan tubuh). Penelitian lain juga menunjukan bahwa pemberian 0,5 persen ekstrak lidah buaya ke dalam krim campuran minyak dan mineral dapat menyembuhkan penyakit psoriasis (sejenis penyakit kulit).
Lidah buaya merupakan tanaman yang banyak manfaatnya terutama untuk obat - obatan dan kesehatan. Selain itu pemanfaatan lidah buaya yang lain yaitu pembuatan sirup dari kemasan lidah buaya. Pembuatan sirup ini biasanya memanfaatkan gel lidah buaya. Sirup dari bahan lidah buaya berbeda dengan sirup - sirup lain. Sirup dari lidah buaya banyak memiliki kekurangan . Gel lidah buaya yang menjadi bahan pembuatan sirup ini memiliki sifat mudah teroksidasi dan terkontaminasi oleh bakteri ketika terjadi kontak dengan oksigen. Pada kontak ini akan menyebabkan kerusakan bagi zat yang terkandung dalam gel lidah buaya. Kerusaka zat ini disebabkan karena saat terjadinya kontak tersebut terjadi pengaktifan enzim oksidasi. Aktifnya enzim oksidasi inilah yang kemudian menyebabkan zat yang ada dalam gel tersebut kehilangan elektron - elektronnya. Secara fisik, rusaknya zat tersebut dapat terlihat dari perubahan warna sirup lidah buaya yang menjadi kuning kecoklatan.
Biasanya untuk memperpanjang jangka waktu pemakaiannya, biasanya dalam pembuatan sirup ini dicampurkan pengawet. Pengawet yang dapat digunakan pun bermacam - macam. Mulai dari pengawet alami hingga buatan. Untuk penggunaan pengawet bahan kimia biasanya digunakan asam benzoat. Namun karena minuman ini diperuntukan untuk kesehatan, sebaiknya menggunakan pengawet alami. Untuk pembuatan pengawet alamai ini caranya mudah. Campurkan saja asam jawa dan air ke dalam wadah untuk mendapatkan larutan dengan perbandingan 87 : 1 liter. Setelah itu, rebus campuran asam jawa tersebut hingga mendidih dan endapkan selama 12 jam. Setelah waktu cukup, buang endapan campuran asam tadi. Kemudian pisahkan larutan yang tersisa dengan cara menyaringnya. Air larutan ini kemudian direbus bersama gula pasir dan gel tadi. Akhirnya, sirup lidah buaya akan dapat bertahan selama beberapa hari.
Keuntungan yang diperoleh jika menggunakan pengawet alami, selain lebih kecil resikonya, juga lebih ekonomis. Memang dengan cara alami jumlah asam yang dibutuhkan banyak, namun asam bukanlah barang yang sulit ditemui dan mahal. Pemanfaatan lidah buaya sebagai bahan obat - obatan bukan baru mulai baru - baru ini. Tanaman ini sudah diyakini sebagai bahan dasar dalam membuat obat-obatan sejak tahun 1750 SM.
Kesimpulan
Lidah buaya sebagai komoditi tanaman obat cukup besar manfaatnya mampu memberikan lapangan kerja dibidang pertanian, perdagangan dan industri serta meningkatkan pendapatan petani. Untuk pemanfaatan lidah buaya yang beragam dibidang kesehatan dan kosmetika saat ini, perlu diupayakan peningkatan produksi dengan memperbaiki teknologi budidaya serta diversifikasi produknya. Teknologi budidaya dengan dukungan lahan yang sesuai untuk pengembangannya akan lebih terhindar dari kemungkinan kegagalan, terutama kemungkinan serangan hama dan penyakit. Selain itu teknologi yang digunakan akan efisien meningkatnya hasil lidah buaya secara langsung menyebabkan bahan baku akan lebih tersedia dan akan mendukung diversifikasi produk.
Lidah buaya mempunyai kandungan nutrisi yang cukup lengkap antara lain vitamin A, B1, B2, B3, B21, C, E dan kandungan Choline, Inositol, dan Folic acid. Sedangkan kandungan mineralnya antara lain Calcium, Magnesium, Potassium, Sodium, Iron, Zinc, dan Chromium. Enzim yang terkandung dalam lidah buaya antara lain Amylase, Catalase, Cellulose, Carboxypeptidase, Carboxyhelolase, dan Brandykinase. Selain itu lidah buaya mengandung Asam Amino yaitu Arginine, Asparagin, Asparatic Acid, Analine, Serine, Valine, Glutamat, Threonine, Glycine, Lycine, Yrozine, Proline, Histidine, Leucine, dan Isoliucine.
Saran
Penelitian memang tidaklah mudah jadi pada penelitian kali ini peneliti melakukan percobaan sebanyak dua kali karena percobaan pertama gagal oleh karena itu dilakukan percobaan yang kedua. Peneliti memberikan saran kepada peneliti lain supaya jangan menyerah sebelum berhasil karena kegagalan adalah awal dari keberhasilan itulah prinsip dari peneliti. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi Wisnu, Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, Jakarta : Bumi Aksara, 2006
Christina Winarti dan Nanan Nurdjanah, “Peluang Tanaman Rempah dan Obat
Sebagai Sumber Pangan Fungsional” Jurnal Litbang Pertanian, 24(2), 2005
http://forum.tabloidnova.com/showthread.php?t=4077
http://inggil.multiply.com/journal/item/1
http://pasti.itgo.com/tabloid/edisi23/pernik.htm
http://ucind.multiply.com/journal/item/4/Resep_Minuman
http://www.balittro.go.id/index.php?pg=pustaka&child=tro&page=lihat&tid=6&id=18
http://www.freewebs.com/rusi/lidahbuaya.htm
http://www.jogjamedianet.com
http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/p3242051.pdf
http://www.pati.itgo.com/tabloid/edisi 23/pernik.htm
Taryono dan Rosihan Rosman, “Teknologi Budidaya dan Diversifikasi Produk Lidah Buaya” Jurnal Perkembangan Teknologi TRO VOL. XV, No. 1, 2003
Winarno, Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2002
No comments:
Post a Comment